Motivasi
Kesibukan yang Dipanggil Langit
Oleh: Maman El Hakiem
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Kesibukan dalam dakwah bukanlah upaya mengisi ruang-ruang kosong dalam kehidupan. Dakwah bukan sekadar panggung pengisi waktu luang setelah segala urusan dunia terselesaikan. Dakwah adalah panggilan agung dari langit sebuah amanah ilahi yang menuntut keterlibatan sepenuh jiwa dan raga. Maka, menjadi sibuk dalam dakwah bukan berarti “ada waktu luang”, tapi karena “kita tak sanggup membiarkan waktu berlalu tanpa nilai”.
Setiap langkah dalam dakwah bukanlah kerja biasa. Ia adalah kontribusi nyata bagi kebangkitan umat yang kini terpuruk dalam jurang perpecahan, kebodohan, dan keterjajahan sistemik. Ketika seorang Muslim memilih untuk terlibat dalam dakwah, ia sedang membaktikan dirinya bagi sebuah misi suci: menyambung kembali urat nadi peradaban Islam yang telah lama terputus.
Menjadi bagian dari dakwah bukan karena jabatan, popularitas, atau keuntungan materi. Ini bukan panggilan kehidupan dunia yang menuntut prestise atau pencitraan. Ini adalah panggilan dari Rabb semesta alam, sebagaimana firman-Nya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imran: 104)
Dakwah bukan pekerjaan sambilan. Ia adalah poros kehidupan. Saat dakwah menjadi pusat orbit aktivitas kita, maka seluruh aspek hidup akan menemukan arah. Keluarga, harta, waktu, tenaga semuanya menjadi wasilah untuk memperjuangkan agama Allah.
Karakter dakwah pemikiran yang menyentuh hati, menggugah akal, dan menggerakkan umat. Sifat dakwah seperti inilah yang akan melahirkan umat terbaik, khairu ummah, sebagaimana yang dijanjikan Allah:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...” (TQS. Ali Imran: 110)
Umat Islam akan kembali menjadi pemimpin peradaban bila dakwah menjadi napas hidupnya, bukan sekadar wacana. Ketika setiap individu Muslim merasa terpanggil bukan karena agenda dunia, tapi karena tugas langit maka kebangkitan itu bukan lagi sekadar harapan, melainkan keniscayaan.
Maka, mari sibukkan diri bukan dengan apa yang dunia inginkan, tapi dengan apa yang Allah perintahkan. Jadilah bagian dari barisan penyeru kebaikan yang menolak diam saat kerusakan merajalela. Karena sejatinya, kesibukan dalam dakwah adalah bentuk syukur tertinggi atas hidayah yang Allah titipkan pada kita.
Wallahu'alam bish shawwab.
Via
Motivasi
Posting Komentar