Opini
Tukang Parkir Meresahkan, Buah Sistem Kapitalis
Oleh: Nofri Hutasoit
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Kota Medan dicemari oleh tukang parkir liar. Coba saja kita lihat sekarang banyak tukang parkir berkeliaran di mana-mana. Masyarakat merasa sangat dirugikan oleh parkir liar ini. Mau tidak mau, suka atau tidak suka harus bayar parkir. Sungguh meresahkan rakyat apabila terus menerus dibiarkan.
Aksi preman atau tukang parkir yang berinisial A (52) merantai mobil warga, akibat tak diberikan uang bulanan parkir. Preman tersebut mendatangi rumah warga yang di mana mobil warga itu di parkir di rumahnya sendiri. Pelaku mendatangi rumah korban bolak-balik di jl. Sei kera kecamatan Medan perjuangan. Warga melaporkan tindakan pelaku ke satreskrim Polrestabes Medan. Akhirnya pelaku ditahan di satreskrim (Kompas.com Selasa 20-5-2025).
Analisis
Tukang parkir adalah orang yang bertugas mengatur kendaraan keluar-masuk serta menjaganya sampai urusan selesai. Mereka dipekerjakan oleh pengelola tempat parkir sebagai petugas parkir di tempat tertentu.
Nyatanya, tukang parkir sekarang banyak yang tidak ditugaskan oleh pengelola parkir. Mereka datang tiba-tiba di saat kita memarkir kendaraan dan meminta uang parkir. Padahal kendaraan kita tidak diatur dan tidak dijaganya. Mereka hanya perlu uangnya saja. Itu yang kadang membuat kita jengkel, merasa dirugikan dan terzalimi.
Memang tidak seberapa uang yang kita berikan tapi kita tidak ridho karena dia tidak melakukan tugasnya sebagai tukang parkir. Hal yang lebih membuat kita geram, jika kita pergi ke toko yang bersebelahan. Mereka meminta uang parkir berkali-kali. Contoh, kita mencari perabot di toko A barang yang kita cari tidak ada terus kita pindah ke toko B yang bersebelahan dengan toko A, tukang parkirnya minta duit lagi. Kalau kita tidak memberikan dengan alasan tokonya bersebelahan, mereka akan memaksa.
Inilah yang terjadi di Medan. Hampir semua tempat ada tukang parkirnya. Kalau begini, pekerjaan yang mereka lakukan bukankah sama halnya dengan meminta-minta atau mengemis? Sungguh pekerjaan yang sangat memalukan. Karena mereka pun tidak melakukan pekerjaan sebagai seorang tukang parkir yang sebenarnya mereka hanya mau uangnya saja.
Tidak ada yang berani menertibkan tukang parkir liar saat ini. Buktinya sampai sekarang semakin banyak tukang parkir liar. Kerusakan ini hanya kita dapatkan di sistem yang rusak yaitu sistem sekuler, pemisahan agama dari kehidupan dan si pembuat hukumnya adalah manusia.
Padahal kita ketahui bersama bahwa manusia itu tempat salah dan khilaf, mempunyai banyak kekurangan dan akalnya terbatas hanya bisa mengamati yang dapat diindera saja yaitu: manusia, hidup dan alam. Manusia seharusnya tidak berhak untuk membuat aturan hidup untuk dirinya sendiri karena kelemahan dan keterbatasannya tersebut. Seharusnya yang membuat aturan dan hukum adalah Allah, karena Allah Sang Pemilik segala nya. Selama sistem sekuler yang diterapkan, kasus tukang parkir liar tak akan dapat dihanguskan. Rusaknya sistem pasti rusak tatanan negaranya.
Krisis rasa aman. Inilah tiga kata mewakili hati rakyat saat ini . Aksi-aksi parkir liar masih marak dilakukan oleh individu. Masyarakat pun was-was. Untuk menghentikan parkir liar aparat keamanan diminta memberantas tanpa pandang bulu.
Pemberantasan parkir liar ini sangat sulit dilakukan di sistem kapitalis yang diterapkan saat ini. Pemberantasan parkir liar hanya bisa diwujudkan oleh sistem Islam.
Solusi
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi kegiatan parkir, termasuk memberikan sanksi bagi tukang parkir liar yang melakukan parkir liar.
Tukang parkir liar diberi sanksi sosial, dapat dikenakan denda oleh pemerintah daerah, atau bahkan dipidana karena melakukan pemerasan. Di akhirat akan dihisab atas perbuatannya itu, karena telah melakukan tindakan yang dilarang dan merugikan orang lain.
Seorang Muslim tidak diperbolehkan mencari harta dari cara yang batil. Karena Allah sudah mensyari'atkan untuk mencari harta yang halal, supaya menjadi berkah. Contoh kasus diatas tukang parkir liar itu adalah dosa besar. Firman Allah Swt.:
"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas dimuka bumi ini tanpa hak. Mereka akan mendapatkan azab yang pedih." (TQS As-Syura':42)
Allah Swt. juga berfirman:
"Dan janganlah kamu sebagian memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil. Dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya". (TQS Al Baqarah: 188)
Wallahu 'alam bisshowab.
Via
Opini
Posting Komentar