CERITA MINI
Sepucuk Rindu Syafa untuk Mama
Oleh: Syafa Prameswari Ramadhani
(Kelas 7 SMPIT As-Syifa Subang)
TanahRibathMedia.Com—“Mah… aku mau cerita lagi, ya. Jangan lupa dibaca… dan dijawab.”
Di sela padatnya kegiatan di pondok, Syafa diam-diam menulis. Ada rindu yang mengalir lewat bait-bait tulisannya. Katanya, ia suka di sini, banyak teman, banyak kegiatan. Tapi… hatinya selalu kembali ke satu tempat: rumah.
Makanan di pondok enak, tapi tak pernah seenak masakan mamah. Kegiatan di sini seru, tapi sering terasa sepi. Setiap sujudnya, ada air mata yang jatuh diam-diam, rindu mamah.
“Maaf ya, Mah… Aku baru sadar, jauh dari mamah itu ternyata berat.”
Ia ingin pulang. Kadang ia ingin sekolah biasa saja. Tapi ada ketakutan… takut mengecewakan. Karena ia tahu, mondok adalah jalan agar ia kuat, agar ia belajar menjadi pribadi tangguh. Tapi… ternyata, tak semudah itu.
“Aku kangen mamah… Aku sayang mamah…”
Sepenggal jawaban dari Mamah:
“Nak…
Air matamu, mamah rasakan. Letihmu, mamah pahami.
Tapi ingat…
Kuat itu bukan saat kamu nyaman, tapi saat kamu bertahan.
Rindu itu tanda cinta…
Dan doamu, bertemu dengan doa mamah di langit.”
‘Bertahanlah, Nak… bukan karena terpaksa, tapi karena Allah sedang membentuk hatimu menjadi lebih kokoh.
Mamah yakin, kamu bisa.
Mamah selalu di sini… dalam setiap doa yang kau lantunkan.
I love you, Nak…’
Via
CERITA MINI
Posting Komentar