Opini
Dilema Kesejahteraan Guru, Buah Kapitalisme
Oleh: Alya Izdihar, S.Pd.I
(Praktisi Pendidikan)
TanahRibathMedia.Com—Masalah Kesejahteraan guru sudah sering kita temui dalam pemberitaan saat ini, kondisi yang memprihatinkan, banyak guru yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak dan ideal. Padahal tugas pendidik tidaklah mudah dan menjadi sentral perubahan yang membentuk generasi masa depan.
Tenaga Pendidik dari tingkat jenjang pendidikan SMAN, SMKN, dan Sekolah Kebutuhan Khusus Negeri (SKh) belum dibayarkan tunjangan tambahan atau Tuta mereka sejak Januari 2025 menurut salah seorang aparatur sipil negara (ASN) yang namanya minta disembunyikan, Senin (28-4-2025).
Penyebab belum dicairkan tunjangan tambahan ini belum diketahui padahal tunjangan tambahan telah diatur dalam Peraturan Gubernur No 41 tahun 2021. Tetapi sejak Januari tahun 2025 hingga kini masih belum dibayarkan. Menurut beliau tunjangan tambahan sudah diatur pada rincian poin ke-2 Pergub (Mediabanten.com, 28-04-2025).
"Sebenarnya idealnya gaji yang didapatkan oleh guru adalah Rp25 juta per bulan. Ini akan ideal di Indonesia, dan minat menjadi guru akan meningkat. Kesejahteraan guru harus diberikan secara layak agar memotivasi lebih besar para guru ketika mengajar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” tegas anggota Komisi X DPR RI Juliyatmono (detik.com, 11-05-2025).
Kondisi terjadi pada guru saat ini sangat berhubungan dengan sistem yang diterapkan. Guru adalah korban sistem rusak kapitalisme. Guru tak ubahnya seorang pekerja. Ilmunya sangat penting untuk mencetak generasi anak didik yang unggul dan berkualitas, namun penguasa tak ambil peduli hak kesejahteraan guru. Seakan - akan setelah memberikan tambahan tunjangan, kebutuhan guru sudah dapat terpenuhi. Padahal jasa guru tak dapat digantikan dengan jenis pemberian apapun. Namun profesi guru jadi termarginalkan.
Pengaruh kesejahteraan guru sangat berkaitan dengan kualitas pendidikan yang dihasilkan. Guru sejahtera akan fokus dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Dia tidak dipusingkan dan direpotkan dengan usaha mencari pekerjaan sampingan seperti sibuk jualan dan memberi tambahan les karena sudah sejahtera. Meskipun demikian, banyak hal lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan meliputi kurikulum, infrastruktur, fasilitas, kualitas guru, dan lain- lain.
Sistem kapitalisme menyebabkan negara menjadi abai sebagai pengurus (raa'in), hanya mencukupkan sebagai pihak regulator dan fasilitator. Peran negara hanya dalam membuat kebijakan (regulator), apalagi kebijakan yang dihasilkan tidak prorakyat. Sedangkan rakyat harus menanggung sendiri beban hidup yang semakin berat.
Ditambah lagi penderitaan rakyat dengan kondisi ekonomi yang sulit. Di mana kekayaan SDA yang semestinya dapat membiayai kebutuhan hidup dan menyejahterakan rakyat justru dikelola dan dikuasai oleh asing dan aseng.
Guru sangat dimuliakan dalam sistem Islam. Karena perannya sangat penting dalam mencetak generasi berkepribadian Islam serta berprestasi yang akan membangun peradaban. Islam memuliakan orang-orang yang berilmu, begitu pun juga para guru. Oleh karena itu, kesejahteraan guru tidak boleh diremehkan dan diabaikan, apalagi hingga seorang guru mendapatkan kesejahteraan yang tak sesuai dengan besarnya peranan dan jasa guru.
Guru adalah orang orang hebat yang dipilih oleh Allah dalam menyampaikan cahaya ilmu kepada umat, menjadi poros perubahan peradaban. Itulah sebabnya kesejahteraannya menjadi perhatian utama dalam tanggung jawab penguasa/khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang memberikan kesejahteraan yang layak rakyat yang dipimpinnya.
Rasulullah saw. bersabda:
“Imam/Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembala nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka seorang pemimpin sudah seharusnya memberikan kesejahteraan yang terbaik untuk para guru dalam mendidik agar anak didik menjadi generasi pemimpin peradaban dan generasi berkepribadian Islam. Kepemimpinan dalam Islam merupakan amanah, di mana wajib dijaga dan dilaksanakan sebagaimana harusnya. Jika tidak melaksanakan kepimpinan dengan benar maka berdosalah seorang pemimpin yang tidak mau menjalankan tanggung jawabnya dengan benar.
Kesejahteraan guru sangat dijamin pada masa Islam menjadi pusat peradaban.Guru dan ulama benar-benar dimuliakan. Khilafah juga menerapkan sistem ekonomi Islam dengan pengelolaan harta berbasis Baitul mal untuk mendukung kesejahteraan para guru.
Dengan demikian sudah seharusnya Islam diperjuangkan sebagai sebuah sistem, karena hanya Islam yang memiliki sebuah aturan yang memanusiakan manusia. Mari melangkah menuju umat dan generasi yang lebih baik yang menjunjung tinggi syariat dan aturan Islam dalam kehidupan, sehingga menjadi rahmat bagi seluruh dunia.
Wallahu 'alam bish showwab.
Via
Opini
Posting Komentar