IBRAH
Mintalah Kepada Allah! Walau Hanya Sebuah Tali Sendal Jepit Atau Garam
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Pesan "mintalah kepada Allah walau hanya sebuah tali sandal jepit atau garam" adalah sebuah anjuran untuk kita agar kita selalu meminta kepada Allah dalam semua hal, termasuk hal terkecil yang kita butuhkan.
Ungkapan ini pun adalah sebuah perumpamaan yang mengajarkan untuk tidak ragu meminta apapun kepada Allah meskipun hal itu kecil, serta menekankan bahwa segala sesuatu bahkan yang tampak remeh sekalipun berasal dari Allah, dan kita harus bergantung kepadanya.
Tali sandal jepit dan garam adalah benda-benda yang sederhana dan mudah didapatkan. Namun, perumpamaan ini digunakan untuk menunjukan bahwa tidak ada yang terlalu kecil untuk diminta kepada Allah.
Seperti kisah penulis dalam mendapatkan sebua buku yang berjudul "Menulis Semudah Makan Kacang". Buku "Menulis Semudah Makan Kacang" ini mungkin tidak asing lagi bagi sebagian teman-teman penulis senior. Namun, bagi penulis, buku ini begitu asing dan membuat penasaran. Mendengar judulnya saja sudah menyatakan bahwa menulis itu sangatlah mudah, sehingga makan kacang diterapkan sebagai majaznya. Padahal, yang penulis alami, menulis tidaklah semudah itu. Acap kali menangis ketika menerima teguran yang menurut penulis menyakitkan dari teman menulis. Perlu kesabaran, ketelatenan, tidak boleh baperan, harus pandai mengatur waktu, dan yang paling utama adalah harus mempunyai ilmu yang memadai. Menurut penulis, semua itu benar-benar menguras energi.
Oleh karena itu, ketika mengetahui ada buku yang berjudul "Menulis Semudah Makan kacang", penulis sangat antusias ingin memiliki. Semudah itukah menulis?
Dalam keseharian, penulis belajar membiasakan diri meminta atau menitipkan hal sekecil apapun kepada Allah. Misalnya, ketika memasak minta rasa yang lezat kepada Allah. Ketika menjemur pakaian, minta dijaga oleh Allah agar jemuran tidak berjatuhan apalagi terkena najis, dan Allah selalu mengabulkan.
Pernah ada satu kejadian. Satu hari penulis menjemur pakaian, dan lupa tidak menitipkan kepada Allah. Alhasil jemuran ambruk dan semua kotor tak tertolong. Subhanallah.
Pun untuk buku ini, penulis tidak banyak minta sana-sini, penulis langsung jalur langit, merayu Sang Maha Kaya agar memberikannya.
Beberapa bulan sudah terlewati, lupalah penulis akan permintaan yang belum terkabul itu. Namun, ketika satu hari di group menulis diadakan kuis, betapa kagetnya penulis karena melihat sesuatu yang selama ini dilangitkan.
Ya buku itu, buku yang bejudul "Menulis Semudah Makan Kacang" itu yang akan menjadi hadiahnya. Hampir saja aslam alias asam lambung penulis naik, karena rasa takut tidak bisa menjawab pertanyaan kuis mulai mengisi pikiran.
Penulis mulai mulai panik, takut tidak bisa menjawab pertanyaan kuis tersebut. Beruntung! Penulis ingat akan kebiasaan selalu merayu Allah dalam menginginkan semua hal walau sekecil apapun.
Akhirnya, dengan sedikit malu-malu, penulis meminta sama Allah dalam rukuk shalat isya.
"Ya Allah…
Ya 'Alim…
Ya Rasyid...,
saya ingin memiliki buku itu, tolong takdirkan saya bisa menjawab pertanyaan kuis".
Selesai shalat, dengan sedikit ragu, penulis iseng mengikuti kuis dan menjawab pertanyaannya. Takdir Allah, penulis dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.
Maasyaa Allah, doa yang sekali dilangitkan itu dijawab oleh Allah, dan buku itupun menjadi milik penulis.
Begitulah Allah, Dia akan memberi setiap yang kita minta ketika kita sudah pantas untuk memilikinya. Maasyaa Allah.
Sekarang, buku yang diidamkan telah berada dalam genggaman. Penulis mulai membaca, dan benar saja buku ini sangatlah inspiratif dan membantu dalam meningkatkan kemampuan dalam menulis. Buku "Menulis Semudah Makan Kacang" yang ditulis oleh Ustazah Nur Rahmawati S.H. ini mungkin telah menjadi referensi bagi banyak penulis, terutama bagi mereka yang ingin memulai atau meningkatkan kemampuan menulisnya.
"Menulis Semudah Makan Kacang" adalah sebuah majas agar para penulis pemula selalu bersemangat, serta harus memotivasi diri dengan nekad. Walaupun nekad itu tidak baik, tetapi takut itu lebih buruk.
Alhamdulillah, penulis bersyukur kepada Allah atas diijabahnya semua yang dilangitkan, dan semoga Allah memberi kemudahan kepada penulis dalam menulis dakwah seperti mudahnya makan kacang.
Semoga penulis buku "Menulis Semudah Makan Kacang" dipanjangkan umurnya serta selalu ada dalam keberkahan.
Terimakasih juga penulis haturkan kepada sahabat sekaligus guru penulis atas hadiah yang telah dibarikan. Semoga rejekinya barokah dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi ilmu yang bermanfaat, serta menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga ke Surga-Nya. Aamiin.
Wallahu'alam bisshawwab.
Via
IBRAH
Posting Komentar