Opini
Berani Curang dalam UTBK, Kepribadian Generasi kian Parah
Oleh: Nur Arofah
(Aktivis Dakwah)
TanahRibathMedia.Com—Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025, dihebohkan dengan penemuan kecurangan. Panitia pelaksana Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), ikut buka suara.
Dilansir Berita.Com (25-4-2025), pihak panitia mengutuk kecurangan peserta UTBK dan SNBT 2025, menurutnya, prinsip keadilan, integritas, dan kejujuran yang menjadi dasar seleksi nasional telah terciderai.
Adapun dugaan kebocoran soal di platform medsos, panitia menegaskan tidak ada. Namun kecurangan yang terjadi, oknum peserta ketika di sesi pertama UTBK merekam soal. Jaminan tidak bocornya soal tersebut, diungkap panitia bahwa paket soal yang dibuat pada setiap sesi tidak ada yang sama, walaupun dilaksanakan pada hari yang sama, kata panitia dalam keterangan resminya.
Modus kecurangan mulai terlihat canggih dan terkordinir. Oknum peserta UTBK dan SNBT 2025 dengan memasang kamera yang tidak terdeteksi ‘metal detector’ di behel gigi, kuku, ikat pinggang, dan kancing baju. Mereka menyembunyikan hp di sepatu, badan, serta memilih tempat yang jauh dalam pelaksanaan seleksi.
Ketua Umum Penanggung Jawab SNPMB, Prof. Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa tidak akan mentolerir kecurangan, sebab ada 23 sesi seleksi UTBK yang sudah dipastikan soalnya berbeda, baik di hari yang sama maupun hari berikutnya, masih dalam penelusuran sebab ini terkait kemungkinan eksternal di dalam maupun luar peserta ujian yang berperan.
Dikanal You Tube SNPMB BPPP, ia mengatakan dengan tegas nama-nama peserta (yang melakukan kecurangan), bakal didiskualifikasi dari semua jalur masuk PTN (Kompas.Com, 25-04-2025).
Fenomena baru kecanggihan teknologi menjadi alat yang digunakan untuk berani curang dalam UTBK, bukti kepribadian generasi kian parah. Kebobrokan sistem pendidikan sekuler kapitalistik adalah bukti nyata bahwa generasi yang tumbuh adalah generasi yang tidak amanah, demi materi segala cara dilakukan. Meraih kelayakan, kebahagiaan dan status generasi saat ini mengabaikan halal haram, serta menafikan moral.
Sikap generasi curang tidak bisa ditilik pada persoalan individu, sebab sistem sekuler kapitalistik menekan generasi untuk masuk perguruan tinggi favorit demi menaikkan standar ekonomi. Alhasil sistem ini hanya sebagai komoditas penghasil para pekerja yang berorientasi pada kebahagiaan duniawi, dan kemanfaatan. Persaingan meraih materi tak lagi mencari keridhoaan Allah, generasi jauh dari ketakwaan.
Islam Membangun Generasi Berkepribadian Mulia
Islam menjadikan pemimpin adalah raa'in (pemelihara rakyat), dan bertanggung jawab membina dan mencetak generasi berkepribadian mulia. Sistem khilafah membangun sistem pendidikan berdasarkan akidah, membentuk generasi yang takwa yang ridho Allah adalah tujuan hidupnya, bukan materi dan status. Sehingga tumbuh ketakwaan cinta kebenaran, ilmu, dan ketaatan pada syariat.
Negara dalam Islam menjamin pendidikan berkualitas, tidak ada diskriminasi bahkan gratis. Aksesnya mudah dan kesadaran akan hubungan dengan Allah Ta'ala dan kurikulum Islam diajarkan sejak dini, sehingga tentang halal haram sudah melekat di pola pikir generasi juga sikap amanah dan kejujuran.
Dalam pembinaan generasi untuk penjagaan intgeritas masyarakat juga diterapkan sanksi yang adil dan tegas. Khilafah mencegah kecurangan dalam proses pendidikan dan meminimalisir kriminalitas di dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan, bukan karena takut akan sanksi hukum namun telah terbentuk karakter mulia.
Khilafah menghasilkan generasi yang kokoh akidahnya dan tangguh, menjadikan standar pikir dan sikapnya adalah wahyu Allah Ta'ala bukan akal manusia dan menimbang manfaat. Khilafah dengan sistem pendidikan tauhid, membiasakan amar ma'ruf menjadi acuan dan menerapkan Islam secara kaffah.
Penerapan sanksi syariat bukan sekedar hukuman semata namun sebagai bentuk cinta, untuk menjadi pencegah (zawajir) dan penebus dosa (jawabir), sehingga tercipta kondisi umat yang penuh rahmat dan keberkahan Allah Ta'ala
Wallahu a'lam bishowab.
Via
Opini
Posting Komentar