PUISI
Alam yang Terendam Luka
Oleh: Nurhayana
TanahRibathMedia.Com—Dulu, malam beku slalu mendekap tubuh kecilku
Terbangkan kunang-kunang di bawah temaram
Tapi kini yang tumpah hanyalah peluhku
Kemana perginya para kunang - kunang?
Arunika sunyi tanpa burung kecil bernyanyi
Kucerminkan wajahku pada hilir sungai sepi
Riak kotor lumuri tiap inci bayangan ini
Dosa siapa tlah terbawa arus sungai yang suci?
Batu-batu gajah di angkut ntah kemana
Kerajaan hutan runtuh tanpa sisa
Kata mereka, penduduk tak boleh kelaparan dan deforestasi adalah solusinya
Permainan harapan tlah mengawali keserakahan dan laba
Namun nyatanya, alam tak sekuat dusta mereka
Rasa lelahnya tlah mengundang guntur di atas langit
Yang menumpahkan hujan layaknya badai hukuman
Lalu air bah datang, menghantam tiap pintu rumah tanpa kenal tuan
Kini harapan tlah sirna terseret oleh bencana
Anak kecil mulai menangisi perut mereka yang lapar
Sebagian orang tua mengharapkan rumah mereka kembali
Sebagian lagi meratapi keluarga mereka yang mati
Di antara keputus asaan yang sunyi
Doa-doa yang memanjat dalam sepi
Masa depan yang tlah pergi
Kepada siapa disalahkan semua ini?
Via
PUISI
Posting Komentar