Opini
Salah Pilih Idola, Bahaya
Oleh: Eci Aulia
(Aktivis Muslimah Bintan)
TanahRibathMedia.Com—Setiap manusia pasti memiliki sosok yang diidolakan. Sosok yang dikagumi hingga dijadikan panutan. Sosok idola bisa berasal berbagai kalangan seperti ulama, guru, tokoh, publik figur, influencer, dan selebritis. Seseorang bisa menjadi idola karena prestasi yang ia raih dan keteladanannya.
Baru-baru ini Presiden Prabowo Subianto kembali mengungkapkan kekagumannya pada sejarah Turki. Sebelumnya ia mengatakan pernah mempelajari rahasia kesuksesan Kekaisaran Ottoman dalam memimpin negara.
Kali ini ia kembali mengungkapkan kekagumannya pada dua tokoh yang paling berpengaruh di Turki. Mereka adalah Mustafa Kemal Attaturk dan Sultan Muhammad al-Fatih atau Mehmed ll.
Dalam pidatonya di hadapan parlemen Turki di Ankara, Turkiye, Kamis (10-4-2025) Prabowo mengatakan bahwa kedua tokoh tersebut merupakan ikonik dan pahlawan baginya. Sampai-sampai patung Mustafa Kemal Ataturk ia pajang di kediaman dan di kantornya (news.detik.com, 11-04-2025)
Berangkat dari fakta di atas, jika kita melihat sejarah peradaban Islam dengan mata yang jernih. Maka dua sosok yang dikagumi oleh Presiden Prabowo tersebut memiliki ‘track record’ yang sangat bertolak belakang.
Sultan Muhammad Al-Fatih atau Mehmed ll menjadi penguasa Kekhalifahan Ustmaniyah yang ketujuh. Di usianya yang masih tergolong muda yakni 21 tahun ia berhasil menaklukkan konstantinopel. Ia adalah sosok pemimpin yang religius, cerdas, menguasai ilmu pengetahuan, mempunyai kepakaran dalam militer, dan menguasai delapan bahasa. Dengan kecepatannya dalam mengorganisir dan ketetapan taktiknya ia digelari Sang Penakluk.
Sebelum menaklukkan kota konstantinopel, Sultan Muhammad Al-Fatih berhasil membuat karya besar yaitu sebuah benteng yang sempat menggetarkan bangsa Eropa. Pada tanggal 29 Mei 1453 barulah ia dapat membebaskan kota Konstantinopel dari cengkraman kekaisaran Romawi Timur atau Byzantium. Sekaligus ini menjadi titik awal Islam sebagai kekuatan superpower di wilayah yang kini kita kenal dengan Istanbul tersebut.
Mustafa Kemal Ataturk juga berpengaruh dalam sejarah Turki. Akan tetapi, ia dikenal sebagai sosok yang kontroversial karena disebut sebagai penyebab runtuhnya Kekaisaran Ottoman atau Turki Utsmaniyah. Bagaimana tidak, Kekhilafahan Turki Utsmaniyah yang sebelumnya berpijak pada hukum Islam secara keseluruhan, di bawah kepemimpinannya Islam mulai disusupi oleh undang-undang Eropa.
Akibatnya, jabatan Khalifah perlahan dihapus. Kemudian Khalifah terakhir Turki Utsmaniyah Abdul Majid ll diusir dari istana Khalifah. Sejak itulah bahasa arab dihilangkan, sehingga azan berganti menjadi bahasa Turki. Pakaian gaya Barat mulai diterapkan. Melalui westernisasi yang ia lakukan Islam telah dipisahkan dari negara terutama sistem pemerintahannya.
Akhirnya, kekhilafahan Turki Utsmaniyah berganti menjadi Republik Turki sekuler dan Mustafa Kemal Atarturk menjadi presiden pertamanya. Ia menghantarkan Turki pada kehidupan maju dan modern, tapi di saat yang sama ia membunuh esensi Islam dalam tubuh Daulah Turki Utsmaniyah. Tak ayal jika akhir hidupnya begitu mengerikan.
Sosok idola akan menentukan nasib kita di akhirat kelak. Di sana kita akan berkumpul dengan orang-orang yang kita idolakan ketika di dunia. Maka berbicara tentang idola ini bukan hanya sebatas rasa kagum dan menginspirasi saja. Kita mesti tahu dan paham siapa sosok yang kita idolakan tersebut. Rasulullah Saw. bersabda,
Ø£َÙ†ْتَ Ù…َعَ Ù…َÙ†ْ Ø£َØْبَبْتَ
“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari kedua tokoh di atas tentu kita bisa menilai siapa yang layak menjadi panutan. Muhammad Al-Fatih sang penakluk yang membebaskan konstantinopel untuk menjadi bagian dari kekhilafahan Turki Utsmaniyah? Atau Mustafa Kemal Atarturk yang merobohkan peradaban Islam demi mewujudkan mimpi kafir Barat?
Bahkan impact-nya bisa kita rasakan hingga hari ini. Di mana kafir Barat tertawa menyaksikan kondisi kaum Muslim di berbagai belahan dunia. Muslim yang dulunya satu kini terpecah menjadi kepingan puzzle yang terserak dalam kemudi kafir Barat. Sungguh menyedihkan.
Akankah kepingan puzzle itu dapat menyatu kembali. Maka butuh perjuangan serius untuk mengembalikannya. Maka mulailah dari membaca dan mempelajari sejarah peradaban Islam secara utuh. Akan kita temukan betapa seriusnya Barat mengubur dan mengaburkan peradaban Islam yang gemilang itu. Agar kaum Muslim tidak mengetahui betapa berliannya sejarah mereka.
Berbicara tentang idola, Rasulullah saw. tetap menjadi suri tauladan utama bagi kita. Sedangkan Muhammad Al-fatih layak menjadi ikonik perjuangan Islam. Sebab ia berjuang di atas metode yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Bukan sekadar kagum, tapi selayaknya kita meniru strategi dan semangatnya dalam memperjuangkan tegaknya hukum Allah di muka bumi ini.
Di sisi lain, sebagai seorang muslim tidak semestinya kita mengidolakan Mustafa Kemal Ataturk. Sosok yang telah menghancurkan bangunan peradaban Islam yang telah berdiri selama lebih kurang 13 abad.
Sosok idola bisa membawa kebaikan maupun keburukan bagi kita. Tergantung siapa sosok yang kita idolakan. Jika kita salah memilih idola akan berbahaya bagi hidup kita. Oleh karena itu, mari kita perhatikan lagi siapa sosok yang kita idolakan.
Wallahualam bisshawwab.
Via
Opini
Posting Komentar