SP
Rusaknya Generasi Akibat Judol dan Pinjol, Siapa yang Salah?
TanahRibathMedia.Com—Ketika anak sekolah terjerat kasus judol dan pinjol, itu berarti ada yang salah dalam pendidikan generasi muda saat ini. Seperti kasus judol dan pinjol pada siswa SMP yang terjadi di Kulonprogo Yogyakarta yang mengakibatkannya bolos sekolah selama dua bulan terakhir (kumparan, 26-10-2025).
Dalam sistem kapitalis, negara hanya menjadi regulator dan fasilitator bukan sebagai pelindung. Sulitnya kehidupan pada saat ini membuat orangtua sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Seorang ibu yang seharusnya menjadi guru dan madrasah bagi anaknya yang banyak waktu di rumah kini sibuk bekerja untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sulitnya kehidupan di negeri kapitalis ini membuat orangtua mengabaikan pengawasan dan pendidikan anak, mereka hanya memikirkan nilai akademik yang paling bagus untuk anaknya tapi lupa bahwa agama tidak dijadikan sebagai landasan kehidupan. Inilah yang menjadikan anak berbuat sesuai kehendak mereka sendiri karena merasa tidak ada yang mengawasi.
Judol dan pinjol dapat membentuk lingkaran setan. Tanpa kita maui, ia sering muncul di layar gadget yang membuat kita sangat mudah mengaksesnya. Padahal dampak dari judol dan pinjol ini sangatlah buruk. Bagi yang sudah kecanduan, mampu merusak akal, ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras, kriminalitas meningkat, dan kasus bunuh diri sering di alami oleh pelaku judol dan pinjol.
Persoalan judol dan pinjol memang harus di tangani dengan langkah yang tegas dan serius sehingga dapat membuat jera para pelakunya. Allah secara tegas mengharamkan judol dan pinjol sebagaimana dalam Qur'an surah Al maidah ayat: 90-91 yang artinya:
"Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya minum khamr judi (berkorban) untuk berhala dan mengundi nasib dengan anak panah termasuk perbuatan setan dan jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan yang sesungguhnya maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu."
Dari sini kita sadar betapa pentingnya diterapkan pendidikan Islam yang berlandaskan akidah Islam. Sehingga para pelajar punya arahan dalam berpikir dan bertindak. Tidak cukup dengan pendidikan karakter saja, namun dibutuhkan peran negara untuk menerapkan sistem yang mampu membentuk generasi yang sholeh dan berkepribadian Islam.
Dalam negara khilafah, kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam, mata pelajaran serta metodologi penyampaian pelajaran semuanya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikit pun. Pendidikan akan membentuk pola pikir dan pola sikap yang islami. Sedangkan tujuan dari pendidikan membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan.
Hanya dengan penerapan Islam secara menyeluruh dalam institusi khilafah yang mampu mengatasi problematika umat saat ini.
Wallahu alam bisshowwab.
Jariyati
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Via
SP
Posting Komentar