Opini
Iman Ibu Kuat, Godaan Lewat
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
TanahRibathMedia.Com—Ada satu kenyataan hidup yang kadang bikin dada sesak tapi harus dihadapi bahwa rumah tangga itu bukan cuma urusan cinta-cintaan ala drama Korea, tapi juga arena ujian level dewa. Bahkan, kalau kita lagi asik ngurus anak sambil mikirin menu besok, eh tiba-tiba datanglah “Sang Penggoda” yang sok manis kayak boba tapi ternyata palsu.
Para ibu, jangan panik dulu. Godaan itu bukan tanda suami paling ganteng sejagat raya sampai jadi rebutan, tapi lebih ke ujian sejauh mana kita kuat bertahan, sabar, dan tetap elegan. Allah sudah kasih warning manis,
“Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit rasa takut, lapar, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (TQS. Al-Baqarah: 155)
Artinya? Kalau diuji dengan orang ketiga alias penggoda, itu bagian dari “Paket ujian standar umat beriman.” Lulus atau nggak, tergantung respon kita.
Bertahan Selama Suami Masih Amanah
Kalau suami masih menafkahi lahir batin, masih berlaku makruf (alias baik, adil, sopan), ya bertahanlah.
Rasulullah saw. bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Jadi selama suami masih berusaha meneladani kebaikan itu, jangan buru-buru “Angkat koper.” Jadikan rumah tangga medan sabar dan doa. Ingat, ujian itu bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk mengangkat derajat.
Kalau Suami Memilih Pergi?
Nah, ini yang kadang bikin hati para ibu goyah. Kalau sampai ditinggalkan, jangan meraung sampai tisu satu kardus habis, mata bengkak, lalu hidup serasa tamat. Bu, please, hidupmu gak seharga itu.
Kalau dia pergi, artinya Allah sedang membersihkan jalanmu dari orang yang ternyata tidak tulus mencintaimu.
Rasulullah saw. mengingatkan,
“Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu, maka ia akan diserahkan kepada sesuatu itu.” (HR. Tirmidzi)
Artinya, kalau kita terlalu menggantungkan kebahagiaan pada suami, kita bisa runtuh ketika dia lepas. Tapi kalau kita gantungkan diri pada Allah, insyaAllah tetap kuat meski ditinggal. Karena kita paham cinta tulus dan tidak pernah meninggalkan itu hanya cinta Allah.
Syakhsiyah Islamiyah: Jati Diri Ibu Pejuang
Syakhsiyah Islamiyah (kepribadian Islami) itu ibarat tameng superhero. Seorang ibu yang berpegang teguh pada syariat, hatinya gak gampang runtuh. Ia sadar bahwa hidup bukan sekadar urusan cinta duniawi, tapi ibadah panjang menuju ridha Allah Swt.
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahullah menjelaskan, perempuan Muslimah yang kokoh dengan syariat akan punya orientasi jelas, semua dijalani demi Allah, bukan demi manusia.
Jadi kalau ada penggoda nyelonong, mentalnya langsung bilang,
“Hellooow, ini cuma ujian sekadar lewat, bukan kiamat. Waktu sendiri yang akan menghapusnya dari episode hidupku. Aku tetap berdiri, karena Allah sandaranku.”
Motivasi Hadapi Ujian Orang Ketiga
Bu, mari kita bayangin. Orang ketiga itu ibarat badai. Kenceng, ribut, bikin genteng bergetar. Tapi badai gak mungkin selamanya. Badai pasti reda, dan rumah yang pondasinya dibangun atas dasar iman akan kuat dan tetap berdiri kokoh. Sedangkan rumah yang dibangun diatas kecurangan dan kebohongan akan hancur sendiri.
Bahkan kalau pun rumah itu roboh, kita tetap bisa bangun rumah baru asal iman tetap jadi pondasi utama.
Allah Swt. berfirman,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (TQS. Al-Baqarah: 286)
Jadi jangan takut. Kalau ujian datang, itu tandanya kamu mampu. Kalau orang ketiga muncul, itu tanda Allah percaya kamu bisa naik level.
Para ibu, ingat baik-baik. Kamu bukan sekadar “Istri dari.” Kamu adalah hamba Allah yang dimuliakan. Kamu punya harga diri, iman, dan peran mulia sebagai ibu generasi.
Kalau suami masih amanah, pertahankan rumah tangga dengan sabar. Kalau ditinggal, jangan runtuh. Itu bukan kehilangan cinta sejati, tapi justru Allah sedang membuka pintu untuk cinta yang lebih murni, yaitu cinta kepada-Nya.
Semangat Bu, dirimu jujur, amanah, setia dan taat. Dirimu adalah berlian istimewa yang dilihat dari sisi manapun kelihatan kinclongnya dan hamba Allah yang dimuliakan. Kalau suamimu tidak bisa melihat itu dan lebih tertarik dengan batu kali, maka dia yang rugi sendiri.
Wahai ibu generasi yang dimuliakan Allah. Kuatlah dan jangan ukur dirimu dengan hadir atau tidak hadirnya suami. Ukurlah dirimu dengan seberapa kuat kamu berpegang pada syariat Allah Swt.
Via
Opini
Posting Komentar