Opini
Vasektomi Syarat Bansos, Akankah menjadi Solusi Efektif Kemiskinan?
Oleh: Ratna Kurniawati, SAB
(Muslimah Gresik)
TanahRibathMedia.Com—Sungguh miris di saat polemik krisis ekonomi yang mengakibatkan PHK massal dan sulitnya ketersediaan lapangan pekerjaan. Bantuan dari pemerintah selaku penguasa yang mengayomi rakyat merupakan hal sangat dibutuhkan dalam kondisi saat ini. Bantuan yang seharusnya diberikan dengan tepat sasaran bagi yang membutuhkan bukan secara tebang pilih.
Adapun bantuan sosial (bansos) yang diharapkan dapat meringankan kondisi perekonomian rakyat malah sering tidak tepat sasaran. Belum lagi tentang kebijakan pemerintah yang mengundang kontroversi semua kalangan yakni adanya persyaratan vasektomi bagi laki-laki warga miskin yang menerima bansos tersebut. Usulan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi karena latar belakang penerima bansos yang memiliki banyak anak. Selain itu, vasektomi dianggap dapat mengurangi angka banyaknya anak demi menanggulangi kemiskinan serta mendukung program keluarga berencana (Kompas.com, 4-5-2025).
Tentunya usulan tersebut mengundang kontroversi dari berbagai kalangan dan dianggap melanggar hak privasi akibat pemaksaan terhadap tubuh demi ditukarkan dengan bansos. Vasektomi di sini adalah prosedur kontrasepsi permanen bagi pria untuk mencegah kehamilan dengan memotong dan mengikat saluran sperma yang tidak akan mempengaruhi hormon testoteron, libido, dan ereksi.
Sangat disayangkan bahwa kebijakan tersebut menzalimi rakyat karena bukan membatasi seperti KB tetapi akan bersifat selamanya tidak memiliki anak. Usulan yang sangat tidak layak disampaikan oleh pejabat publik karena tidak menyentuh akar permasalahan. Hilangnya hati nurani para pejabat sehingga membuat usulan yang serampangan. Mereka menganggap bahwa banyak anak akan menyebabkan kemiskinan.
Angka kemiskinan tinggi saat ini karena penerapan sistem kapitalis sekuler. Pemerintah gagal dalam menyediakan lapangan pekerjaan sehingga banyak angka pengangguran yang tinggi. Mereka menganggap dengan menekan angka kelahiran menjadi solusi praktis dalam rangka efisiensi anggaran. Rakyat miskin dianggap menjadi beban negara dalam sistem kapitalis sekuler.
Kebijakan yang ngawur dan salah kaprah tersebut hanya ada dalam sistem rusak yakni sistem kapitalis sekuler. Sistem yang memisahkan antara agama dalam kehidupan. Kewajiban bagi negara seharusnya menjadi pelayan rakyat mengurusi urusan rakyat termasuk diantaranya adalah menyediakan lapangan pekerjaan bukan malah menjerumuskan rakyat dengan memaksa melakukan vasektomi dengan mendapatkan bansos. Dari usulan kebijakan diatas dapat kita ketahui bahwa negara gagal dalam menjamin kesejahteraan rakyat dan seolah lepas tanggung jawab dalam mengurusi urusan rakyat.
Hal ini berbeda dengan Islam bahwa anak merupakan rezeki dan anugerah yang diberikan oleh Allah Swt. kepada manusia yang terjalin dalam ikatan pernikahan. Allah Swt telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk ciptaan-Nya. Pandangan Islam tentang mengatur jarak kehamilan di perbolehkan, namun apabila melakukan vasektomi yaitu menghilangkan fungsi reproduksi secara permanen tanpa ada alasan syar'i adalah diharamkan apabila karena ketakutan terkait masalah ekonomi.
Islam memandang bahwa rakyat adalah amanah. Tugas negara adalah pelayan rakyat. Kaum miskin bukanlah beban namun amanah yang harus dijaga dan dilindungi. Pemberian bansos merupakan bentuk tanggung jawab negara dalam pemenuhan kebutuhan rakyat.
Sebagaimana pernah dicontohkan oleh khalifah Umar bin Khattab yang memanggul sendiri gandum untuk diserahkan kepada rakyat miskin sebagai bentuk tanggung jawab negara kepada rakyatnya. Dalam sistem Islam akan membuka lapangan pekerjaan bagi laki-laki sehingga bisa memenuhi kebutuhan bagi keluarganya. Selain itu Islam juga akan memberikan pendidikan yang layak serta jaminan kesehatan bagi rakyat. Semua berlaku bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali dan tanpa syarat yang melanggar syariat.
Sistem Islam memandang manusia seutuhnya bukan hanya dipandang sebagai materi yang bermanfaat atau berkontribusi terhadap perekonomian. Sistem yang sempurna yang berisi seperangkat aturan yang berasal dari Allah Swt. bukan sistem buatan manusia yang menganggap manusia hanya sebatas materi semata. Sistem kapitalis sekuler telah nampak kerusakan dan kebobrokannya yang sudah layak ditinggalkan dan kembali kepada sistem Islam yang akan membawa kemuliaan bagi seluruh manusia.
Wa'llahualam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar