Motivasi
Ujian yang Tak Sama, Tapi Pasti Ada
Oleh: Maman El Hakiem
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Dalam setiap detik kehidupan, manusia seakan sedang berjalan di atas jalan panjang yang tak selalu rata. Ada saatnya tanahnya basah oleh air mata, kadang kering oleh harapan yang pecah. Di titik-titik berat itu, mulut manusia sering mengeluh, “Mengapa hidupku begini? Mengapa aku yang diuji begini berat?”
Tapi sadarkah kita, bahwa setiap manusia sedang membawa bebannya masing-masing?
Kita melihat senyum orang lain, tapi tak tahu betapa keras ia menggigit luka di dalam dadanya. Kita melihat kesuksesan mereka, tanpa tahu seberapa gelap malam yang ia lalui dalam tangis dan doa yang tak bersuara. Setiap manusia sedang diuji, hanya bentuk dan kadarnya yang berbeda.
Ujian adalah bagian dari perjalanan hidup, bukan pengecualian. Bahkan, orang yang paling dicintai Allah, yaitu para Nabi, adalah yang paling berat ujiannya. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
"Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisalnya, lalu yang semisalnya..." (HR. Tirmidzi, no. 2398)
Ujian dalam bahasa Arab disebut juga dengan fitnah. Fitnah bukan hanya bermakna kekacauan atau adu domba, tetapi juga ujian dan cobaan yang menyaring keimanan seseorang. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?" (TQS. Al-‘Ankabut: 2)
Ayat ini bukan hanya teguran, tetapi juga pengingat: iman bukan hanya deklarasi, tetapi juga perjuangan. Perjuangan itu dibuktikan dengan ujian, apakah seseorang tetap teguh dalam keyakinannya atau terjatuh dalam keluh kesah?
Namun begitu, Islam bukan agama yang menuntut manusia menjadi sosok tanpa lelah dan tangis. Bahkan Rasulullah pun pernah menangis, pernah merasa berat dalam menjalankan amanah. Namun, Rasulullah tetap teguh. Sebabnya, beliau yakin bahwa setiap ujian itu punya ujung.
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (TQS. Al-Insyirah: 6)
Bagi jiwa-jiwa yang merasa letih, ketahuilah: engkau bukan satu-satunya yang sedang diuji. Tapi ujianmu tidak sia-sia. Ia adalah jalan yang akan membentukmu, menyaringmu, dan mengangkat derajatmu bila engkau bersabar. Sabar bukan berarti diam tanpa air mata, tetapi tetap taat walau berat.
Jadi, jangan merasa kalah karena merasa lelah. Sebab lelah karena bertahan di jalan yang benar adalah tanda bahwa engkau sedang mendaki — dan di puncak nanti, ada keindahan yang Allah siapkan hanya untuk mereka yang tidak menyerah.
Setiap manusia punya ujian. Setiap jiwa punya fitnah. Tapi Allah juga punya janji, bahwa setelah sabar, ada ganjaran yang tak ternilai.
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (TQS. Az-Zumar: 10)
Tetaplah berjalan, meski perlahan. Karena yang kuat bukan yang cepat, tapi yang tidak berhenti, apalagi menyerah karena keterbatasan diri.
Wallahu'alam bish shawwab.
Via
Motivasi
Posting Komentar