Opini
Pengutusan atas Rasul Telah Usai, Wajib Mengikuti Risalah yang Terakhir(Part 1)
Oleh: Arif Widodo
(Pengasuh Komunitas Hijrah)
TanahRibathMedia.Com—Iman kepada para Nabi dan Rasul merupakan bagian dari akidah Islam. Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan risalah. Risalah adalah tali penghubung antara Allah dengan hamba, berupa ajaran untuk menjelaskan tata cara kehidupan manusia agar mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
Allah mengutus para Nabi dan Rasul dari kalangan manusia dan memberikan mukjizat kepada para utusan. Mukjizat merupakan perkara di luar keumuman manusia sebagai bukti kenabian dan menantang orang-orang yang tidak percaya kepada utusan Allah, dengan melemahkannya untuk mendatangkan yang semisal dengan mukjizat yang dibawa oleh para utusan Allah. Mukjizat memiliki karakter tidak terulang, karena mukjizat adalah pemberian Allah dan terjadi atas kehendak Allah, bukan karena kekemampuan para utusan Allah. Adapun Nabi Muhammad saw. diberi mukjizat yang abadi berupa Al Qur’an.
Orang yang mengaku sebagai Nabi atau diklaim orang lain sebagai Nabi namun tidak nampak pada dirinya mukjizat, maka dia bukan Nabi. Maka yang membedakan antara utusan Allah dengan pembohong yang mengaku sebagai Nabi adalah adanya mukjizat.
Hanya Allah saja yang mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan dan siapa yang diutus. Pengutusan para Nabi dan Rasul benar-benar terjadi dan telah usai. Hanya Allah yang mengetahui bilangan Nabi dan Rasul. Sebagian Allah sampaikan ceritanya kepada kita, ada pula yang tidak.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu...” (QS al-Mu'min: 78)
Nabi yang pertama diutus adalah Nabi Adam as. dan yang terakhir adalah Muhammad saw. berkaitan pengutusan Adam as. sebagai Nabi, Allah Swt. berfirman:
ثُمَّ اجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدٰى
“Maka Dia menerima taubatnya (Adam) dan memberinya petunjuk” (QS Thaha: 122)
Sedangkan Rasulullah Muhammad saw. diutus sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir, Firman Allah:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS al-Ahzab: 40)
Nabi, Manusia yang Mulia
Para Nabi dan Rasul adalah manusia yang Allah pilih untuk menyampaikan ajaran Allah. Tentu mereka adalah orang yang Allah muliakan. Mereka adalah orang yang Allah pilih dari keturunan terbaik. Allah menjaga mereka dari buruknya akhlak, rusaknya perilaku, dan kotornya jiwa dari perbuatan keji sebelum diutus menjadi Nabi dan Rasul. Allah pilihkan keturunan terbaik pada diri Rasulullah Muhammad saw. Allah juga karuniakan berbagai kemuliaan pada diri Nabi saw. sebelum beliau diutus menjadi Nabi. Rasulullah Muhammad saw. dikenal sebagai pribadi yang amanah, tidak pernah berdusta dan jauh dari perbuatan buruk jahiliyah.
Tidak mungkin para Nabi dan Rasul memiliki karakter buruk sebelum mereka diutus menjadi Nabi dan Rasul. Orang yang memiliki perangai pembohong misalnya, jelas tidak memenuhi syarat dan tidak mungkin Allah utus menjadi Nabi. Apalagi tugas Nabi adalah penyampai risalah yang mutlak membutuhkan kejujuran. Tidak bisa seorang yang dikenal sebagai pembohong, akan mengemban amanah untuk menyampaikan risalah sebagai seorang Nabi. Tentu akan sulit menerima apa yang dia sampaikan karena bisa jadi yang disampaikan adalah kebohongan dari mulutnya, bukan risalah dari Allah.
Tidak ada Nabi dan Rasul setelah Muhammad saw.
Allah tentu lebih tahu atas segala sesuatu dengan menjadikan Rasulullah Muhammad saw. sebagai penutup para Nabi dan Rasul. Firman Allah Swt.
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS al-Ahzab: 40)
Via
Opini
Posting Komentar