Opini
80 Tahun Merdeka, Benarkah?
Oleh: Umi Hanifah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Kemerdekaan lndonesia tidak bisa dilepaskan dari peran umat lslam, terutama para ulama. Resolusi Jihad yang dikumandangkan KH Hasyim Asy’ari 22 oktober 1945 sanggup menggelorakan semangat jihad dan berhasil mengusir penjajah.
Sayang, kemerdekaan diartikan terbebasnya belenggu fisik saja, ironisnya pola pikir masih terjajah. Penjajahan inilah yang justru sulit untuk merdeka. Mereka tidak sadar sedang terjajah karena ada kepentingan kekuasaan dan uang. Kapitalisme dengan asas sekularisme yang saat ini menjadi sistem kehidupan adalah penjajahan sejati.
Sistem yang menjadikan para pemimpinnya terjajah (tersandera), di usia senjanya lndonesia bertambah karut-marut. Rakyat tetap sengsara karena kebijakan tidak memihak mereka. Kekayaan alam yang membentang dari Sabang sampai Merauke diserahkan kepada oligarki atas nama swastanisasi. Alhasil penggusuran tanah rakyat tidak bisa di hindari.
Hutan yang menjadi penopang kehidupan masyarakat terus berkurang. Berdasarkan data Auriga (12-8-2025), sejak 2015-2022, luas deforestasi Indonesia mencapai 12.988 hektar, 64% di antaranya disebabkan penambangan nikel pada 2000-2022 yakni 195.963 hektar. Deforestasi ini terjadi di beberapa wilayah, di antaranya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, hingga Papua.
Utang negeri ini juga terus bertambah. Bank lndonesia merilis bahwa utang luar negeri lndonesia pada triwulan 2025 tembus US$ 2130,4 Miliar atau sekitar Rp 7.144,6 T. Jumlah ini meningkat hingga 6,4 persen dari Triwulan IV 2024 sebesar 4,3 persen (Tempo.co, 15-5-2025).
Pajak yang terus naik sehingga menyebabkan naiknya harga kebutuhan pokok dan komoditas yang lain, pelayanan kesehatan masih amburadul, PHK di mana-mana menyebabkan angka pengangguran semakin meningkat, korupsi tiada henti dengan angka yang fantastis, keadilan tajam ke bawah namun tumpul ke atas dan masalah lain yang membuat negeri ini terpuruk bahkan nyaris ambruk.
Sistem ini telah gagal menyejahterakan rakyat/manusia. Dengan jargon dari, untuk, dan buat rakyat hanyalah bualan semata. Kursi jabatan dalam sistem ini memerlukan modal besar, semua itu didapat dari sponsor/pemodal. Pemodal inilah yang mengatur semua kebijakan, sementara penguasa yang menguatkan dengan undang-undang.
Di antara UU yang merugikan masyarakat adalah UU Omnibus law, UU Minerba, UU Penanaman Modal Asing/PMA, dan banyak lagi kebijakan yang prokapital. Rakyat hanya diperlukan lima tahun sekali ketika ada hajatan pemilihan kepala daerah, setelah itu mereka diabaikan.
Jelas sekali negeri ini belum merdeka, bagai pepatah keluar dari mulut singa namun masuk pada mulut buaya. Dari segala sisi baik ekonomi, budaya, politik, pertahanan dan lainnya semua atas dominasi Asing dan Aseng. Merekalah yang merdeka dan sejahtera, rakyat tak ubahnya ayam mati di lumbung padi.
Kemerdekaan Sejati
Kemerdekaan sejati hanya bisa didapatkan dalam lslam. Islam menjadikan manusia hanya tunduk pada aturan Sang Pencipta Allah Swt. Aturannya pasti baik buat semua manusia baik muslim maupun nonmuslim.
Indonesia dengan anugerah kekayaan alam yang melimpah akan bisa menyejahterakan seluruh rakyat individu per individu. Pasalnya, dalam lslam berbagai kekayaan itu milik umum/rakyat, maka dilarang siapa saja mengelola apalagi menguasainya.
Negaralah yang berhak mengelola dan hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat. Sandang, pangan, papan, dan semua kebutuhan publik seperti jalan, pendidikan,kesehatan, keamanan murah bahkan bisa gratis.
Dengan pengelolaan yang benar sesuai syariat Islam, negara akan mandiri dan tidak mudah diintervensi negara lain. Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa lslam selama 13 abad menjadi kiblat peradaban dunia. Islam telah menaungi berbagai agama, bangsa, warna kulit dengan keadilan yang sama.
Sistem ini juga di topang oleh para pemimpin yang sadar bahwa jabatan adalah amanah. Mereka takut akan pertanggungjawaban yang berat jika menzalimi rakyat. Mereka tidak gila harta karena Jabatan sementara dan yakin kehidupan akhirat itu kekal.
Dari sikap amanah pemimpin dan sistem yang benar inilah akan didapat kemerdekaan yang didamba setiap orang, hidup sejahtera tanpa ada tekanan. Sebaliknya jika sistem demokrasi kapitalisme masih di jalankan maka kesengsaraan akan terus mendera meski merayakan kemerdekaan sampai 1000 kali. Allahu a’lam.
Via
Opini
Posting Komentar