Opini
Solusi Dua Negara, Jebakan Politik Barat Langgengkan Kapitalisme
Oleh: Rindah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Perang antara Palestina dan Israel terus menjadi perhatian dunia. Hampir 2 tahun ini berbagai upaya untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza masih menemukan jalan buntu. Hal ini mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto, orang nomor wahid di Indonesia. Dia mengemukakan pendapatnya mengenai solusi atas konflik kemanusiaan di Palestina.
Dalam pertemuan bilateral dengan presiden Prancis Emmanuel Macron beberapa waktu lalu, Prabowo menyinggung mengenai peluang Indonesia melakukan kerjasama hubungan diplomatik dengan penjajah Israel, dengan syarat negara yang dipimpin Netanyahu itu mengakui kemerdekaan Palestina dan mau berdamai menerapkan two state solusi (Solusi 2 Negara) (Tempo.co, 28 Mei 2025).
Jebakan Solusi Dua Negara
Solusi dua negara dianggap menjadi solusi realistis atas penderitaan Palestina. Implementasi solusi ini dianggap sesuai dengan parameter Internasional, yakin berupa gencatan senjata dan pengakuan atas kemerdekaan Palestina. Tak terkecuali Indonesia, satu dari beberapa Negara yang selalu ‘concern’ mendukung solusi dua negara, untuk kebebasan Palestina.
Namun pada dasarnya solusi dua negara merupakan bencana bagi bangsa Arab. Ini merupakan jebakan politik Barat untuk memecah belah Timur Tengah dan melanggengkan kekuasaan mereka atas sistem Kapitalis Demokrasi yang menjadi pusat peradaban dunia saat ini.
Hal ini sudah berlangsung sejak detik detik runtuhnya khilafah Turki Utsmani pada tahun 1922 pasca perang dunia I yang saat itu Eropa mulai merangkak menuju masa kejayaannya.
Pada saat itu Barat sengaja membiarkan bangsa Yahudi bermigrasi besar-besaran karena terusir dari Eropa. Saat itu juga mereka memulai strategi mencaplok satu persatu tanah dari bangsa Arab termasuk Palestina. Hingga akhirnya munculah konflik berkepanjangan antara Palestina dan Yahudi hingga sekarang, kondisi ini makin diperparah dengan genosida yang dilakukan zionis terhadap rakyat Gaza.Tak hanya merampas tanah Palestina, bahkan zionis Yahudi membunuh puluhan ribu nyawa rakyat sipil.
Khilafah Satu-Satunya Solusi Permasalahan Palestina
Berbagai upaya diplomasi, resolusi PBB, intervensi yang dilakukan oleh lembaga internasional, bahkan solusi 2 negara tak kunjung mampu menghentikan penderitaan mereka. Sekarang, dunia menyaksikan bahwa solusi yang selama ini ditawarkan oleh Barat bukanlah solusi yang menyentuh akar persoalan. Dalam kondisi ini muncul kembali kesadaran di tengah umat Islam tentang satu-satunya solusi hakiki yang pernah terbukti memuliakan umat dan mampu membebaskan negeri-negeri Muslim yaitu Khilafah.
Hal ini ternyata membuat ketar-ketir negara Barat, bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan dengan tegas, tidak akan menerima pembentukan Khilafah apapun di pesisir Mediterania. Pernyataan ini tidak muncul tanpa ada sebab. Ketakutan penjajah terhadap kebangkitan kekuatan Islam melalui sistem khilafah adalah nyata.
Mereka menyadari, jika umat ini kembali bersatu di bawah satu kepemimpinan Islam, penjajahan di Palestina akan dilawan bukan hanya dengan senjata, tetapi dengan kesatuan visi dan misi yang di dibingkai akidah Islam.
Penolakan Israel dan sekutunya terhadap khilafah menggambarkan ketakutan yang besar terhadap kebangkitan umat Islam yang semakin sadar bahwa begitu pentingnya kembali pada sistem Islam. Munculnya seruan jihad dan tegaknya khilafaah semakin gencar. Umat mulai menyadari selama ini sistem kapitalisme dan sekulerisme adalah harapan palsu.
Memperjuangkan bebasnya palestina bukan hanya karena simpati dan bantuan kemanusiaan semata. Perjuangan ini membutuhkan kekutan politik dan militer yang berasal dari sistem Islam. Hanya Khilafah solusi yang tidak hanya menyatukan potensi umat tapi juga memberi arah dan tujuan yang jelas yang didasarkan pada Islam.
Namun, jalan menuju khilafah tidaklah mudah. Musuh Allah menggandeng penguasa-penguasa Muslim yang rela menjadi antek demi kekuasaan mereka akan selalu berusaha menghalangi jalan pembentukan khilafah. Kendati begitu harus kita yakini bahwa Khilafah akan berdiri kembali sebagaimana bisyarah Raulullah menjadi janji yang tak bisa diingkari.
Kita adalah umat yang tidak boleh hanya menjadi penonton. Menjadi bagian dari perjuangan ini haruslah kita lakukan. Terus memperkuat keyakinan, semakin memperdalam pemahaman, dan terus terlibat secara aktif dalam dakwah adalah langkah yang harus diambil. Khilafah adalah kebutuhan bukan sekedar cita-cita. Ia adalah kebutuhan dan memperjuangkannya adalah tugas kita semua.
Bebasnya Palestina bukan karena belas kasihan penjajah atau karena simpati dunia, melainkan karena telah tegaknya sistem terbaik yaitu khilafah ala minhaj nubuwah yang mampu memimpin seluruh umat dengan keadilah dan membebaskan seluruh negeri yang sedang tertindas.
Allahualam bishowab.
Via
Opini
Posting Komentar