Opini
Gaya Hidup Liberal Dibalik Kasus Si Tukang Jagal
Oleh: Ummu Hamzah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sadis, kasus mutilasi di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur menggemparkan publik setelah polisi menemukan puluhan potongan tubuh korban di jalur tersebut.
Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustrato mengatakan, pelaku AM (24) dan korban TAS (25) merupakan sepasang kekasih yang menjalin hubungan selama empat tahun dan tinggal bersama di sebuah kos kawasan Lidah Wetan, Surabaya tanpa ikatan pernikahan.
Menurut keterangan pelaku, pembunuhan sekaligus tindakan mutilasi dilakukan pada dini hari, 31 Agustus 2025 bertempat di rumah kos. Pelaku juga mengakui bahwa dirinya sempat menjadi tukang jagal hewan, sehingga memudahkannya melakukan aksi tersebut.
“Adapun yang melatarbelakangi dia melakukan hal tersebut adalah kekesalan yang berlebihan dengan omelan seorang korban dengan tuntutan ekonomi yang tentunya semua ini diawali dari kehidupan suami istri yang belum sah sehingga berlarut-larut sampai dengan peristiwa yang terjadi,” kata Ihram.
Akibat perbuatannya, AM dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup (CNNIndonesia, 8-9-2025).
Hidup Bebas Tanpa Ikatan yang Jelas
Mungkin banyak orang yang merasa kesal dengan si pelaku yang tega membunuh sekaligus memutilasi tubuh korban. Tapi sebenarnya ada hal yang lebih mengejutkan dari kasus ini. Ya, mereka menjalin hubungan dan tinggal bersama selama 4 tahun tanpa ikatan yang sah (sumber lain mengatakan 5 tahun). Tidak menikah tapi tinggal bersama menjalani kehidupan layaknya suami istri. Gen z bilang itu living together, tapi orang jaman dulu menyebutnya kumpul kebo. Beda istilah tapi faktanya sama saja. Lebih parahnya lagi, saat ini living together malah menjadi tren di kalangan pemuda.
Hal ini tidak lepas dari gaya hidup liberal yang menjangkiti mereka. Hidup bebas tanpa batas dan menganggap bahwa semua yang mereka lakukan adalah hak asasi mereka sebagai manusia. Sekalipun apa yang mereka lakukan lebih mirip ke perilaku binatang, bukan manusia. Asal suka sama suka, langsung gas. Di saat nafsu menguasai diri, hilang rasa malu, yang ada hanya kata 'mau'.
Buah dari Sistem yang Gagal
Pacaran sampai berani tinggal bersama dengan si pacar tampaknya sudah menjadi hal yang biasa. Faktor ekonomi dan hubungan ‘toxic’ yang terjalin di antara merekalah yang menjadi penyebab. Sekalipun si pacar tempramen dan suka kasar, tapi nyatanya hubungan itu tetap berlangsung. Katanya sudah terlanjur cinta sampai harga diri pun rela diambilnya. Nauzubillah.
Liberalisme benar-benar sukses menghancurkan kehidupan dan masa depan generasi, khususnya generasi muslim. Paham kebebasan yang disebarkan dengan begitu halus oleh musuh Islam, sehingga kaum muslim menerimanya dengan senang hati. Alhasil mereka tak peduli halal haram, bagi mereka aturan Islam hanya akan mengganggu dan menghambat kebebasan mereka dalam berbuat. Muslim tapi tak mau diatur oleh Islam. Inilah fakta kehidupan di negara sekuler.
Negara yang menerapkan sistem kapitalisme liberal dengan sekularisme yang menjadi asasnya terbukti gagal dalam melindungi nyawa manusia. Kasus pacaran dan pergaulan bebas yang berujung pada tindakan kriminal ini tentu bukan yang pertama kali. Bahkan bisa dikatakan kasus-kasus semacam ini sudah terjadi berulang kali. Penyebabnya kompleks, mulai dari keimanan yang semakin terkikis oleh adanya paham sesat liberalisme. Kurangnya kontrol masyarakat terhadap setiap kemaksiatan yang berlaku di lingkungan. Serta tidak adanya aturan syar'i tentang pergaulan yang diterapkan oleh negara.
Tidak cukup sampai di situ, negara kapitalisme liberal juga tidak peduli dengan moral generasi yang semakin rusak. Terbukti dengan adanya konten-konten pornografi di media sosial yang sampai saat ini masih bisa diakses dengan mudah oleh siapapun, baik muda maupun tua. Itupun belum termasuk konten sampah lain yang juga ikut andil dalam merusak moral dan akal generasi muda.
Bagaimana Pandangan Islam?
Pembunuhan apalagi mutilasi adalah tindakan kriminal yang sangat kejam. Tapi menormalisasi hubungan ‘toxic’ seperti ‘living together’ juga merupakan perbuatan yang salah. Jelas, hal ini bertentangan dengan perintah Allah Swt..
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢
Artinya: "Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk" (Q.S Al Isra : 32)
Allah melarang kita untuk mendekati segala perbuatan yang mengarah pada zina, seperti pacaran dan ‘living together’. Mendekatinya saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan perbuatan tersebut. Selanjutnya Allah juga menyampaikan bahwa zina merupakan perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. Jangan sampai malah dinormalisasi. Jika hal itu terjadi, maka tunggulah sampai keburukan menjadi jalan akhir dari kisah mereka.
Sungguh Allah Swt. Maha Benar atas segala aturan yang diperintahkannya. Semua Allah berikan untuk kebaikan kita. Maka seharusnya kaum muslimin tunduk terhadap seluruh aturan yang berasal dari Allah Swt., baik pada level individu, masyarakat, maupun negara.
Jika pada level individu saja kita bisa merasakan kebaikan serta keberkahan ketika menjalankan syari'at Allah, apalagi jika ketaatan ini dijalankan secara kaffah sampai ke level negara. Tentu kebaikan dan keberkahan akan senantiasa menyelimuti alam semesta. Inilah yang menjadi cita-cita terbesar umat Islam. Hidup di bawah naungan negara khilafah Islamiyyah.
Wallahu'alam.
Via
Opini
Posting Komentar