Remaja
Bercanda Boleh tetapi Laknat, Jangan!
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
TanahRibathMedia.Com—Bintang Emon memilih meninggalkan sesi live streaming bersama Bigmo yang tayang di kanal YouTube Bigmo, @Neciguymo pada Selasa (15/7). Keputusan walkout ini terjadi di tengah siaran langsung, ketika Bintang Emon terlihat tidak nyaman dengan cara Bigmo berinteraksi dengannya, seperti menyebut narkoba sebagai tempat pelarian untuk menyalurkan energi positif jika tidak memiliki channel YouTube dan itu bercanda katanya.
Saat masuk saweran sekitar delapan juta lebih tiba-tiba Bigmo hendak mengakhiri live streamingnya
"Udah dapet duit, udah selesai streamingnya,” kata Bigmo.
Namun tiba-tiba Bigmo mengatakan dirinya hanya bercanda. Hal itu ia sampaikan dengan melontarkan kata-kata kasar sembari berteriak kencang.
Sementara itu, Bintang Emon tetap duduk di tempatnya dengan ekspresi muka yang menunjukkan rasa tak nyaman (mpnindonesia.com, 17-7-2025).
Tentu saja aksi Bintang Emon yang memilih keluar dari live bareng Youtuber BigMo bikin netizen heboh. Banyak yang salut karena Emon tetap menjaga integritas dan tahu kapan harus mundur demi menjaga akhlak.
Di sisi lain, netizen ramai-ramai ngegas ke BigMo yang dianggap kelewatan. Guyonan receh boleh aja, tapi kalau isinya kata-kata kotor, tantrum gak jelas, dan menghina sana-sini, itu udah bukan komedi, itu udah kayak bom waktu yang akan membantai moral generasi muda.
Dalam Islam bercanda itu ada adabnya. Nabi saw. juga suka bercanda, tapi gak pernah bohong, gak nyakitin hati, apalagi sampe merusak akhlak. Beliau bersabda,
"Aku juga bercanda, tetapi aku tidak berkata kecuali yang benar." (HR. Tirmidzi)
Nah lho, Rasul aja becanda pake SOP gak asal ceplas-ceplos. Tapi sekarang? Banyak konten yang asal lucu, asal viral, asal cuan, padahal isinya toksik. Ujung-ujungnya, generasi yang nonton bisa auto ikut-ikutan, “Toh lucu kok, trending kok.”
Inilah bahaya konten tanpa filter iman. Tayangan begitu bisa jadi tuntunan yang membentuk karakter, terutama generasi muda yang masih labil. Kalau tontonan tiap hari isinya makian dan tantrum, jangan heran kalau nanti anak-anak jadi manusia yang gak tahu malu dan gak bisa kontrol emosi.
Parahnya, sekarang FYP di negara kita isinya banyak kata-kata kotornya, seperti: ”Anja*, Anj*ng, Ta*, dan lain-lain, tapi jangan terburu-buru menyalahkan algoritma doang, tapi salahkan juga sistem yang bikin generasi gak punya arah, yaitu sekularisme.
Sekularisme ngajarin bebas ngomong, tapi gak ngajarin batas. Akhirnya lahirlah generasi yang ngomong dulu, mikirnya nanti, kalau sempat. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan. Agama cukup buat urusan pribadi, ibadah di masjid, atau ngaji saat Ramadhan. Tapi dalam urusan media, pendidikan, hukum, bahkan konten digital agama gak boleh ikut campur. Hasilnya? Hidup bebas sebebas-bebasnya, moral urusan belakangan. Etika out, viral in yang penting views, bukan value. Yang penting trending, bukan tauhid. Akhlak gak diajarin, asal konten rame.
Mirisnya, dalam sistem ini negara cuma jadi wasit netral. Platform digital dikuasai kapitalisme yang penting uang masuk. Tayangan edukatif sepi sponsor, konten makian banjir endorse.
Solusi sistemik? Ya Islam dong.
Dalam sistem Islam (khilafah), media bukan alat cari cuan doang, tapi jadi sarana edukasi umat. Negara akan menyaring konten bukan dengan sensor absurd kayak sekarang, tapi dengan aturan syariat yang jelas.
Tayangan yang mendidik, memperkuat akhlak, memupuk pemikiran Islam dan membangkitkan peradaban akan didukung penuh. Sebaliknya, konten yang merusak, penuh maksiat, atau menjadikan kejahatan sebagai hiburan, akan dicegah bahkan bisa dikenai sanksi tegas.
Jadi, komedian boleh. Tapi yang beradab.
Lucu itu bukan berarti harus cabul, kasar, atau merendahkan orang lain. Kalau kamu harus menghina orang buat bikin orang ketawa, berarti kamu bukan pelawak, tapi kamu penghina profesional.
Makanya, respect buat Bintang Emon. Daripada ikut-ikutan candaan gak jelas, mending cabut dan tetap waras. Semoga makin banyak konten kreator yang sadar, jadi lucu itu bukan alasan buat jadi gak sopan.
Yuk, jadi generasi yang bisa bedain mana canda yang cerdas, mana candaan yang bikin dosa. Karena dunia ini emang panggung sandiwara, tapi jangan sampe kita jadi pelawak yang masuk neraka.
Via
Remaja
Posting Komentar