Opini
Program Magang Hub, Solusi Pengangguran pada Generasi Muda?
Oleh: Eva Ummu Naira
[Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok]
TanahRibathMedia.Com—Di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja dan sulitnya mencari pekerjaan di negeri ini, kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker) baru saja meluncurkan program baru yaitu platform Magang Hub Kemnaker. Magang Hub Kemnaker adalah platform untuk mengikuti program magang nasional khusus lulusan baru perguruan tinggi atau fresh graduate. Program ini termasuk pelatihan kerja yang dilaksanakan industri di bawah pendampingan, bimbingan, dan atau pengawasan mentor. Program pemagangan ini terbuka untuk semua sektor seperti food and beverages, industri kreatif dan digital, hingga pariwisata (detik.com, 8-10-2025).
Dikutip dari akun Instagram resmi Kemnaker, beberapa manfaat dari magang nasional antara lain: belajar langsung di perusahaan, dibimbing mentor profesional, terlibat proyek strategis, dapat uang saku setara UMK, dan jaminan sosial serta membangun jejaring dan peluang karier. Jika dilihat sepintas program ini cukup memberi angin segar di tengah sulitnya serapan lapangan kerja bagi mereka yang baru lulus sekolah (fresh graduated).
Namun, fakta yang terjadi di lapangan masih terdapat kendala untuk mengakses atau mendaftar online seperti hasilnya error karena data tidak valid dan kendala lainnya. Ada pula komentar salah seorang netizen yang berhasil mengakses laman Magang Hub yang mendapati jika pendaftar dalam program magang Kemnaker ini telah mencapai 8.000 orang lebih. Sedangkan perusahaan yang telah bekerja sama dengan Kemnaker untuk program ini hanya mencapai 800an perusahan (tirto.id, 8-10-2025).
Program demi program dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi tingginya pengangguran Apakah program Magang Hub ini menjadi solusi dari banyaknya pengangguran di kalangan generasi muda dan himpitan ekonomi di negeri ini? Atau sejatinya pemerintah berlepas tangan dari tanggung jawab kepada rakyatnya akan arah tujuan pendidikan?
Kondisi semacam ini tidak akan terjadi jika negeri ini menerapkan sistem sesuai aturan Islam. Sistem tersebut yakni sistem pemerintahan Islam. Dalam sistem pemerintahan Islam, pendidikan adalah upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis, yang bertujuan membentuk manusia yang memiliki kepribadian Islam, menguasai pemikiran Islam dengan andal, menguasai ilmu-ilmu terapan (pengetahuan, ilmu, dan teknologi, serta memiliki keterampilan yang tepat dan berdaya guna.
Wajar jika pendidikan Islam bisa melahirkan sosok hebat seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu al-Haytam, dan masih banyak lainnya. Hasil penemuan mereka menjadi dasar terbentuknya peradaban Barat. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam buku What Islam Did for Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization (London: Watkins Publishing, 2006) karya Tim Wallace-Murphy yang mengulas kontribusi Islam di abad pertengahan terhadap bangkitnya intelektualitas dan peradaban Barat di era Renaissance.
Dalam hal menyejahterakan rakyatnya, negara dengan aturan Islam hadir di tengah umat bukan hanya menjadi regulator dan fasilitator saja, tetapi Islam mewajibkan negara mengambil tanggung jawab penuh untuk memampukan setiap warga negara dalam memenuhi kebutuhan dasar individu (papan, sandang, pangan) dan kewajiban bekerja bagi laki-laki (kepala keluarga). Negara diberi tugas oleh syariat untuk membuka lapangan pekerjaan yang luas dan iklim usaha yang kondusif.
Bahkan negara juga wajib menyediakan sarana dan prasarana, serta modal usaha yang diambilkan dari baitul mal. Modal diberikan cuma-cuma tanpa harus dikembalikan dengan sistem pinjaman ribawi. Selain itu, negara juga akan menciptakan iklim yang memfasilitasi untuk membuka usaha melalui birokrasi sederhana, penghapusan pajak, dan melindungi industri dari persaingan yang tidak sehat.
Bagi warga negara yang belum cukup keterampilan, negara menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan sampai mereka memiliki skill yang cukup untuk bekerja, tanpa dibatasi waktu tertentu dan semuanya diberikan secara gratis. Negara juga akan menjamin kebutuhan-kebutuhan rakyatnya berupa kesehatan, pendidikan, keamanan secara cuma-cuma. Maka semua itu menjadikan rakyat tidak perlu memusingkan biaya uang kuliah tunggal (UKT) yang makin melangit seperti hari ini. Kesehatan pun tidak memandang kelas, tetapi diperuntukan bagi semua warga negara tanpa batas.
Untuk itu, sudah semestinya kaum Muslim beralih menuju tegaknya sistem Islam yang mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup, termasuk masalah pengangguran, dan mampu mencetak generasi terbaik yang dapat memimpin dunia tentunya sistem pendidikan yang dijalankan sesuai syariat-Nya.
Via
Opini
Posting Komentar