Opini
Penguasa Pengkhianat, Bahaya Besar untuk Umat
Oleh: Nora Afrilia, S. Pd.
(Aktivis Ideologi Islam)
TanahRibathMedia.Com—Hati nurani biasanya berisi sesuatu yang identik dengan kebenaran. Berangkat dari hati nurani setiap orang berusaha memperjuangkan sesuatu dengan segala upaya, baik mengorbankan harta, waktu maupun nyawanya.
Konvoi Global March to Gaza membuka mata dunia. Ribuan orang di mana mereka mewakili lintas etnis dan benua. Para peserta konvoi memulai langkah bersama dari Al-Arish menuju Gerbang Rafah. Di antara mereka tidak terdapat seorang pun diplomat yang mendapat mandat resmi dari negara. Yang mereka genggam dan bawa hanyalah keyakinan bahwa rasa kemanusiaan yang sangat mendalam terhadap Palestina tak bisa terus ditunda.
Para peserta konvoi antara lain berasal dari Tunisia, Libya, Maroko, Amerika, Eropa, Asia, termasuk Indonesia. Mereka terdiri dari warga negara yang berlatar belakang pensiunan, perawat, jurnalis, dokter, pegiat HAM, hingga anak muda dari kalangan biasa yang ingin berbuat sesuatu untuk Palestina lebih dari kata-kata. Tak ketingggalan juga terdapat sejumlah tokoh publik, seperti Zaskia Adya Mecca, Ratna Galih, Wanda Hamidah, Hamidah Rachmayanti, dan Indadari Mindrayanti. Mereka semua tak tahan lagi melihat berita dari Gaza. Gelombang nurani yang tulus menuntun langkah mereka.
Semua agama, etnis yang merasa menjunjung nilai kemanusiaan itu penting, membuktikan tindakan nyata mereka atas kekejaman zionis kepada rakyat Gaza. Jiwa berontak membela rakyat Gaza yang terlihat lemah ingin senantiasa ditunjukkan kepada dunia. Gaza sudah tidak boleh menangis.
Dijelaskan oleh Chairman Aliansi Kemanusiaan Indonesia (Aksi), Ali Amril pada Sabtu (14-6-2025), bahwa konvoi Global March to Gaza adalah bentuk diplomasi yang dilakukan tanpa adanya podium, tanpa adanya protokol, dan tanpa adanya basa-basi. Gerbang Rafah mungkin ditutup oleh penguasa Mesir. Akan tetapi, nurani dunia tidak pernah bisa dibungkam (khazanah.republika.co.id, 14-06-2025).
Setelah aktivis Medleen yang berjuang atas nama kemanusiaan dicegat, kini melalui gelombang daratan dari berbagai negara melanjutkan estafet perjuangan. Demi mendobrak pintu Rafah yang dihalangi oleh penguasa Mesir yang berteman dengan zionis.
Suara Kemanusiaan harus didukung oleh Syariah
Aksi demi aksi semenjak terjadi pembantaian terhadap warga sipil di Palestina sudah sangat banyak dilakukan. Semua kalangan baik mantan diplomat, dokter, aktivis, anak muda pemberani sudah menunjukkan jiwa heroik mereka atas penderitaan Palestina. Belum lagi berbagai langkah seperti boikot, donasi dan doa akbar pun sudah dituntaskan.
Apakah sudah bergeming para penguasa negeri-negeri Muslim untuk berperang tidak beriringan dengan zionis? Selayaknyaknya, kita harus berpikir keras. Apalagi yang kurang dari usaha perjuangan untuk Negeri Palestina?
Masih berdirinya sistem kapitalisme sekuler adalah jawabannya. Sistem yang menopang berdirinya prinsip nasionalisme setiap negara. Terutama penguasa negeri Muslim yang terikat kepentingan dengan zionis menghilangkan hati nurani dalam diri mereka. Bahkan mereka mencegat setiap kumpulan manusia yang ingin membantu Palestina atas nama hukum internasional.
Maka sejatinya hukum Allah yang harus dipahamkan kepada para penguasa ini. Usaha dakwah pemikiran ideologis menjadi solusi nyata bagi Palestina. Agar gelombang kemanusiaan yang selalu hadir di berbagai dunia dapat menemukan titik penyelesaiannya.
Kekuatan Islam Idelogis memunculkan Pribadi Penguasa Sejati
Islam terdiri atas Akidah dan Syariah. Demi bisa menetapkan keduanya butuh kekuasaan di tangan penguasa Muslim yang ideologis. Maka sebenarnya upaya memunculkan orang-orang pilihan dari penguasa hari ini yang mau berhukum pada hukum Allah adalah sebuah urgensitas.
Sudah kita buktikan, dengan berbagai peristiwa di dunia. Jika penguasanya saja yang keyakinannya Islam, dan hukum yang berbarengan dengan mereka adalah hukum barat buatan manusia, negeri itu hancur. Walaupun kehancurannya tidak terlihat secara fisik.
Terlihat dengan realita keberadaan penguasa populis, penguasa suka berbasa-basi, penguasa penjilat kepada negeri kafir, penguasa hanya sekedar memanfaatkan rakyat demi kepentingannya, dan terparah adalah penguasa pengkhianat kaum muslim.
Maka penting bagi kita mengubah keadaan hari ini dengan langkah dakwah. Dakwah pemikiran ideologi Islam terutama. Pencerdasan terhadap penguasa maupun rakyatnya. Mengingatkan kembali bagaimana menjadi pemimpin teladan seperti Rasulullah. Agar setiap masalah itu dikembalikan kepada Allah dalam memecahkannya.Jikalau tak berhukum pada Syariah Allah ancaman besar menunggu penguasa negeri tersebut. Sesuai firman Allah pada surah Al-Maidah ayat 44 yang artinya:
“Dan barang siapa tidak berhukum dengan yang telah Allah turunkan, mereka tergolong orang-orang kafir.”
Alhasil, permasalahan kemiskinan, zalim terhadap hak rakyat, pergaulan yang rusak, korupsi, penindasan zionis terhadap negeri Palestina, dan masalah krusial kaum muslim seluruhnya dapat benar-benar teratasi.
Via
Opini
Posting Komentar