SP
Pengepungan RS Indonesia di Gaza: Kegagalan Internasional dan Panggilan untuk Umat Islam
TanahRibathMedia.Com—Penjajahan atas Palestina telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. Namun, tragedi demi tragedi terus terulang, bahkan kian brutal. Terbaru, pada 19 Mei 2025, pasukan pendudukan Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Di tengah keterbatasan medis, listrik, dan obat-obatan, rumah sakit ini justru dijadikan sasaran militer. Tindakan ini tidak hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga mengoyak rasa kemanusiaan dunia.
Pertanyaannya: Sampai Kapan Dunia akan Diam?
Kita tak bisa menutup mata bahwa dunia internasional, baik melalui PBB maupun lembaga-lembaga HAM, telah berulang kali gagal menghentikan agresi Israel. Seruan gencatan senjata hanya menjadi formalitas diplomatik yang tak digubris oleh pihak penjajah. Lembaga-lembaga dunia terbukti tidak memiliki kekuatan nyata untuk menegakkan keadilan bagi Palestina.
Sebaliknya, negara-negara Muslim yang secara geografis dekat dan secara sejarah serta akidah terikat dengan Palestina, justru terperangkap dalam sikap netral, bahkan bungkam. Hal ini tak lepas dari sistem sekuler nasionalistik yang memisahkan politik dari nilai-nilai Islam dan memutus solidaritas umat.
Padahal dalam Islam, nyawa seorang Muslim ibarat nyawa seluruh umat. Rasulullah saw. bersabda:
“Siapa saja yang pagi harinya tidak mempedulikan urusan kaum muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka.” (HR. Thabrani)
Islam bukan sekadar agama ritual, melainkan sebuah sistem kehidupan yang mencakup politik, hukum, dan relasi internasional. Dalam sistem Islam (khilafah), perlindungan terhadap kaum muslimin adalah tanggung jawab negara secara langsung. Tidak akan ada pengepungan rumah sakit seperti yang terjadi di Gaza, karena khilafah akan memobilisasi kekuatan militer untuk membebaskan wilayah kaum muslimin yang dijajah, sebagaimana dulu pernah terjadi pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi dalam membebaskan Baitul Maqdis.
Lebih dari itu, sistem Islam menjamin distribusi kekayaan, penyediaan layanan kesehatan, dan keamanan tanpa diskriminasi. Rumah sakit seperti Rumah Sakit Indonesia tidak akan dibiarkan sendiri, karena dalam sistem Islam, seluruh negeri muslim adalah satu tubuh.
Oleh karena itu, tragedi kemanusiaan di Gaza seharusnya menjadi titik balik kesadaran umat Islam. Bahwa solusi hakiki bukanlah sekadar mengutuk, menggalang donasi, atau menunggu belas kasih dunia Barat. Solusi sesungguhnya adalah dengan bersatu kembali dalam satu entitas politik Islam yang mampu melindungi, membebaskan, dan menebar keadilan secara nyata: yaitu dengan menegakkan sistem Islam secara kaffah.
Tanpa sistem ini, darah kaum tertindas akan terus mengalir dan dunia akan terus gagal menjadi saksi keadilan.
Wallahu a‘lam.
Risna Ayu Wulandari
(Muslimah Jaksel)
Via
SP
Posting Komentar