Opini
Kemerdekaan Hakiki butuh Islam
Oleh: Ummi Kultsum
(Remaja Ideologis)
TanahRibathMedia.Com—Tak terasa, tahun ini Indonesia memasuki tahun ke-80 kemerdekaan pasca terjajah oleh sekutu dan antek-anteknya. Angka 80 tahun kemerdekaan adalah angka yang cukup besar dan waktu yang lama. Seharusnya Indonesia mampu bangkit menjadi negara maju.
Tapi nyatanya, banyak sekali rakyat Indonesia belum bisa merasakan arti kemerdekaan. Apalagi bagi orang-orang kelas menengah dan kelas menengah ke bawah. Mereka tidak lagi merasakan kesejahteraan.
Mayoritas dari mereka terhimpit oleh keadaan ekonomi yang mengharuskan mereka terlilit utang guna bertahan hidup. Merelakan banyak waktu, tenaga, dan pikiran hanya untuk mencari sesuap nasi. Mengambil seluruh pekerjaan yang cukup memenuhi kebutuhan.
Dilansir dari tirta.id (07-07-2025), bahwa kondisi rakyat kelas menengah di Indonesia memasuki tengah tahun makin lesu . Nampak dari daya beli mereka yang sangat lesu dan cenderung untuk sekadar sandang dan operasional harian. Aris, pria (31) asal Bandung, merasa keadaan ekonominya terus megap-megap sejak pandemi Covid-19, padahal hanya untuk menghidupi satu istri dan satu anak. Menurutnya, pengeluaran paling banyak dihabiskan untuk kebutuhan rumah tangga harian dan cicilan. Biaya pendidikan anak menyusul dan menjadi pengeluaran yang paling banyak menguras kantong keuangannya.
Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam kurun waktu lima tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan dari 57,33 juta pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. Situasi itu berarti ada 9,48 juta orang yang turun kasta dari kelompok kelas menengah.
Inilah potret kelas menengah Indonesia yang terus bertahan dengan kaki gemetar, memang seyogianya tidak boleh dianggap remeh oleh pemerintah. Apalagi persoalan ini menyangkut nyawa rakyat sebagai pengguna ekonomi Indonesia. Jika mereka terasa tercekik dengan harga-harga yang melambung tinggi, maka permintaan menurun, yang mengakibatkan roda perekonomian menjadi macet.
Ternyata waktu yang lama pasca-penjajahan tidak menjamin kesejahteraan. Pasalnya, masih banyak rakyat miskin yang memang dibuat terus miskin oleh sistem ini. Sebab apabila kita amati, rakyat Indonesia bukan rakyat pemalas.
Karena negeri kita mayoritas Muslim, jadi sudah biasa bangun subuh dan bahkan terkadang bangun tengah malam untuk melakukan sholat tahajud, itu hal biasa. Tak pantang menyerah dari pagi hingga malam untuk mencari nafkah. Berupaya menghemat kebutuhan dan meninggalkan hal yang sia-sia hanya agar dapat memenuhi kebutuhan.
Kondisi tak sejahtera adalah akibat dari diterapkannya sistem sekuler kapitalisme, yang sama sekali tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat, akan tetapi malah melayani kepentingan para kapitalis. Walhasil mereka semakin kaya sedangkan rakyat makin miskin. Mereka lupa bahwa rakyat adalah tanggung jawab yang nanti di akhirat akan dipertanggungjawabkan.
Didalam sistem sekuler memang tidak ada batasan atau aturan dalam mengatur kepemilikan. Sumber daya alam yang melimpah ini hanya dijadikan untuk kepentingan pribadi. Padahal jika pemerintah dapat mengatur dengan baik sesuai dengan tuntunan syariat, maka kesejahteraan akan terwujud. Tidak ada lagi orang yang mati karena kelaparan atau merasa berat untuk hidup karena semua perkara dipungut pajak.
Dari sini nampak jelas bahwa bangsa Indonesia memang sudah merdeka dari segi penjajahan fisik, akan tetapi masih terjajah secara hakiki. Sebab, makna dari kemerdekaan hakiki adalah manusia terlepas dari hukum buatan manusia dan menerapkan hukum dari Sang Pencipta dan pengatur manusia, yaitu Allah Swt. Hukum ini berpedoman lewat Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah Mahatau hukum apa yang cocok bagi keberlangsungan hidup manusia.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan kemerdekaan hakiki yang Allah janjikan dan kita nantikan, kita harus senantiasa memperjuangkan nya. Dengan bersama-sama berjuang dalam pertempuran perang pemikiran, dan menyebarkan opini bahwa kemerdekaan hakiki itu tidak semata-mata lepas dari cengkraman penjajahan fisik, tetapi juga dari segi pemikiran, juga kebutuhan adanya Khilafah yang akan menjamin kesejahteraan masyarakat.
Via
Opini
Posting Komentar