OPINI
Zalim, Ibu dan Bayi Meninggal Korban Bobroknya Layanan Kesehatan
Oleh: Zahra Tenia
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Viral, berita duka yang teramat memilukan. Seorang wanita dan bayi yang dikandungnya meninggal dunia karena ditolak oleh 4 rumah sakit yang didatanginya pada Minggu (16 November 2025 (bbc.com, 24-11-2025).
Korban bernama Irene Sokoy adalah satu warga Kampung Hobong, Distrik Sentani, Jayapura. Irene menghembuskan nafas terakhirnya ketika berupaya mencari pertolongan medis di rumah sakit. Sayangnya, usahanya tidak berbuah hasil, semua rumah sakit tidak bersedia menerima kondisinya dengan mengemukakan berbagai alasan di antaranya tidak ada dokter spesialis yang jaga, ruang penuh dan juga tidak adanya uang muka yang cukup.
Komersialisasi Kesehatan
Kejadian yang menimpa Irene bukanlah hal baru di negeri ini. Ada banyak kasus serupa yang juga dialami oleh masyarakat lainnya, sebut saja Ibu Dwi Tyas Murni, yang berusaha mencari pengobatan di Rumah Sakit untuk putranya yang sedang demam tinggi 39,8 °C ditolak RS karena demamnya tidak tercover BPJS (bbc.com, 22-05-2025). Tidak lupa juga kasus balita Raya, yang meninggal karena infeksi cacing yang memenuhi tubuhnya. Alasan ketiadaan BPJS membuat pelayanan tidak dilakukan sebagaimana seharusnya.
Beberapa peristiwa yang terjadi menunjukkan bahwa kesehatan bukankan hak bagi setiap warga masyarakat, terutama yang warga miskin ke bawah. Pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada golongan tertentu, yang memiliki akses dan berkantong tebal (baca: orang kaya).
Semua ini terjadi karena pelayanan kesehatan telah menjadi ladang bisnis bagi negara dan swasta. Komersialisasi kesehatan menjadi sangat wajar mengingat sistem pemerintahan hari ini mengambil kapitalisme sebagai ideologinya. Sistem ini meniscayakan negara memberi kebebasan seluas-luasnya pada pemodal untuk mengambil sektor publik sebagai ladang bisnis. Negara hadir hanya sebagai regulator bukan penjamin pelayanan kesehatan yang memastikan setiap warga memperolehnya, seandainya ada pelayanan gratis yang disediakan oleh pemerintah, itupun tidak mengcover seluruh kebutuhan pasien. Ada banyak obat, alat-alat kesehatan dan bahkan tenaga medis yang tidak memenuhi standar kesehatan dan pelayanan di dalam rumah sakit. Inilah borok pelayanan kesehatan yang hari ini menghantui masyarakat, lebih baik berobat sendiri di rumah daripada harus ke rumah sakit yang justru tidak memberikan layanan dengan sepenuh hati.
Kesehatan Tanggung Jawab Negara
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok setiap warga masyarakat, tidak terkecuali pendidikan dan juga keamanan. Kebutuhan ini wajib disediakan oleh negara sebagai institusi yang mengurus rakyatnya. Islam memberikan gambaran bagaimana seharusnya seorang pemimpin dalam mengurus rakyatnya. Dia laksana seorang penggembala ternak, yang akan memastikan ternaknya sehat, aman terlindungi dari segala bahaya dan aman. Sebagaimana bunyi hadist Rasulullah saw.,
ÙƒُÙ„ُّÙƒُÙ…ْ رَاعٍ ÙˆَÙƒُÙ„ُّÙƒُÙ…ْ Ù…َسْئُولٌ عَÙ†ْ رَعِÙŠَّتِÙ‡ِ، اْلإِÙ…َامُ رَاعٍ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ù…َسْئُولٌ عَÙ†ْ رَعِÙŠَّتِÙ‡ِ، ...
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang imam (pemimpin negara) adalah penggembala (pemimpin) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya.”
Dengan demikian, seorang kepala negara tidak akan dengan mudah menelantarkan warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan hanya dikarenakan terkendala biaya atau faktor lainnya. Keselamatan nyawa menjadi pertimbanganan satu-satunya dalam mengambil setiap kebijakan yang terkait dengan kesehatan. Akses yang mudah dan tidak berbelit diberikan kepada semua orang baik yang kaya maupun yang miskin, gratis tanpa harus memungut biaya sedikitpun.
Islam Menjamin Kesehatan Masyarakat
Islam sebagai sebuah ideologi yang bersumber dari wahyu, menjadikannya sebagai satu-satunya sistem yang sempurna tanpa cacat. Negara Islam telah terbukti dapat tegak selama kurang lebih 13 abad lamanya, dengan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap warganya. Hal ini pernah dicontohkan Rasulullah saw. saat menjadikan dokter pribadinya untuk melayani pengobatan bagi setiap rakyatnya. Inilah sikap yang muncul dan diperlihatkan sosok pemimpin yang mengimani adanya hari akhir dan pertanggungjawaban di akhirat. Semua adalah amanah yang harus ditunaikan dalam rangka ketaatan pada Rabb-nya.
Pemerintahan yang baik tidak hanya bergantung kepada sistem yang baik, namun juga perlu didukung dengan pemimpin yang baik, yang memiliki integritas tinggi, tidak tunduk kepada kepentingan asing, dan tidak takut kepada siapapun kecuali Allah Swt. Sosok ini hanya akan muncul dari masyarakat yang memiliki pemikiran Islam, perasaan Islam, dan yang menerapkan aturan-aturannya dari Islam. Saatnya masyarakat kembali kepada sistem yang sudah terbukti membawa kesejahteraan baik muslim maupun nonmuslim, yaitu Khilafah.
Wallahu alam bishowab.
Via
OPINI
Posting Komentar