Opini
One Piece Cermin Ketidakadilan di Negeri Kapitalis
Oleh: Lia Ummu Thoriq
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
TanahRibathMedia.Com—Baru-baru ini ramai di sosial media adanya fenomena pemasaran bendera serial anime Jepang, One Piece. Bendera One Piece berkibar di sejumlah rumah hingga kendaraan menjelang HUT RI yang ke-80. Aksi ini ditengarai sebagai bentuk ekspresi kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan. Riki Hidayat salah satu warga ibu kota, Kabayoran, Jakarta Selatan, berniat mengibarkan bendera One Piece.
Riki mengatakan dia berniat akan mengibarkan bendera anime One Piece di depan rumahnya di momen HUT RI yang ke-80. Hal ini Riki lakukan sebagai simbol protes atau bentuk perlawanan dari rakyat yang selama ini tidak puas dengan kinerja pemerintah (Tempo.co, 01-08-2025).
Seruan mengibarkan bendera bajak laut One Piece saat HUT RI ke-80 adalah cermin ekspresi kekecewaan rakyat terhadap ketidakadilan. Banyak peristiwa yang terjadi di negeri ini yang mempertontonkan hukum tumpul ke atas tajam ke bawah. Kasus korupsi masih menjadi tontonan di negeri ini. Tikus-tikus berdasi tidak malu merampok uang rakyat. Sanksi yang diberikan pun tak membuat mereka jera. Keluar masuk penjara sudah menjadi hal yang biasa.
Gerakan ini bukanlah bentuk makar, melainkan simbol bahwa rakyat mencintai negeri ini. Rakyat tidak rela negerinya terus didera penderitaan akibat ulah oligarki. Oligarki adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan politik dan ekonomi dikendalikan oleh sekelompok kecil individu atau golongan elit (Wikipedia). Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah ruah tak mampu dinikmati oleh semua rakyat. Kekayaan alam hanya dinikmati oleh segelintir orang. Cerita One Piece menceritakan tentang kondisi negeri kita saat ini. Di mana segelintir pejabat yang menikmati kekuasaan, sedangkan rakyat berjuang dalam kubangan kemiskinan.
Meski secara formal negara kita sudah merdeka, namun banyak rakyat yang belum merasakan kemerdekaan hakiki. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang cenderung condong pada kelompok elitis. Kelompok elit hidup bergelimang harta, sedangkan rakyat hidup dalam kemiskinan. Menurut BPS Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 23,85 juta orang per Maret 2025 (detikkalimantan, 25-07-2025). Angka ini cukup memprihatinkan di tengah hamparan kekayaan yang berlimpah namun kemiskinan masih mendera negeri ini.
Akar masalah negeri ini sejatinya adalah sistem Kapitalisme. Penerapan sistem Kapitalisme saat ini telah melahirkan jurang kesenjangan sosial yang sangat tajam. Kebijakan dibuat demi kepentingan kaum elit, sehingga rakyat terus tercekik dengan kezaliman struktural. Mirip dengan cerita One Piece yang penuh korupsi dan penindasan
Umat harus sadar bahwa problem mendasar yang dihadapi adalah penerapan sistem buatan manusia, bukan dari Allah. Hanya dengan menerapkan syari'at Islam secara sempurna umat akan terbebas dari kemudharatan. Jelas sistem Kapitalisme saat ini tidak mampu menciptakan keadilan dan kesetaraan di negeri ini. Hanya sistem Islam yang mampu menciptakan keadilan dan kesetaraan. Karena sistem Islam yang bersumber dari Wahyu Allah Swt.
Sistem Islam Rahmatan lil Alamiin
Surat al-Anbiya' ayat 107: ”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan liralamin).”
Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh manusia. Islam bukanlah sekedar agama spiritual namun juga sebagai sistem kehidupan. Sistem ini akan menjadikan umat menjadi umat yang terbaik (khairu ummah). Sistem Islam juga akan menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan.
Penegakan hukum Islam bisa kita lihat dalam sejarah. Rasulullah sebagai contoh pemimpin yang menerapkan hukum Islam dengan adil tidak pandang bulu. Sebagai contoh ketika ada kejadian seorang wanita dari Bani Makhzumiyyah terbukti mencuri. Orang-orang Quraisy mancari orang yang bisa melobi Rasulallah agar wanita tersebut terbebas dari hukuman. Mereka sepakat menunjuk Usamah Bin Zaid untuk melobi Rasulallah. Usamah pun melobi Rasulallah untuk meringankan hukuman atau membebaskan wanita tersebut dari hukuman potong tangan.
Rasulullah pun bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan sebelum kalian adalah jika kalian ada orang yang mulia di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan bebas dari hukuman. Namun jika yang mencuri adalah orang lemah (rakyat biasa) maka mereka akan menegakkan hukum atas orang tersebut. Maka demi Allah, jika Fatimah binti Muhammad yang mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya." (HR. Bukhari)
Inilah penegakan hukum Allah yang dilakukan oleh Rasulullah, tidak pandang bulu. Siapa yang bersalah akan mendapatkan hukuman sesuai dengan hukum Allah. Penegakan hukum ini bukan berdasarkan hawa nafsu. Rasulullah bersumpah akan memotong tangan Fatimah jika dia terbukti bersalah. Fatimah kedudukannya lebih mulia dibandingkan dengan wanita Bani Makhzumiyyah, karena Fatimah pemimpin para wanita di surga.
Oleh karena itu penerapan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah wajib. Hari ini kesadaran umat mulai muncul, harus diarahkan kepada perjuangan hakiki. Perjuangan tersebut adalah mengubah sistem Kapitalisme menuju sistem Islam di bawah naungan Khilafah. Bukan sekedar simbolik, tetapi perlawanan yang terarah dan terukur melalui dakwah dan perubahan sistem. Gaung kesadaran ini harus kita lakukan, agar kesadaran umat semakin menyebar. Dakwah adalah kunci menumbuhkan kesadaran ummat.
Via
Opini
Posting Komentar