Opini
Palestina Masih Mencekam, Dunia Bungkam
Oleh: Yuliana, S.E.
(Muslimah Peduli Umat)
TanahRibathMedia.Com—Badan PBB Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakn hujan yang mengguyur Jalur Gaza memperburuk situasi sudah sangat mengkhawtirkan. Dilaporkan bahwa keluarga di Jalur Gaza terpaksa mencari pengungsian termasuk tenda-tenda darurat. Dalam pernyataan yang dirilis pada Sabtu, UNRWA menegaskan bahwa bantuan peralatan untuk tempat tinggal sangat dibutuhkan.
Menurut UNWRA, upaya Internasional untuk menekan Zionis Israil agar memberikan akses masuk bantuan ke luar Gaza hingga kini masih terus dilakukan. UNRWA menegaskan bahwa mereka tetap melaksanakan tugas kemanusiaannya yang penting di Jalur Gaza mskipun menghadapi kondisi yang sangat sulit bagi warga setempat. Pihaknya juga menyampaikan bahwa sekolah-sekolah miliknya di Gaza masih berfungsi sebagai tempat perlindungan aman bagi keluarga yang mengungsi. Sejak Jumat pagi, jalur Gaza berada dalam sistem tekanan rendah yang disertai massa udara dingin dan hujan lebat. Ini memperparah penderitaan 1,5 juta warga sipil yang mengungsi di wilayah konflik tersebut.
Sementara itu, Israil terus memblokir masuknya matrial perlindungan seperti tenda dan rumah mobil, mengingkari kewajibannya. Berdasarkan perjanjian genjatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025. Israil telah menewaskan lebih dari 69.000 orang, sebagaian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023 dan menghancurkan daerah kantong itu hingga rata dengan tanah. Hanya beberapa meter dari balok-balok beton bercat kuning yang menandai garis penarikan pasukan Israil terbaru.
Tenda halawa terletak di tengah reruntuhan rumah dan lahan pertanian. Dengan puing-puing berserakan di seluruh lanskap tersebut (Antara, 15-11-2025).
Gencatan Senjata Bukanlah Solusi bagi Gaza
Gaza masih dibanjiri derita. Warga Gaza yang sebagian besar masih tinggal di tenda-tenda pengungsian diterpa badai banjir di musim dingin, menyebabkan tenda sobek dan roboh. Hujan yang mengguyur Jalur Gaza memperburuk situasi yang sudah sangat mengenaskan. Tenda-tenda yang menampung warga Gaza yang mengungsi tak mampu menahan hujan pertama musim dingin. Bantuan peralatan untuk tempat tinggal sangat dibutuhkan. Hanya saja, pihak Zionis terus memblokir masuknya material perlindungan Sedikitnya 260 warga Palestina tewas dan lebih dari 630 lainnya mengalami luka-luka sejak gencatan senjata dimulai (10 Oktober).
Meski gencatan senjatan telah disepakati Zionis terus memblokir masuknya material perlindungan seperti tenda dan rumah mobil. Krisis yang terjadi di Gaza ini menunjukkan bahwa gencatan senjata bukanlah solusi selagi akar masalah yaitu penjajah Zionis tidak dicabut. Penderitaan rakyat Palestina akan terus terulang.
Gencatan seringkali direpresentasikan sebagai jalan keluar, walhasil kenyataannya hanya gombalan palsu semata yang tidak pernah mengubah apapun. Bantuan dibatasi, blockade tetap saja diberlakukan. Rakyat hidup dalam kesengsaraan dan diperlakukan tidak manusiawi. Dunia hanya bungkam membisu seribu Bahasa. Seolah-olah Gaza bukan menjadi masalah mereka dengan alasan sikap nasionalisme.
Dunia memandang Gaza melalui narasi AS. Media global menyiarkan berita bahwa Gaza baik-baik saja setelah gencatan senjata, opini tersebut hanya menutupi fakta yang sebenarnya terjadi. Mereka mengelabui mata dunia dengan konotasi real bahwa krisis Gaza semakin kritis. Lakonan AS menggiring opini global dan berhasil membuat begitu banyak pihak percaya. Mengelabui mata dunia bahwa kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati berhasil menciptakan perdamaian di Gaza. kenyataan yang terjadi sebaliknya keadaan di Gaza di bawah kendali AS semakin memburuk dan mencekam.
Solusi Barat terbukti tidak akan pernah menyelesaikan masalah Palestina, justru mereka ingin melanggengkan penjajahan di sana. Bukan menekan Zionis mereka malah menguatkan penjajah di sana dengan memberikan perlindungan diplomatik, bantuan logistik, dan persenjataan. Kegagalan solusi dari Barat selama puluhan tahun membuktikan bahwa mereka tidak pernah berniat untuk menyelesaikan konflik di Palestina. Mulai dari solusi dua negara, genjatan senjata, perundingan damai. Tidak ada satupun yang bisa menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, penderitaan Palestina tidak akan pernah berakhir selama dunia masih percaya dan bergantung pada solusi-solusi busuk Barat. Hal ini hanya memperkuat dan mengekalkan ideologi sekularisme.
Gaza Butuh Solusi Islam Bukan Barat
Solusi Islam seharusnya menjadi pegangan para pemimpin negeri-negeri Muslim. Gaza butuh jihad dan Khilafah. Khilafah adalah junnah (perisai) yang akan menghapus segala bentuk penjajahan atas warganya. Islam memndang penjajahan terhadap negeri Palestina sangat jelas. Para ulama telah sepakat kewajiban berjihad fii sabilillah untuk mengusir penjajah. Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi (620 H) menyatakan bahwa juika kaum kafir menduduki suatu negeri kaum Muslim maka penduduk negeri itu wajib memerangi kaum kafir tersebut. Jika mereka tidak mampu maka kewajiban itu meluaskepada kaum Muslim yang ada di negeri sekitarnya (Ibnu Qudamah Al-Mughni, 9/228)
Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran yang memerintahkan jihad. Di antaranya Allah Swt. berfirman:
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memrangi kalian.” (TQS Al-Baqoroh [2]:190)
Sebagai bukti cinta terhadap Gaza seharusnya diwujudkan dalam bentuk fii sabilillah mengusir Israil, bukan mengakui eksistensi negara zionis. Inilah yang Allah wajibkan. Kewajiban ini diabaikan oleh penguasa Muslim. Mereka lebih memilih tunduk kepada Barat, dan PBB. Mereka persembahkan loyalitas mereka kepada pihak-pihak yang sebenarnya bersubhat membantai Palestina.
Panggilan buat kita kaum Muslim. Kita membutuhkan kepemimpinan global yang benar-benar melindungi kita. Yaitu Khilafah Islam yang telah diwajibkan oleh Syari’at Islam. Hanya Khilafah yang mampu menjadi prisai umat Islam sedunia. Hanya yang bisa memelihara kehormatan, harta, dan jiwa umat Islam sedunia. Khilafah akan memimpin lalu mengibarkan jihad fii sabilillah untuk mengusir penjajah dari negeri-negeri Muslin, terkhusus Palestina.
Sikap penguasa Muslim yang condong kepada pemimpin zalim sama artinya dengan menyetujui kezaliman mereka. Allah Swt. memperingati kita semua:
“Janganlah kalian condong kepada orang-orang yang zalim sehingga kalian nanti akan disentuholeh api neraka.” (TQS Hud [11]: 113).
Wallahua’lam.
Via
Opini
Posting Komentar