Opini
Global March to Gaza, Israel Ketar-Ketir!
(Pemerhati Lingkungan dan Sosial Politik)
TanahRibathMedia.Com—Gelombang aksi untuk Gaza akhirnya dicanangkan oleh simpatisan global untuk Gaza. Aksi ini dimulai pada tanggal 15 Juni dan berakhir tanggal 19 Juni dengan berjalan kaki dari Alarish ke perbatasan Rafah. Hanya sayangnya, aksi itu tidak semulus yang diharapkan. Sebab, terjadi aksi pengadangan dari pemerintah negara Mesir dan pemerintah negara Libya. Dari pengadangan kedua negara ini, tidak sedikit peserta aksi mendapati perlakuan kekerasan dari kedua pemerintah tersebut. Ini menjadi bukti bahwa Mesir dan Libya menjadi kacung dari Israel. Padahal harapan awal dari aksi ini adalah agar hati dari pemerintah kedua negara tersebut tergerak untuk membela Pelestina dari tindakan agresor Israel yang berniat membumi hanguskan Palestina.
Bersamaan dengan hal di atas, terjadi pula aksi serang antara Israel dan Iran. Aksi serang ini terjadi bermula dari Israel yang menyerang Iran dengan alasan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklirnya. Karena jika Iran berhasil membuat senjata nuklir, maka Iran bisa menjadi ancaman yang sangat serius bagi dunia. Terutama bagi Israel. Iran pun juga mempunyai alasan membalas Israel dikarenakan telah menyerang Teheran yang mengakibatkan hancurnya berbagai falisitas militer dan nuklirnya. Israel menewaskan pejabat militer Iran dan para ilmuwan Iran.
Pertanyaannya, mengapa aksi serang itu tepat bersamaan dengan aksi global untuk Gaza? Apakah ada keterkaitan dengan semua ini? Walaupun aksi serang Israel dan Iran terkesan merupakan pengalihan isu secara teori. Itu bisa saja terjadi melihat waktu dan skala konflik antara serangan Israel-Iran dengan aksi Global March to Gaza. Kemungkinan adanya spekulasi para pemerhati Palestina, melihat reaksi dari Israel terhadap aksi Global March to Gaza ini lewat Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz yang menginginkan Mesir membungkam aksi itu untuk masuk di Mesir dan bisa menuju perbatasan Rafah.
Walaupun aksi serang atau konflik Israel-Iran itu bukan murni dibuat untuk mengalihkan isu Global March to Gaza, namun aksi itu memperoleh dampak tidak langsungnya. Karena, aksi ini bertujuan untuk membuka mata dunia lebar-lebar dan sebagai bentuk tekanan publik internasional terhadap pendudukan Israel dan blokade Gaza. Malah dunia Internasional lebih fokus ke ketegangan militer Israel-Iran. Maka aksi damai seperti Global March to Gaza kehilangan perhatian media dan diplomatik.
Negara-negara Barat juga akhirnya lebih fokus mencegah perang besar Timur Tengah daripada menekan Israel soal Gaza. Apalagi aksi ini terpaksa dihentikan pada tanggal 16 Juni, yang semula aksi ini akan dilaksanakan dari tanggal 15-19 Juni 2025, dikarenakan situasi geopolitik antara Israel dan Iran serta lebih dari 200 orang peserta aksi di tahan di Kairo dan sekitar 500 orang di deportasi serta paspor mereka disita oleh aparat keamanan Mesir.
Dengan mengamati hal itu, walaupun konflik Israel-Iran tidak secara langsung menjadi pengalihan isu untuk Global March to Gaza, tetapi media-media yang menjadi alat dari Israel mampu mengalihkan isu tersebut. Sebab, mereka mengetahui dampak besar dari aksi damai tersebut, yaitu akan membongkar narasi ”membela diri” yang selama ini diusung oleh Israel di panggung global.
Persatuan Umat Solusi untuk Gaza
Aksi Global March to Gaza itu merupakan dampak timbal balik dari berbagai aksi militer yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya. Warga dunia sudah geram atas ketidakbecusan dan ketidakmampuan negara mereka untuk membantu warga Gaza keluar dari kezaliman Israel dan sekutunya. Warga dunia juga geram atas manuver-manuver politik yang dilakukan negara mereka agar terlihat peduli terhadap konflik kemanusiaan di Palestina dan Gaza. Membuat mereka semakin geram dan benci terhadap penguasa negara mereka, juga kepada Israel dan sekutunya yang tak hentinya menyerang Palestina dan Gaza.
Apakah aksi itu adalah solusi untuk Palestina dan Gaza khususnya? Jelas tidak, aksi ini hanyalah sebuah panggilan fitrah, panggilan kemanusiaan yang ada dalam diri setiap manusia. Sikap peduli, ingin menolong, melindungi dan sikap yang menunjukkan keprihatinan atas semua musibah kemanusiaan yang terjadi di dunia, terutama yang terjadi di Palestina dan Gaza. Hati akan pilu melihat musibah kemanusiaan di Gaza sana, apalagi melihat aksi kekerasaan yang dihadapi oleh warga Gaza.
Tidak sedikit kita melihat dan mendengar rintihan warga Gaza yang memanggil-manggil saudara seimannya untuk menolong mereka. Agar membebaskan mereka dari kezaliman itu. Tetapi, yang membuat dunia berdecak kagum terhadap warga Gaza adalah meski mereka merintih dan mengeluh, tetapi mereka tidak pernah meninggalkan iman mereka. Justru mereka semakin kuat dalam menghadapi cobaan dari pembumihangusan yang dilakukan zionis Israel.
Sudah saatnya kita bersatu untuk melawan semua aktivitas penjajahan, ketidakberpihakkan dan segala kezaliman semua negara-negara imperialisme, kolonialisme terhadap ummat manusia, terutama terhadap Palestina terkhusus Gaza. Hanya dengan umat Islam bersatu akan mampu menghilangkan kezaliman di dunia. Aksi Global March to Gaza memberikan kita pelajaran bahwa jika bersatu kita mampu menghilangkan penjajahan dan kezaliman itu.
Solusi Islam
Melihat gelombang umat dari segala suku, bangsa dan agama melakukan pembelaan terhadap Palestina, merupakan sebuah sisi positif untuk dijadikan peluang terbentuknya kesadaran ummat islam. Di mana Palestina, terkhusus Gaza, merupakan isu global yang dapat menyatukan ummat islam. Persatuan umat dalam akidah islam merupakan kunci bangkitnya peradaban dan kejayaan islam.
Umat islam harus menyadari bahwa penjajahan zionis Israel atas Palestina merupakan bukti, bahwa sekat negara bangsa adalah penghalang besar bagi penguasa negeri-negeri muslim untuk mengirimkan tentara militernya untuk memerangi zionis Israel. Tidak adanya institusi pemerintahan islam-lah, yang membuat awal mula malapetaka Palestina terjadi. Pengusiran, pencaplokan hingga penjajahan tanah Palestina oleh entitas yahudi.
Dengan demikian, solusi satu-satunya terhadap Palestina adalah dengan tegaknya khilafah. Dengan tegaknya khilafah, seruan jihad akan tegak yang akan mengusir dan memerangi Yahudi. Karena itu, solusi dua negara bukanlah solusi yang Hakiki, sebab solusi dua negara ini bermakna sebagai pengakuan terhadap berdirinya negara zionis Israel.
Allah Taala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya, ia musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al-Baqarah: 208).
Wallahu a'lam.
Via
Opini
Posting Komentar