Opini
Arti Hari Anak Sedunia Bagi Palestina
Oleh: Keyra Princy
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Peringatan Hari Anak Sedunia ini diadakan setiap tahun pada tanggal 20 November, bagi tiap anak di dunia. Tujuannya untuk menunjukkan kepedulian terhadap masa depan yang akan dipimpin oleh anak-anak nantinya. Tapi mereka melupakan fakta bahwa anak-anak di negeri Palestina yang kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Mereka sendiri yang memborbardir bahkan memenggal kepalanya. Jika bicara tentang HAM, di manakah HAM anak-anak Palestina?
Dilansir dari Detikjatim (14-11-2024), dalam era modern, Hari Anak Sedunia tidak hanya seruan untuk bertindak. Pada tahun-tahun terakhir ini menjadi aksi kolaborasi antara anak-anak dan orang dewasa untuk menyuarakan isu-isu kritis, seperti perubahan iklim, akses pendidikan yang nyata, dan penghapusan diskriminasi. Peringatan ini mengajak memberikan kesempatan kepada para anak untuk didengar, diberdayakan, dan berperan menciptakan masa depan yang diinginkan. Merayakan melalui media sosial, publikasi, dan acara global menjadi momentum meningkatkan perhatian terhadap tantangan yang dihadapi anak-anak, serta komitmen mewujudkan hak-hak mereka.
Peringatan Hari Anak Sedunia menunjukkan bahwa Barat memiliki standar ganda soal hak anak. Di bawah inisiasi PBB, Hari Anak Sedunia menunjukkan betapa pedulinya mereka terhadap nasib dan masa depan 2 milyar anak di dunia. Tentu saja ini hanyalah iming-iming belaka berkedok ketidakpedulian Barat terhadap anak-anak. Dikarenakan ketidak adilannya dala memberikan keselamatan dan kesejahteraan pada anak-anakdi umur 0-15 tahun.
Bentuk nyata pengkhianatan ini adalah terhadap anak-anak di Palestin hari ini. Jangankan memperingati Hari Anak Sedunia, menuntut Hak Asasi Manusia saja mereka tidak bisa. Pun kesejahteraan dan keselamatan mereka, tak ada yang bisa menjamin. Anak-anak di Palestina juga di bombardir habis-habisan, bahkan bayi-bayi dipenggal kepalanya. Sungguh hina perilaku Yahudi yang juga di bawah inisiasi PBB, mereka bahkan tidak tanggung-tanggung membunuh anak yang masih dalam kandungan ibunya.
Ditilik dari masalah ini, anak-anak kalah penting dengan harta dan tahta pada negara yang bersistem Kapitalisme da menjunjung tinggi Nasionalisme. Kepentingan yang menunjang negara untuk lebih ‘maju’ dan juga meng’kaya’kan orang yang berkepentingan, jauh lebih prioritas daripada anak-anak yang menggemilangkan dunia di masa depan. Tak heran konflik seperti ini terjadi, yang sejatinya adalah buah dari diterapkannya Kapitalisme.
Namun, pada negara yang menjadikan Islam sebagai asas negaranya, Islam memandang bahwa anak-anak adalah pemeran penting untuk calon generasi di masa yang akan mendatang. Hanya negara Islam yang bisa menjamin seluruh hak yang dibutuhkan oleh anak-anak dari segala aspek terpenuhi. Juga hak-hak yang terpenuhi harus berdasarkan syariat Islam dengan daulat di tangan Sang Pencipta, bukan di tangan manusia yang merusak segalanya. Sehingga dengan berasaskan Islam, negara Islam mampu menunjang sumber daya yang besar dan mampu menjamin kesejahteraan dan keselamatan anak-anak.
Islam juga menjaga tiap-tiap jiwa juga hak hidup setiap manusia, termasuk anak-anak. Ini hanya bisa diwujudkan ketika syariat Islam ditegakkan di sebuah negara.juga mewujudkan tiap-tiap fungsi keluarga sebagai rumah yang hangat, fungsi lingkungan sebagai tempat tinggal yang nyaman, juga fungsi masyarakat sebagai makhluk sosial yang selalu amar ma’ruf nahi munkar. Negara Islam menjadi basis perlindungan anak yang hakiki, karena negara Islam menjadi raa’in dan junnah bagi tiap rakyatnya.
Wallahu a’lam bishshawab.
Via
Opini
Posting Komentar