IBRAH
Karena Kamu adalah Amanahku
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
TanahRibathMedia.Com—Punya anak perempuan itu rasanya campur aduk. Katanya, “lebih gampang punya anak laki-laki,” karena gak ribet urusan pakaian. Lah, bener juga sih. Anak laki-laki paling ribet cuma rebutan bola, rebutan pedang-pedangan, sama rebutan lauk ayam. Tapi begitu Allah kasih aku anak perempuan, wow, level tanggung jawabnya auto naik kayak naik tangga darurat pas kebakaran.
Sejak usia seminggu, anakku sudah aku pakaikan jilbab bayi kalau keluar rumah. Bukan karena lebay, tapi ya memang tanggung jawab. “Kasihan masih kecil, panas nanti rewel,” kata tetangga. “Ibumu fanatik banget,” kata teman-teman. Tapi… alhamdulillah anakku santai. Nggak rewel, nggak ruam, malah sering ketiduran di gendongan. Kayaknya cuma orang-orang di luar sana yang heboh, kitanya mah adem ayem.
Pas SD dia sudah pakai kerudung besar. Lagi-lagi, orang-orang nyinyir. “Lho, kok kecil-kecil sudah kayak ustazah?” Padahal anaknya sendiri enjoy, mainnya tetap lari-larian, main bola bareng kakak laki-lakinya, bahkan bisa main pedang-pedangan sambil jilbaban.
Aku sih mikirnya gini, pakaian syar’i itu bukan beban, tapi pembiasaan. Kalau dari kecil sudah biasa, pas baligh nanti gak perlu drama telenovela, “Mah, aku belum siap kerudungan, please…”
Sebagai orang tua, kita punya amanah gede. Nabi saw bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Termasuk aku, yang jadi “Wakil Presiden” kecil di rumah. Anak perempuan itu amanah, auratnya amanah, akidahnya amanah. Allah bahkan sudah wanti-wanti dalam Al-Qur’an,
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”. (TQS. At-Tahrim: 6)
Kata Imam Ibn Katsir, ayat ini maksudnya: ajarkan anakmu ketaatan, larang mereka dari maksiat. Jika mereka menyimpang, tegur dengan cara yang benar, karena tanggung jawab orang tua itu wajib.
Sekarang bayangin kalau orang tua cuek. Hadis Nabi saw. mengingatkan:
“Cukup dosa bagi seseorang jika ia menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Bahkan ada ancaman ngeri buat orang tua yang gak ngajarin anaknya menutup aurat. Imam Al-Ghazali menjelaskan, kalau anak dibiarkan maksiat tanpa diarahkan, dosa anak bisa ngalir ke orang tua sampai hari kiamat. Serem, kan? Jangan sampai di akhirat nanti kita dikejar anak sendiri: “Mah, kenapa dulu aku dibiarkan buka aurat?”
Tapi jangan takut. Ada kabar gembira juga. Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan lalu ia bersabar, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, siapa yang nggak mau punya penghalang neraka gratis?
Jadi, kalau ada yang bilang aku fanatik, ya monggo. Mereka kan gak ikut tanggung jawab di akhirat. Aku gak peduli nyinyiran mereka, karena kamu adalah amanahku, bukan amanah mereka. Yang aku pikirin cuma satu, yaitu bagaimana nanti kamu berdiri di hadapan Allah dengan selamat.
Mau dibilang lebay? Silakan. Mau dibilang sok suci? Monggo. Yang penting, aku bukan orang tua yang kalah sama komentar netizen. Karena mendidik anak perempuan itu kayak nanam pohon kurma, lama berbuah, butuh sabar, tapi kalau berbuah, manisnya tahan lama, sampai akhirat pun masih bisa panen pahala.
Via
IBRAH
Posting Komentar