Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda OPINI Selamatkan Generasi dari Bahaya Digital
OPINI

Selamatkan Generasi dari Bahaya Digital

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
22 Des, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Susi Sukaeni
(Guru dan Pemerhati Generasi)

TanahRibathMedia.Com—Media sosial di era digital seolah tak terpisahkan dengan kehidupan gen z, sebutan generasi muda hari ini. Sejak usia dini, gen z telah akrab dengan ponsel dan media sosial. Melalui medsos mereka asyik berselancar di dunia maya untuk berburu informasi, membangun relasi, mengekspresikan diri atau sekedar mencari hiburan ringan. Tak heran jika kaum muda banyak menghabiskan waktunya di depan layar ponsel. Sebuah survey di Lampung menunjukkan 21,36 % responden menghabiskan waktu 5-8 jam per hari saat bermedsos, bahkan sampai lebih dari 8 jam per hari (15,91%) (Diskominfotik.lampungprov.go, 21-08-2025).

Memang benar media sosial telah memberi banyak manfaat. Namun penggunaan medsos secara berlebihan tanpa filter berpotensi merusak kepribadian. Pasalnya banyak konten berbahaya yang mengancam generasi muda seperti cyberbullying, cybercrime, pornografi, pornoaksi, judol, pinjol hingga masalah isu kesehatan mental. Data Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) melaporkan satu dari 3 remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental (ugm.ac.id, 15-11- 2022).

Bagaimanapun konten media sosial akan mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan gaya hidup bahkan cara mereka memahami agama. Tradisi belajar Islam yang dulu berguru di majelis-majelis ilmu, kini bergeser pada algoritma media sosial yang syarat kepentingan produsen platform sosial media seperti penyebaran ideologi disamping bisnis.
Platform media sosial kebanyakan lahir dari AS dan Eropa Barat yang menjadikan sekulerisme sebagai pondasi kehidupan sosial politik mereka. Hal ini berimplikasi pada standar moral dan aturan platform mengikuti nilai-nilai kapitalis-sekulerisme. Sebagai contoh, sekulerisme mengajarkan agama itu urusan pribadi dan bersifat spiritual sehingga dilarang masuk ruang publik. Karenanya algoritma akan membatasi konten pembahasan Islam politik dan mengarahkannya pada konten non agamis yang dinilai “aman” dan “universal”. Konten agamis dengan pembahasan mendalam dan ideologis akan tenggelam atau diberi label ekstremisme. Ini karena platform kapitalistik memiliki system “shadowban”, yaitu pembatasan senyap pada konten Islam ideologis sehingga konten sulit ditemukan.

Algoritma medsos menentukan “konten yang layak” dalam kacamata Barat. Misalnya medsos selalu mengangkat konten ringan, emosional dan menghibur sehingga layak viral sekalipun unfaedah bahkan salah. Tujuannya supaya pengguna berlama-lama di depan layar ponsel. Jika rata-rata pengguna menghabiskan waktu 5-8 jam per hari di dunia maya, bayangkan keuntungan yang bisa diraup dari data dan iklan yang diperoleh produsen platform digital.

Medsos telah mempromosikan budaya konsumerisme dan flexing (pamer materi). Muncul sikap membandingkan dengan orang lain. Akibatnya generasi muda mudah overthinking dan takut tertinggal dari lingkungan. Data survey I-NAMHS menunjukkan 1 dari 3 remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam kurun waktu setahun terakhir, setara dengan 15,5 juta remaja. Sebanyak 5,5% dari kelompok tersebut mengalami gangguan mental yakni sebanyak 2,45 juta remaja. (ugm.ac.id, 15-11- 2022). Masalah kesehatan dan gangguan mental generasi muda akan berdampak pada kepribadian mereka. Jika tidak segera ditangani akan merusak perkembangan generasi baik secara phisik, psikologis maupun sosial.

Demi memenuhi tuntutan gaya hidup dan kesenangan banyak kaum muda terlibat pinjol. Berdasarkan data Statistic Fintech Lending OJK 2023, mayoritas nasabah pinjol adalah generasi muda berusia 19-34 tahun (emedia.dpr.go.id, 15/7/ 2024). Sebanyak 58% dari mereka lebih sering menggunakan jasa pinjol untuk gaya hidup dan hiburan (Kompas.com, 28-11-2025).

Sungguh kenyataan pahit dan memprihatinkan, generasi muda menjadi obyek keserakahan kapitalis global untuk menumpuk kekayaan. Lebih dari itu Barat telah menanamkan nilai-nilai kapitalis sekularisme dengan menjadikan generasi muda sebagai budak digital. Medsos menjadi sarana efektif memalingkan generasi muda dari Islam. Dengan begitu potensi pemuda Islam sebagai pelopor kebangkitan Islam akan dibajak menjadi agen pengokoh system kapitalis sekuler yang rusak dan merusak.

