Opini
Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda
Oleh: Novita Mayasari, S. Si
(Pengamat Generasi)
TanahRibathMedia.Com—Hari ini kita hidup pada era digitalisasi. Hal ini akan memberikan dampak baik pada orang tua ataupun pada generasi muda. Pasalnya, hari ini keberadaan internet berupa tontotan tidak dapat dijadikan tuntunan apalagi contoh teladan dalam menjalani kehidupan. Begitu juga gim-gim yang dapat menjadikan candu bagi pemainnya.
Maraknya kriminalitas hari ini tak hanya datang dari orang dewasa, tetapi telah merambah ke generasi muda khusunya kepada anak-anak yang masih sekolah. Hal ini bisa disebabkan dari tontonan internet sehingga ingin mencobanya. Akankah nasib generasi muda kita biarkan begitu saja?
Kapitalisme Menghilangkan Masa Depan Generasi
Tentu apabila arus digitalisasi ini tidak dibendung dan difilter oleh negara, maka para generasi muda akan hilang kebaikan dalam dirinya bahkan masa depannya menjadi suram.
Sungguh, hal ini menjadikan para orang tua khawatir dan cemas memikirkan anak-anaknya. Bagaimana tidak, hari ini banyak anak-anak muda yang stres dikarenakan ingin memenuhi semua tuntutan dan gaya hidup sehingga banyak dari kalangan generasi muda yang terjerumus kepada judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) yang pada akhirnya banyak berakhir stress akut, depresi, bahkan bunuh diri dalam menghadapi tekanan hidup. semua itu dilakoni demi mendapatkan materi (uang) dengan secara instan. Sungguh, masa depan generasi muda akan hilang jika keadaan ini terus dibiarkan tanpa tindakan yang berarti.
Sejatinya, prilaku hedonisme dan konsumerisme merupakan buah dari sistem kapitalisme liberalisme (paham ke bebasan) yang dianut negeri ini. Sistem ini menjadikan generasi gemar melakukan pamer sana pamer sini dengan barang-barang mewah yang sedang digandrungi dikalangan mereka.
Semua ini terjadi dikarenakan aturan (sistem) yang diberlakukan adalah aturan yang bukan berasal dari Sang Khaliq, melainkan sistem demokrasi kapitalismelah yang sejatinya merupakan sistem yang rusak dan merusak.
Sebagaimana asas dari sistem ini adalah semua aturan hidup ini dibuat sendiri oleh manusia. Padahal, sifat manusia itu lemah, terbatas dan bergantung pada yang lain. Bagimana mungkin manusia dengan segala keterbatasannya dapat membuat aturan sendiri?
Sudah seharusnya kita menyadari bersama bahwa demokrasi kapitalisme ini hanya memihak kepada kalangan tertentu. Karena nilai kebahagiaan dari sistem ini yaitu mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya tanpa mengenal memperdulikan halal haram. Dalam benak mereka hanya ada uang, uang dan uang. Seperti itulah standar kebahagian yang diajarkan dalam sistem ini.
Islam Menyelamatkan Generasi
Generasi muda merupakan penentu peradaban bangsa. Bangsa yang hebat nan gemilang tidak akan lahir dari generasi yang rusak. Jika sistem demokrasi kapitalisme ini terus diterapkan, maka kemuliaan generasi muda sebagai mutiara umat akan terus terkoyak. Oleh karena itu, sudah selayaknya ada upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda dengan solusi yang fundamental agar permasalahan generasi muda ini segera terselesaikan. Tentu solusi yang mampu menuntaskan permasalahan sampai keakarnya ialah solusi yang berasal dari Sang Pencipta manusia, yakni Allah Subhanahu Wata'ala.
Islam sangat memperhatikan tumbuh kembang para generasi, karena mereka adalah calon ksatria dan calon pemimpin di masa mendatang. Maka, keberadaan negara memiliki peran penting sebagai pelindung dan penjaga generasi. Negara wajib melakukan segenap daya upaya untuk mengembalikan peran generasi pada posisinya. Hal yang harus dilakukan negara ialah:
Pertama, menyelenggarakan pendidikan yang berbasis akidah Islam yang akan membentuk kepribadian Islam (syakhsiyah Islam) peserta didiknya. Peserta didik pun akan dibekali dengan berbagai skill serta ilmu kehidupan (seperti sains dan teknologi).
Kedua, negara menerapkan sistem ekonomi Islam, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi laki-laki dan para ayah sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Sehingga peran Ibu akan lebih fokus dalam mendidik anak-anaknya karena tidak perlu ikut campur dalam urusan nafkah.
Ketiga, negara juga akan menerapkan sistem pergaulan Islam demi mencegah generasi agar tidak terjerumus kepada pergaulan bebas. Begitu pun dengan media yang beredar, negara harus menutup segala bentuk informasi yang tidak sejalan dengan pendidikan Islam.
Keempat, negara wajib memberlakukan sistem sanksi yang tegas. Sistem sanksi inilah yang nanti akan membuat para pelaku kriminal serta maksiat akan dihukum sesuai dengan syariat Islam sehingga akan menimbulkan efek jera dan tidak ada lagi yang berani melakukan hal yang berbau kemaksiatan.
Demikianlah cara Islam mewujudkan kesejahteraan bagi semua masyarakat terutama bagi generasi muda. Dengan cara ini, masalah generasi yang rusak dapat terselesaikan hingga ke akarnya. Sehingga memiliki suatu peradaban yang besar, kuat serta gemilang bukanlah suatu mimpi belaka. Sistem itu adalah khilafah yang menerapkan aturan hidup secara kafah (menyeluruh).
Wallahu'alam bishowwab.
Via
Opini
Posting Komentar