Opini
Akui Entitas Zionis, Bentuk Penghianatan kepada Umat Islam
Oleh: Ummu Ihsan
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Presiden Prabowo Subianto membuat pernyataan mengejutkan saat melakukan konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka pada Rabu (28/5). Prabowo menyampaikan Indonesia siap menjalin hubungan diplomatik dengan Israel begitu negara Palestina diakui oleh Negera Zionis.
Prabowo menegaskan bahwa kita (Indonesia) harus mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat dan negara yang harus juga diperhatikan dan dijamin keamanannya. Prabowo menyampaikan bahwa begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap untuk mengakui Israel dan siap untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Pernyataan Prabowo ini jelas menjadi sorotan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pasalnya, selama ini Indonesia menolak mentah-mentah isu menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Miris memang, Indonesia yang merupakan negara Muslim terbesar justru menegaskan untuk mendukung solusi dua negara (two state solution) dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Bahkan berencana menjalin hubungan resmi dengan zionis Israel.
Padahal pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali menegaskan bahwa Indonesia tak pernah berniat menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis. Pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sudah berjanji tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bahkan dengan lantang menolak untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel sesuai amanah konstitusi dan Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955. Sikap ini sejalan dengan penolakan partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), terhadap Timnas U 20 Israel di Piala Dunia U 20 di Indonesia pada 2023 lalu. Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, bahkan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina di berbagai misi perdamaian dunia. Soekarno menentang keras kolonialisme dan imperialisme apapun yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Pernyataan Prabowo Subianto tampak jelas bahwa sekularisme yang merupakan asas dari sistem kapitalisme semakin mengukuhkan eksistensi penjajahan. Inilah wajah asli sesungguhnya sistem Kapitalisme. Jika Indonesia sebelumnya masih malu-malu membela zionis namun sekarang sudah gamblang memberikan dukungannya terhadap Israel.
Kita tak perlu heran. Fakta ini justru seharusnya membuat kita sadar bahwa sistem hari ini merupakan alat untuk melanggengkan langkah penjajahan. Bagi kaum Muslim, pernyataan ini sungguh menyayat hati dan sebuah pengkhianatan yang keji. Mengkhianati seluruh kaum Muslimin, mengkhianati perjuangan rakyat Gaza, mengkhianati penakluk Palestina pertama yaitu Khalifah Umar bin Khattab, mengkhianati pasukan Sholahuddin Al Ayyubi, Intifada, dan martir badai Al Aqsa.
Sejak dahulu hingga sekarang kaum Muslimin telah membayar mahal pengorbanan mereka atas bumi Palestina dengan darah suci dan nyawa para syuhada. Baitul Maqdis yang merupakan kiblat pertama kaum Muslimin dan tempat Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw. menjadi landasan akidah kaum muslimin. Sampai kapanpun kaum Muslimin akan menjaga sampai tetes darah penghabisan dan tidak akan menyerahkan kepada kaum kafir penjajah barang secuil tanah pun. Kaum Muslimin meyakini bahwa Allah akan menolong dan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang bersabar dalam agama-Nya, sesuai dalam firman Allah Swt.: ”Dan sekali-kali Allah tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.”(TQS.An-Nisa:141).
Dengan demikian, kemerdekaan semu (solusi dua negara) yang orang-orang kafir tawarkan adalah sebuah kelicikan yang sejatinya tipu daya mereka agar selamanya kaum Muslimin dalam perangkapnya. Pernyataan Presiden Prabowo adalah bentuk kebodohan, pengkhianatan, dan hanyalah harapan kosong bahwa dengan membuka normalisasi diplomatik dengan zionis dapat memberi kemerdekaan terhadap Palestina.
Bagaimana kita bisa berharap pernyataan tersebut menjadi tekanan diplomatik sementara selama ini suara PBB saja tidak pernah mereka dengar? Sungguh kekonyolan yang seharusnya tidak dilakukan. Alih-alih ingin memperjuangkan kemerdekaan Palestina, justru memuluskan kepentingan perampas tanah. ‘Win win solution’ tidak akan pernah menjadi solusi untuk kemerdekaan semu Palestina. Sekalipun target mereka tercapai maka mereka tidak akan membagi kue kekuasaan yang mereka rampas. Jelas mereka akan memakannya sendiri. Itulah sikap licik dan munafiknya zionis Yahudi la’natullah. Bahasa bibir dan tawaran semu bukanlah sikap yang bisa mereka pahami. Bukan sikap yang dapat menghentikan kekejian mereka. Zionis Yahudi hanya bisa mengerti dengan jihad atau militer dengan peluru dan rudal.
Seharusnya penguasa negeri-negeri Muslim mengerahkan militernya untuk membebaskan Palestina. Bukan dengan bernegosiasi yang menguntungkan kepentingan Barat dan zionis Yahudi. Selama tidak adanya institusi Khilafah, maka tidak akan ada penguasa yang akan mengerahkan pasukan militernya. Karena yang dapat memberikan komando tentara-tentara Muslim hanyalah seorang Khalifah.
Inilah pentingnya ada aturan Islam hadir di tengah-tengah kehidupan untuk mengatur setiap lini kehidupan manusia. Mengatur segala urusan yang menyangkut, hukum, sosial, budaya, ekonomi, urusan dalam dan luar negeri, jihad dan lain-lain. Khususnya menjadi perisai bagi umat untuk mengembalikan kehormatan kaum muslimin dan mengembalikan bumi Palestina dalam pangkuan kaum muslimin yang sejak lama dirindukan.
Dengan tegaknya Islam, maka hukum-hukumnya dapat diterapkan. Walhasil, sudah menjadi kebutuhan mendesak dan kewajiban bagi setiap kaum muslimin untuk memperjuangkannya. Satu-satunya solusi terbaik atas persoalan bumi Palestina adalah dengan jihad di bawah naungan Khilafah Rasyidah ala minhajin nubuwwah.
Wallahu ’alam.
Via
Opini
Posting Komentar