Puisi
Teriakan Rakyat di Bawah Kapitalisme
Oleh: Nabila Zidane
TanahRibathMedia.Com—Teriakan rakyat pecah di jalan raya
Asap pabrik mencekik napas yang tersisa
Perut kosong, mata kosong tanpa daya
Penguasa tertawa di kursi megahnya
Korporat menari di atas tulang-tulang rapuh
Menggenggam emas hasil peluh jelata
Jerit buruh bagai angin yang tak terdengar gaduh
Sementara pesta mewah terus menggema
Lumbung negeri penuh, tapi rakyat lapar
Sawah dijual, SDA dikuasai pemodal
Harta mengalir ke kantong para penguasa liar
Rakyat dipaksa tunduk pada hukum kapital
Janji demokrasi hanyalah ilusi murahan
Kursi empuk dibeli dengan uang haram
Rakyat jadi pion dalam bidak kekuasaan
Hukum tajam ke bawah, tumpul ke kaum mapan
Di meja pejabat terhidang tawa dan anggur
Sementara di gang, bayi menangis kelaparan
Rakyat berpeluh, hidup jadi getir dan hancur
Kejujuran mati, keadilan tinggal impian
Kita berdiri di batas kesabaran
Saat nurani diperdagangkan di pasar malam
Suara hati memanggil seruan perjuangan
Tumbangkan sistem zalim, jangan lagi diam!
Khilafah datang bukan sekadar kata
Ia janji Rabb, ia hukum yang mulia
Bukan utopia, tapi syariat yang nyata
Membawa keadilan, rakyat sejahtera
Tak ada rakyat kelaparan saat zakat dibagi
Mencegah pejabat korupsi saat menjabat amanah suci
Hak dihormati, hukum tegak tanpa pandang status tinggi
Bumi pun makmur, langit turunkan rahmat murni
Wahai para penguasa yang lalai dan pongah
Dengarlah jerit dari rakyat yang kau tinggalkan
Satu hari kelak tirani ini kan rebah
Diganti cahaya hukum Tuhan yang ditinggikan
Saat itu bumi tersenyum, langit pun ikut bersuara
Hilang segala derita, musnah segala ngeri
Khilafah membawa damai, sejahtera bagi manusia
Janji Allah pasti nyata dan kemenangan sudah pasti
Via
Puisi
Posting Komentar