Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
Tanah Ribath Media
Pasang Iklan Murah
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Telusuri
Beranda Opini Generasi Emas di Bawah Bayang-Bayang Teknologi Siber
Opini

Generasi Emas di Bawah Bayang-Bayang Teknologi Siber

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
23 Jul, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Zahra Tenia 
(Aktivis Muslim)

TanahRibathMedia.Com—Negara Indonesia pada tahun 2045 akan mengalami bonus demografi. Masa di mana jumlah masyarakat yang memiliki usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif. Namun di tengah peluang tersebut, Indonesia juga dihadapkan pada masalah  besar berkaitan dengan kemajuan teknologi yang mengancam kualitas generasi muda hari ini. Seperti yang diungkap oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi bahwa banyak kasus kekerasan menimpa dunia anak-anak dan perempuan disebabkan oleh gadget atau media sosial (www.tempo.co, 11-07-2025).

Ancaman kejahatan siber menjadi momok bagi terbentuknya generasi emas sehingga dibutuhkan langkah-langkah praktis untuk mengatasinya. Menindaklanjuti masalah tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital ( Komdigi ) RI telah menyusun regulasi berupa Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas) (www.tempo.co, 09-07-2025). 

PP Tunas diharapkan dapat menjadi acuan untuk  memberi regulasi dalam menyajikan fitur yang sesuai dengan anak sehingga anak dapat terlindungi dari bahaya di ruang digital. Akankan pembentukan PP Tunas ini efektif untuk mencegah kerusakan generasi emas dari bayang-bayang teknologi siber?

Lemah Iman dan Rendahnya Literasi Digital

Kekhawatiran akan bayang-bayang bahaya siber memang tidak bisa diindahkan. Tidak dipungkiri kemajuan teknologi hari ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Namun, di luar itu semua terdapat banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Penyebab utamanya adalah jauhnya masyarakat dari nilai-nilai agama akibat penerapan sistem kapitalis sekuler negeri ini. Sistem ini menjadikan manusia jauh dari tuntunan agama, sehingga iman menjadi lemah dan mudah tergoda dengan paparan konten-konten yang tidak mendidik seperti pornografi, perjudian dan tindak kekerasan. 
Tidak hanya lemah iman, tetapi rendahnya literasi digital yang tidak cukup memadai di dalam diri masyarakat, terutama generasi muda menjadikan mereka gagap dalam menghadapi hal-hal yang terjadi dunia digital. Tidak bisa menggunakan gadget/alat elektronik dengar benar, mudah termakan hoax, menyebarkan fitnah, tidak mampu meyaring konten, dan bahkan menjadi korban bullying ataupun penipuan.

Literasi digital rendah karena kurangnya pendidikan digital, sarana dan prasarana kurang, dan berbiaya. Inilah yang disebut pendidikan menjadi ladang komoditas perdagangan, bukan pelayanan yang seharusnya menjadi hak warga negara.
 
Seorang psikolog Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Khoiruddin Bashori menyoroti
dalam tulisannya yang berjudul “Krisis Literasi Digital”, terkait tantangan di daerah perdesaan dan ketimpangan infrastruktur. Ia menegaskan bahwa masyarakat yang belum memiliki literasi digital tidak hanya kurang mengakses informasi valid, tetapi juga rentan terhadap disinformasi dan ketidakefektifan transformasi digital.

Kembali pada Solusi Islam

Pembentukan PP Tunas tidak akan cukup efektif untuk mencegah kerusakan generasi emas dari bayang-bayang buruknya dunia siber/digital.  Hal ini disebabkan permasalahan yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku individu saja, melainkan juga dari pengaruh sosial masyarakat, sistem Pendidikan, dan sistem regulasi/politik yang ditetapkan pemerintah yang ada hari ini.  Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak, baik level individu masyarakat dan juga negara. Artinya, dibutuhkan sistem yang baik dan sempurna, tanpa cacat yaitu Islam.

Didalam sistem Islam, individu dibekali dengan keimanan yang kokoh, sehingga mampu mengendalikan diri dan bijak dalam bermedia digital. Penggunaan gagdet dibatasi, sebatas kebutuhan bukan memenuhi tuntutan keinginan.  Menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh agama, sebagai contoh perintah untuk menjaga pandangan, dan menjauhi dari perkara yang mempertontonkan aurat. Disebutkan dalam Qur'an surat An Nur ayat 30 Allah berfirman: 

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ ۝٣٠

 Artinya:

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."

Iman mendorong setiap individu membentengi diri dari menyebarkan berita yang tidak jelas (hoax), Islam memberikan tuntunan yang sangat tegas dan menyebutkan bahwa fitnah lebih berat daripada pembunuhan yang disebut dalam QS. Al-Baqarah: 191.

Kehadiran masyarakat yang peduli terhadap generasi juga sangat penting dalam mencegah bayang-bayang pengaruh siber bagi kerusakan generasi. Masyarakat ini akan selalu menutup ruang ruang atau celah terjadinya penyalahgunaan siber dimasyarakat. Contohnya ketika ada warung, cafe atau warnet yang mencurigakan mereka tidak segan menindak dan melaporkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Negara sebagai penguasa yang memiliki kewenangan dalam mengurus rakyat harus menyajikan fasilitas siber yang bebas dari tekanan negara lain. Dengan potensi yang dimilikinya baik SDA maupun SDM yang melimpah negara akan mampu menyediakan teknologi yang jauh dari ancaman dan bahaya. Dengan perangkat negara yang sangat lengkap, negara akan mudah memberikan pelayanan digital yang aman, dan penuh tuntutan edukasi dari level pemerintah pusat sampai instusi terendah yakni keluarga.Tentu semua ini hanya bisa terwujud jika ada institusi Islam kaffah bernama Khilafah.

Wallahu alam.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Menggapai Keadilan dan Kesejahteraan Guru, Melangkah Menuju Sistem Islam

Tanah Ribath Media- Juli 22, 2025 0
Menggapai Keadilan dan Kesejahteraan Guru, Melangkah Menuju Sistem Islam
Oleh: Hani Qorisha (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Saat kita semakin merasakan betapa pentingnya pendidikan dalam membangun bang…

Most Popular

Penghinaan Nabi Muhammad Kembali Terjadi, Buah Kebebasan ala Demokrasi

Penghinaan Nabi Muhammad Kembali Terjadi, Buah Kebebasan ala Demokrasi

Juli 17, 2025
Kebrutalan Zionis Kian Membabi-buta, Khilafah Kebutuhan Mendesak

Kebrutalan Zionis Kian Membabi-buta, Khilafah Kebutuhan Mendesak

Juli 17, 2025
Penghinaan Nabi Berulang, Bukti Pemerintah Gagal Membuat Jera Para Pelaku

Penghinaan Nabi Berulang, Bukti Pemerintah Gagal Membuat Jera Para Pelaku

Juli 18, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023

Popular Post

Penghinaan Nabi Muhammad Kembali Terjadi, Buah Kebebasan ala Demokrasi

Penghinaan Nabi Muhammad Kembali Terjadi, Buah Kebebasan ala Demokrasi

Juli 17, 2025
Kebrutalan Zionis Kian Membabi-buta, Khilafah Kebutuhan Mendesak

Kebrutalan Zionis Kian Membabi-buta, Khilafah Kebutuhan Mendesak

Juli 17, 2025
Penghinaan Nabi Berulang, Bukti Pemerintah Gagal Membuat Jera Para Pelaku

Penghinaan Nabi Berulang, Bukti Pemerintah Gagal Membuat Jera Para Pelaku

Juli 18, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us