Opini
Menggalang Kekuatan Global untuk Membebaskan Palestina
Oleh: Mutmainnah
(Sahabat Tinta Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Krisis pangan yang melanda warga Gaza kian memburuk. Ada 2 juta warga yang hidup dengan bergantung pada bantuan kemanusiaan yang berasal dari penyaluran masyarakat Muslim dunia. Hal ini menjadikan program pangan dunia perserikatan bangsa-bangsa (WFP) memberikan peringatan terhadap krisis tersebut.
Kondisi ini makin diperparah dengan ditutupnya perbatasan untuk mencegah masuknya pasokan pangan ke jalur Gaza hingga pembebanan bea pajak bagi truk yang membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina (Metrotvnews.com, 20-4-2025).
Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka. Anak-anak di Gaza harus dibujuk agar mau memakan daging kura-kura tersebut. Meski begitu ada anak-anak yang enggan memakannya. Demikian disampaikan salah satu warga Gaza Majida Qanan. Serangan yang terus dilancarkan Israel mengakibatkan krisis pangan di Gaza Palestina (CNNIndonesia.com, 19-4-2025).
Mengapa Palestina Belum Dibebaskan?
Permasalahan Palestina sudah menyangkut persoalan hidup dan mati. Bukan sekadar kurang kebutuhan pangan, tapi rumah untuk kembali sudah tidak ada. Kelaparan semakin hari semakin bermunculan dan banyak anak-anak yang meninggal karena makanan yang dikonsumsi jauh dari kelayakan dan kriteria sehat. Bahkan, mereka menjadikan makanan hewan menjadi santapan untuk sekadar mengisi perut kosong.
Persediaan makanan dari basecamp PBB hanya 1 juta, sementara jumlah warga sekitar 2 juta orang. Mereka berebutan makanan mulai dari anak-anak, ibu-ibu sampai bapak-bapak mengantri demi mendapatkan makanan untuk keluarga yang masih tersisa bersama mereka.
Miris rasanya melihat saudara kita di Gaza Palestina saling berebut makanan, sementara kita di sini membeli produk Israel yang secara tidak langsung mendukung mereka membunuh warga Gaza. Membeli produk Israel berarti kita memperkuat mereka. Seharusnya dunia Muslim menghentikan kerjasama perdagangan dengan mereka. Agar tak ada pemasukan dari kita kaum Muslimin yang digunakan untuk membantai saudara sesama muslim.
Kota Gaza menjadi area dengan kerusakan parah dan bangunan hancur rata dengan tanah. Kerusakan yang terjadi mengakibatkan banyak yang kehilangan tempat tinggal dan akses terbatas terhadap layanan dasar seperti air bersih, listrik, dan kesehatan.
Penderitaan kaum muslim di Gaza belum kunjung berakhir. Sementara, penjajah zionis menyerang kian brutal melampaui batas kemanusiaan. Bahkan kecaman dunia tak dihiraukan. Di sisi lain, para penguasa Muslim banyak yang berdiam diri menyaksikan kebiadaban ini. Kalaupun menunjukkan pembelaan, namun sangat disayangkan mereka hanya melakukan kecaman tanpa aksi nyata untuk menghentikan genosida ini.
Solusi Hakiki
Bantuan finansial maupun logistik kepada warga Gaza sudah lama dilakukan berbagai kalangan. Namun semua manusia yang punya logika pasti akan melihat bahwa hal tersebut tidak mampu menyelesaikan penjajahan Israel atas Palestina. Bahkan untuk bertahan hidup saja tidak bisa tercukupi dengan bantuan tersebut.
Kaum Muslimin harusnya dipahamkan terlebih dahulu bahwa permasalahan yang terjadi bukanlah tentang kemanusiaan semata. Namun merupakan tanggung jawab kaum Muslimin terhadap amanah yang ada pada pundaknya yang harus ditunaikan secara bersama. Amanah atas pembelaan terhadap saudara se-akidah. Juga mempertahankan kesucian tanah yang menjadi kiblat pertama. Tak cukup sekadar mengerahkan dana, bahkan umat Islam hari ini harus mulai menyerukan jihad dan khilafah sebagai satu-satunya solusi untuk Palestina.
Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada umat Islam untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya sesama Muslim. Kaum Muslimin, satu dengan yang lainnya adalah saudara.
Rasulullah saw. juga bersabda, bahwa umat Islam adalah laksana satu tubuh. Oleh karena itu, wajib menolong saudaranya.
Ikatan akidah yang seharusnya menyatukan kaum Muslimin di seluruh dunia telah terkikis akibat diadopsinya nasionalisme dalam kehidupan bernegaranya. Penguasa Muslim merasa tidak perlu mencampuri urusan dalam negeri yang ada di negara Muslim lainnya. Di bawah ikatan nasionalisme kaum muslimin tidak akan pernah merasakan persatuan yang hakiki. Dengan demikian jihad pun sulit terwujud. Maka, umat Islam harus meninggalkan nasionalisme. Umat Islam harus menyadari bahwa penjajahan di Palestina dan di negeri muslim lainnya hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global yaitu Khilafah Islamiyah.
Kaum muslimin wajib menyerukan kepada penguasa muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Yaitu mencampakkan kepemimpinan kufur dan menegakkan kepemimpinan Islam, yakni khilafah islamiyah. Demikian juga mendakwahkan pentingnya persatuan umat dan kewajiban menolong mereka. Menuntut para penguasa muslim untuk melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad di bawah komando seorang Khalifah.
Tentunya gerak umat ini membutuhkan pemimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu tak lain adalah jemaah dakwah ideologis yang senantiasa mengajak umat kepada jihad dan tegaknya khilafah. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan kaum muslimin segera terwujud. Senantiasa bersama umat berjuang menegakkan khilafah. Supaya persoalan umat termasuk penjajahan Palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dirasakan kembali.
Persoalan Palestina akan terselesaikan dengan aturan yang berasal dari Sang Pencipta manusia bukan dari undang-undang Barat yang makin menyesatkan umat hingga jauh dari Islam Kaffah. Bantuan kemanusiaan hanya sementara. Adapun dalam naungan Khilafah Islamiyyah, warga Gaza akan bebas dari penjajahan dan gangguan entitas yahudi secara utuh. Bukan hanya iming-iming gencatan senjata, tapi kedamaian yang hakiki dan nyata.
Wallahu a'lam bi-ash-shawaab.
Via
Opini
Posting Komentar