Opini
Mengatasi Kemiskinan dengan Prinsip Islam
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Heboh! Pada akhir April lalu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berencana menjadikan syarat KB vasektomi menjadi salah satu persyaratan penerima bansos. Dedi meyakini vasektomi akan membantu mengurangi angka kemiskinan warga Jawa Barat.
Namun, rencana itu mendapat penentangan dan kritikan dari berbagai pihak seperti Komnas HAM dan MUI. Cara seperti itu jelas menyalahi hak asasi manusia dan etika kesehatan, serta tidak efektif dalam mengatasi akar masalah kemiskinan. Solusi untuk mengurangi kemiskinan haruslah lebih komprehensif dan berfokus pada pemberdayaan ekonomi dan kesehatan, bukan dengan cara-cara yang memaksa atau melanggar hak individu.
Dalam Islam, kemiskinan tidak hanya dipandang sebagai masalah ekonomi, tetapi juga sebagai masalah ideologis yang membutuhkan solusi yang tepat.
Pengertian Kemiskinan dalam Islam
Kemiskinan adalah keadaan kekurangan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Islam telah menyiapkan aturan hukumnya. Miskin bukan sifat bawaan manusia, karena setiap makhluk telah dicukupi rezekinya. Miskin bukan pula perkara yang akan dihisab oleh Allah Swt. Justru ketika kita kaya, maka kekayaan harta itulah yang kelak akan dihisab di akhirat, karena ia menyangkut asal dan kemanfaatan harta.
Namun, walaupun kemiskinan tidak akan dihisab kelak di akhirat, tetap saja kemiskinan tersebut harus dihindari, karena kemiskinan bisa mendekati kepada kekufuran.
Hadis yang di riwayatkan oleh Abu Na'im, "Kemiskinan hampir mendekati kepada kekufuran", mengingatkan bahwa kemiskinan dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan perbuatan yang dilarang agama.
Maka, Islam menawarkan solusi yang efektif untuk mengatasi kemiskinan dengan menekankan pentingnya keadilan sosial, kepedulian, dan kerja sama. Islam mengajarkan berbagai cara untuk mengatasi kemiskinan, baik melalui bantuan langsung kepada yang membutuhkan, pemberdayaan ekonomi, pemerataan dan distribusi, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya zakat, infak, dan sedekah.
Bantuan Langsung dan Pemberdayaan
Rasulullah saw. telah memberi contoh dalam mengatasi kemiskinan, yaitu dengan cara memberikan bantuan langsung kepada orang miskin, baik berupa makanan, pakaian, maupun kebutuhan lainnya. Beliau juga mendorong orang miskin untuk mencari pekerjaan atau usaha sendiri, seperti mengajarkan seorang pengemis cara membuat kapak dan menjualnya untuk memenuhi kehidupannya.
Rasulullah saw. telah bersabda, "Manusia yang paling dicintai Allah swt. adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain".
Hadis ini menggaris bawahi bagaimana pentingnya bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup serta membantu orang lain yang membutuhkan.
Zakat, Infak, dan Sedekah
Zakat, infak, dan sedekah adalah amaliah yang sangat dianjurkan dalam Islam untuk membantu orang fakir dan miskin. Rasulullah saw. sendiri adalah teladan dalam hal ini. Rasulullah saw. selalu menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu orang lain.
Pemberdayaan Ekonomi
Islam mendorong setiap individu untuk bekerja dan mencari nafkah untuk memenuhi kehidupan mereka dan keluarga. Maka tugas negara harus menyediakan lapangan pekerjaan yang luas bagi rakyatnya. Pemberdayaan ekonomi juga dapat dilakukan melalui pengembangan keterampilan dan akses terhadap modal serta pengelolaan sumber daya alam yang bijak.
Pemerataan dan Distribusi Pendapatan
Islam mendorong kebijakan pemerataan dan distribusi pendapatan yang memihak rakyat miskin, seperti penerapan zakat dan qardul hasan (pinjaman tanpa bunga).
Selain solusi-solusi di atas, Islam juga menekankan pentingnya menjaga moralitas dan menghindari perilaku yang merusak ekonomi, seperti korupsi, dan pemborosan.
"Berikanlah kepada kerabat dekat haknya (juga kepada) orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros." (QS Al-Isra: 26.)
Dengan penerapan prinsip-prinsip Islam secara komprehensif atau menyeluruh, diharapkan kemiskinan dapat diatasi dan masyarakat dapat mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Wallahu alam bishshawwab.
Via
Opini
Posting Komentar