IBRAH
Nikmat yang Tak Terlihat
Oleh: Maman El Hakiem
(Pegiat Literasi)
TanahRibathMedia.Com—Pagi itu, seperti biasa.
Aku bangun tanpa alarm, membuka mata, dan masih menemukan atap yang sama di atas kepala.
Langit mendung, suara ayam bersahut-sahutan.
Anak-anakku masih terlelap, dan aroma nasi dari dapur mulai menguar.
Kuhampiri istri yang tengah menyiapkan sarapan.
“Biasa aja, ya,” gumamku dalam hati.
Rutinitas yang sama. Rumah yang itu-itu saja. Makanan yang sederhana. Hidup yang datar-datar saja.
Kupikir, mungkin aku butuh sesuatu yang baru.
Sesuatu yang lebih.
Sesuatu yang ‘wah’.
Bukankah hidup harus berkembang?
Tapi siang itu, aku bertemu seseorang.
Di warung kecil pinggir jalan, aku duduk bersebelahan dengan seorang bapak.
Tubuhnya kurus, wajahnya teduh. Tangannya memegang sebungkus nasi yang belum dibuka.
Kami berbincang ringan.
Sampai akhirnya, ia berkata, “Saya baru dapat kerja hari ini. Nguli bongkar pasir. Ini makan siang pertama saya setelah dua hari cuma minum air keran.”
Aku terdiam.
Mataku menatap nasi bungkus itu.
Nasi putih, tempe goreng, sambal. Biasa saja.
Tapi di matanya, nasi itu seperti pesta.
Ia tersenyum lebar, penuh syukur.
“Alhamdulillah... saya doakan semoga Bapak juga selalu diberi rezeki,” ucapnya sambil menyambung makan dengan pelan.
Aku menunduk. Tiba-tiba dada ini sesak.
Apa yang tadi pagi aku anggap biasa, baginya adalah anugerah luar biasa.
Apa yang kubilang "datarnya hidup", ternyata adalah "doa yang terkabul" bagi orang lain.
Ternyata aku tak kekurangan.
Aku hanya lupa bersyukur.
Hari itu bukan hari yang biasa.
Itu adalah hari ketika Allah menegurku
melalui seseorang yang tak pernah kutemui sebelumnya.
Melalui sepiring nasi, dan senyum syukur yang benar-benar tulus.
Sejak hari itu, setiap aku merasa hidupku "kurang menarik",
aku ingat kembali pertemuan itu.
Dan kusebut satu-satu nikmat yang kuluputkan dari rasa syukur:
Atap. Nafas. Keluarga. Waktu.
Kesempatan. Kesehatan.
Dan hati yang masih bisa disentuh oleh cerita orang lain.
Karena mungkin…
apa yang hari ini aku keluhkan,
adalah sesuatu yang orang lain masih panjatkan dalam doanya setiap malam.
Kota Angin, 8 Juli 2025
Via
IBRAH
Posting Komentar