Motivasi
Langit Tak Pernah Salah Menurunkan Hujan
Oleh: Asma Sulistiawati
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Pernahkah kamu merasa hidup begitu berat? Doa sudah dilangitkan, ikhtiar sudah ditunaikan, tapi hasilnya tak kunjung sesuai harapan? Kamu bertanya-tanya dalam hati, “Kenapa harus aku?” atau bahkan, “Kenapa Allah belum mengabulkan doaku?” Pada titik itu, mungkin kau lupa satu hal penting: langit tak pernah salah menurunkan hujan.
Kalimat ini bukan sekadar perumpamaan puitis. Ia adalah kiasan penuh makna tentang ketepatan waktu, kebijaksanaan, dan kasih sayang Allah yang tak selalu bisa dijelaskan dengan logika manusia. Hujan, dalam sudut pandang kita, bisa tampak sebagai berkah atau bencana. Tapi dari sisi langit, dari kehendak Allah, hujan selalu turun dengan hitungan yang sempurna. Tak pernah terlalu cepat, tak pernah terlalu deras tanpa sebab, dan tak pernah sia-sia.
Ujian adalah Hujan Kehidupan
Kita sering mengira bahwa hujan adalah gangguan yang mengacaukan rencana, membasahi pakaian, memicu kemacetan. Tapi tanpa hujan, takkan ada tanaman yang tumbuh, tak ada air yang mengisi sungai, tak ada kehidupan yang berlanjut. Begitu pula dengan ujian dan kesulitan. Ia tampak menyakitkan, mengacaukan kenyamanan, dan memaksa kita bersabar. Tapi justru dari ujian itu, iman tumbuh, keteguhan teruji, dan arah hidup diluruskan kembali.
Bukankah Nabi Ayub diuji dengan penyakit bertahun-tahun sebelum Allah memulihkan kesehatannya? Bukankah Nabi Yusuf dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, dan dipenjara bertahun-tahun sebelum akhirnya menjadi penguasa Mesir? Lalu, bagaimana mungkin kita mengira hidup kita akan bebas dari badai, jika orang-orang terbaik pun diuji dengan ujian yang jauh lebih berat?
Allah Tahu Waktunya
Allah tidak menurunkan hujan di padang pasir yang gersang tanpa tujuan. Ia turunkan di tempat dan waktu yang paling dibutuhkan. Begitu juga dengan ketetapan dalam hidup kita. Rezeki yang datang terlambat, jodoh yang belum kunjung tiba, harapan yang masih jauh dari genggaman, semua itu bukan karena Allah lupa, tapi karena Allah tahu kapan waktu terbaik untuk menurunkannya.
Terkadang, Allah tidak langsung mengabulkan doa karena Dia ingin mengajarkan kita tentang sabar. Di lain waktu, Dia menunda jawaban agar kita terus dekat dan tak bosan mengetuk pintu-Nya. Bahkan bisa jadi, yang kita minta sebenarnya belum waktunya untuk kita dan Allah menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik, meski belum kita sadari sekarang.
Hujan Tak Selalu Jatuh di Tempat yang Sama
Begitu pula dengan keberkahan dan cobaan. Hidup ini bukan tentang keadilan dalam jumlah, tetapi tentang keadilan dalam hikmah. Ada orang yang diuji dengan kekayaan, yang lain dengan kemiskinan. Ada yang diuji lewat cinta, yang lain lewat kehilangan. Tapi semua punya peluang yang sama untuk mendekat pada Allah, jika ia mampu melihat makna di balik hujan yang turun dalam hidupnya.
Kita tidak bisa memaksa langit menurunkan hujan sesuai keinginan kita. Tapi kita bisa menyiapkan ladang hati kita agar siap menampung air rahmat saat Allah mengizinkannya turun. Sama halnya, kita tak bisa memaksa takdir datang lebih cepat. Tapi kita bisa menyiapkan diri, memperbaiki niat, dan menguatkan iman, agar ketika waktu itu tiba kita siap menerima semua dengan lapang dan syukur.
Pelangi setelah Hujan
Setelah hujan, biasanya langit tampak lebih bersih. Daun-daun yang tadi berdebu menjadi segar. Udara terasa lebih sejuk. Terkadang, Allah hadiahkan pelangi sebagai pertanda bahwa badai sudah berlalu. Begitu pula dengan ujian hidup. Jika kamu bersabar, tetap teguh, dan terus berbaik sangka, maka akan tiba masanya kamu menyaksikan keindahan yang selama ini tersembunyi di balik badai.
Mungkin saat ini kamu sedang berada di tengah hujan deras kehidupan: duka, kecewa, atau merasa gagal bahkan seakan sulit untuk diterima. Tapi percayalah, Allah tidak menurunkan semua itu untuk menyakitimu. Dia menurunkannya untuk membersihkanmu, menguatkanmu, dan mendekatkanmu kepada-Nya.
Penutup: Jangan Ragukan Langit
Maka, saat harapan terasa jauh, dan jalan terasa gelap, ingatlah: Langit tak pernah salah menurunkan hujan.
Begitu pula, Allah tak pernah salah menuliskan takdir. Semua datang dengan maksud, semua terjadi dengan ilmu, dan semua akan berakhir dengan kebaikan bagi mereka yang sabar dan beriman.
Teruslah berjalan, meski dalam hujan. Teruslah berharap, meski belum terlihat hasil. Karena selama langit masih ada, janji Allah pun tetap nyata:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu; dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (TQS. Al-Baqarah: 216)
Via
Motivasi
Posting Komentar