Kini saatnya generasi muda muslim menyadari potensi dahsyat sekaligus bahaya yang mengancam setiap saat. Karenanya dibutuhkan kesungguhan membina mereka dengan ideologi Islam sebagaimana Rasulullah SAW membina para sahabat. Alhasil lahirlah sosok-sosok hebat nan tangguh seperti Ali bin Abi thalib tameng saat Rasulullah saw. hampir dibunuh, Usamah bin Zaid sang panglima perang di usia 18 tahun, Zubair bin Awwam pedang Allah pertama, Arqam bin Abil Arqam rumahnya menjadi markas pengkaderan dakwah, Zaid bin Tsabit juru tulis wahyu handal serta masih banyak yang lainnya. Mereka para pemuda yang kokoh keimanannya, pemberani, cerdas berilmu, rela berkorban dan memiliki ketaqwaan luar biasa di usia mudanya. Semua itu menunjukkan kesuksesan Rasulullah saw. membentuk kepribadian Islam tangguh pada diri para sahabat. Pada saatnya mereka terjun ke arena pertempuran mengemban risalah Islam, melenyapkan system jahiliah menuju peradaban Islam yang cemerlang.

Inilah jalan yang harus ditempuh, membina kaum muda agar memiliki cara berpikir dan berprilaku berdasarkan akidah Islam. Mengajarkan berbagai staqofah Islam agar mereka memahami agamanya secara kaffah. Berikutnya menyiapkan mereka menjadi kader-kader dakwah tangguh yang siap mengobankan segenap potensi terbaiknya dalam perjuangan melanjutkan kehidupan Islam kembali di bawah naungan Khilafah Rasyidah. Mengapa Khilafah Rasyifah?

Sejatinya yang dibutuhkan ummat bukan sekadar solusi praktis tanpa menyentuh akar masalah seperti pemblokiran konten negative, deteksi hoaks, sangsi administrative dan perlindungan data pengguna. Karena semua itu hanya mengurangi dampak negative media sosial tidak mencegah dan mengatasi secara tuntas. Solusi tuntas masalah generasi dan bahaya digital yang konfrehensif hanya bisa dilakukan oleh negara kuat, mandiri, dan berdaulat berasakan akidah Islam yaitu khilafah islamiyah.

Negara khilafah akan melakukan segala upaya untuk melindungi dan menyelamatkan generasi. Khilafah akan membangun kedaulatan digital yang terlepas dari pengaruh asing. Secara mandiri khilafah akan membangun infra struktur digital, perangkat lunak, keamanan siber dan kecerdasan buatan. Karenanya Khilafah akan menyediakan dana dan berbagai fasilitas untuk mendukung penuh upaya riset dan inovasi teknologi digital mutakhir.

Khilafah akan mengelola ruang digital secara ketat dan menjadikannya sebagai sarana pendidikan Islam, penyebaran dakwah dan propaganda untuk menunjukkan kekuatan dan wibawa negara di mata dunia. Semuanya dirancang dalam rangka kemaslahatan Islam dan kaum mulimin serta terjaganya akidah, ahlak dan intelektual ummat.

Penegakkan khilafah saat ini menjadi kebutuhan mendesak dan tidak bisa di tawar lagi. Islam sendiri telah menjadikan penegakkan khilafah sebagai makhota kewajiban (Tajul Furd). Dengan kehadirannya semua masalah akan terselesaikan dengan sohih dan tuntas. Untuk itu butuh peran politik generasi muslim baik yang tua ataupun muda untuk memperjuangkan satu amanah yakni tegaknya Islam kaffah dibawah institusi Khilafah.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”(QS Al Imran;104).
Via OPINI
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Generasi Digital dan Krisis Berpikir Kritis di Tengah Arus Algoritma

Tanah Ribath Media- Desember 22, 2025 0
Generasi Digital dan Krisis Berpikir Kritis di Tengah Arus Algoritma
Oleh: Ilma Nafiah (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Berbagai data menunjukkan adanya penurunan kemampuan berpikir kritis dan fungs…

Most Popular

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Desember 20, 2025
Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Desember 19, 2025
Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Desember 20, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Terhubung tapi Terasing: Mengungkap Kesepian akibat Media Sosial di Era Kapitalisme Liberalisme

Terhubung tapi Terasing: Mengungkap Kesepian akibat Media Sosial di Era Kapitalisme Liberalisme

Oktober 02, 2025

Popular Post

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Desember 20, 2025
Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Desember 19, 2025
Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Desember 20, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us