Opini
Haji: Momen Menyatunya Kaum Muslim dari Berbagai Negara
Oleh: Anisa Anggraeni
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Hari Raya Iduladha sudah tiba. Pada hari ini, kaum Muslim diperintahkan untuk menggemakan takbir, menunaikan salat Iduladha, dan melaksanakan ibadah kurban.
Pada saat ini juga umat Muslim di seluruh dunia bersatu untuk melaksanakan ibadah haji di Mekah. Hari raya kurban ini termasuk hari yang agung sebagaimana sabda Rasullullah saw.
إن أعظم الأيام عند الله يوم Ø§Ù„Ù†ØØ±
“Sesungguhnya hari yang teragung disisi Allah adalah hari nahr (hari raya kurban).” (H.R Abu Dawud)
Hari raya Iduladha mengingatkan kita pada peristiwa besar yang dialami oleh Nabi Ibrahim as. yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui mimpi untuk menyembelih anaknya tercinta, Nabi Ismail as. Bukti bahwa beliau rela mengorbankan keluarganya semata-mata hanya untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Begitu pun dengan Nabi Ismail as., yang sangat patuh serta berbakti kepada orang tuanya demi mendapatkan ridha Allah Swt.
Pada saat ibadah haji, umat Muslim dari berbagai negara, ras, warna kulit, suku, dan bahasa berkumpul di Tanah Suci Mekah. Hal itu menunjukkan bersatunya jutaan umat Muslim di berbagai bangsa tanpa adanya sekat nasionalisme. Mereka semua disatukan dengan akidah yang sama yaitu Islam. Tanpa sadar, mereka bersatu melampaui sekat perbedaan kebudayaan atau etnis.
Bayangkan, ketika seluruh umat Islam terus bersatu seperti saat momen ibadah haji seperti ini. Disatukan oleh akidah Islam, tidak lagi melihat ikatan nasionalisme, kesukuan, dan kemaslahatan. Maka Islam akan terlihat kuat, utuh, dan disegani.
Namun, bersatunya kaum Muslim pada saat momen ibadah haji hanya bersifat sementara. Umat Muslim akan kembali tercerai berai dan bahkan sampai bermusuhan. Melupakan kembali saudara seiman dan seperjuangan. Umat Muslim kembali hidup bersekat-sekat.
Untuk sekedar menentukan hilal saja kita sering berbeda. Padahal kita hidup di bumi milik Allah. Dalam satu negara saja sering terjadi perbedaan dan itu masih jadi pemicu perdebatan dari umat Muslim itu sendiri.
Umat Muslim seperti kehilangan seorang ibu. Mereka tidak tahu harus melakukan apa ketika melihat saudaranya digenosida. Tidak ada yang mengarahkan mereka, tidak ada yang memberikan komando.
Maka, yang sebenarnya umat umat butuhkan yaitu bersatunya umat Muslim di seluruh dunia dalam satu naungan Khilafah Islamiyah. Umat Muslim akan berada pada komando yang sama, satu tubuh, dan satu tujuan.
Momen Iduladha telah mengajarkan kita tentang ketaatan mutlak kepada Allah, yang seharusnya bisa mendorong kita semua sebagai Muslim untuk patuh pada syariat Islam. Bukan hanya pada aspek ritual saja, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Wallahu alam bish-ashowab.
Via
Opini
Posting Komentar