Opini
Investasi Hijau Sumbar, Solusi atau Jebakan?
TanahRibathMedia.Com—Salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat adalah mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai kebijakan yang berorientasi pada pengelolaan sumber daya alam secara lestari, transisi energi, serta pembangunan hijau. Sebagai realisasinya, Pemerintah Sumatera Barat menargetkan investasi hijau sebesar Rp120 triliun demi mewujudkan Green Province pada 2026. Program ini difokuskan pada pengembangan energi terbarukan, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) oleh PT Supreme Energy Muara Laboh dan PT Medco (Padangkita, 8-8-2025).
Namun, di balik narasi lingkungan tersebut, tampak jelas bahwa isu “hijau” sering kali dijadikan pintu masuk untuk mendatangkan modal asing. Pengalaman menunjukkan bahwa investasi semacam ini lebih banyak memperkaya korporasi global, meski selalu dikemas dengan dalih demi kesejahteraan rakyat. Skema investasi hijau juga kerap dibarengi regulasi yang rumit, beban utang baru, bahkan berakhir pada alih kepemilikan sumber daya alam, yang sejatinya milik rakyat, kepada swasta.
Inilah bentuk neoimperialisme dalam penjajahan ekonomi. Kapitalisme global membungkus ekspansi modalnya dengan jargon peduli lingkungan. Padahal hakikatnya, energi dan sumber daya strategis justru semakin jauh dari kendali rakyat dan negara.
Islam memandang energi sebagai milik umum, bukan komoditas investasi. Negara berkewajiban mengelolanya secara mandiri, dan hasilnya harus dikembalikan untuk kepentingan publik, bukan keuntungan sepihak. Dengan cara ini, transformasi menuju energi bersih tetap dapat dilakukan tanpa terjerat utang maupun dominasi kapitalis. Hasil akhirnya, kesejahteraan masyarakat secara per individu dapat diwujudkan melalui penerapan sistem Islam.
Maka, jalan “Green Province” sejati bukanlah melalui jebakan investasi hijau, melainkan melalui pengelolaan sumber daya yang berdaulat dan berkeadilan sebagaimana diajarkan Islam. Hanya sistem Islam yang mampu menghadirkan rahmat bagi seluruh alam, menundukkan hawa nafsu dengan ketaatan, dan membangun kekuasaan berlandaskan keimanan yang sadar akan adanya pertanggungjawaban di dunia dan akhirat.
Wallahu a’lam bishawab.
Ai Qurotul Ain
(Pemerhati Kebijakan Publik)
Via
Opini
Posting Komentar