Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda OPINI Generasi Muda dalam Perangkap Algoritma Kapitalis
OPINI

Generasi Muda dalam Perangkap Algoritma Kapitalis

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
20 Des, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Pudji Arijanti
(Pegiat Literasi untuk Peradaban)

TanahRibathMedia.Com—Di bawah sistem kapitalisme yang rakus, anak muda tidak dipandang sebagai generasi penerus bangsa, tetapi sebagai target pasar yang bisa diperas secara terus-menerus. Maka tidak heran jika judol (judi online) dan pinjol (pinjaman online) kini menjadi perangkap sistemik yang menjerat jutaan pemuda.

Penelitian menunjukkan bahwa generasi muda dengan keuangan terbatas, terutama laki-laki, sering menjadi sasaran iklan berisiko seperti pinjaman cepat, investasi kripto, dan judi online di platform seperti Tiktok dan Instagram. Studi di Spanyol mengungkapkan bahwa anak muda dari latar belakang ekonomi lemah menerima hampir dua kali lipat iklan produk keuangan berisiko dibandingkan mereka dari keluarga lebih mapan. Sebaliknya, generasi muda dari kelas sosial ekonomi tinggi lebih sering melihat iklan perjalanan dan hiburan.

Tidak bisa dipungkiri, pemuda dengan ekonomi terbatas sangat mudah disasar iklan judi online dan pinjol karena kerja algoritma digital yang membaca pola pencarian, kegelisahan finansial, hingga minat hiburan mereka. Algoritma kemudian menampilkan iklan yang menggoda dengan janji “cuan cepat”, padahal isinya jerat. (Tim Kompas, 05 Desember 2025).

Sebanyak 58% Gen Z menggunakan pinjol untuk kebutuhan gaya hidup dan hiburan, bukan kebutuhan mendesak. Ini menunjukkan bagaimana budaya konsumtif dan hedonisme yang dipromosikan sistem kapitalis mampu menggeser cara pikir anak muda.

Bahkan OJK mencatat lonjakan tajam rekening pinjaman usia muda, menandakan betapa generasi ini semakin terjerat utang sejak dini. Mereka dipaksa masuk dalam lingkaran eksploitasi ekonomi yang merusak stabilitas mental dan masa depan.


Algoritma Sistem Jualan Kapitalisme

Himpitan ekonomi yang lahir dari sistem Kapitalisme mendorong banyak anak muda mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketika lapangan kerja sempit, biaya hidup melonjak, dan gaji tidak sebanding dengan kebutuhan, maka judol dan pinjol terlihat seperti solusi cepat. Padahal keduanya hanyalah perangkap yang menambah beban, bukan mengangkat masalah. Realitas kerentanan pemuda terhadap jebakan digital menunjukkan buah dari sistem ekonomi kapitalistik.

Jika demikian negara terbukti gagal melindungi generasi. Nilai-nilai sekuler dan materialis yang diajarkan dalam sistem pendidikan dan diperkuat oleh lingkungan masyarakat telah membentuk generasi yang rentan terhadap tindakan spekulatif. Mereka tidak dibekali dengan pemahaman hidup yang benar, tidak diarahkan pada ketakwaan, dan tidak diberikan visi masa depan yang mulia. Akibatnya, mereka mudah tergoda “cuan instan”, mudah panik terhadap tekanan hidup, dan mudah terjerumus ke dalam aktivitas berisiko tinggi.

Ŕuang digital yang dikuasai logika Kapitalisme menjadikan platform teknologi bekerja bukan untuk keselamatan pengguna, tetapi untuk memperbesar keuntungan pemilik modal. Algoritma dirancang untuk mengejar keterikatan (engagement), bukan kesehatan mental atau keamanan finansial. Maka yang ditampilkan adalah konten yang paling mungkin membuat pengguna terus klik, termasuk iklan judol dan penawaran pinjol. Generasi muda tidak dilihat sebagai manusia yang harus dilindungi, tetapi sebagai komoditas yang bisa dimonetisasi tanpa batas.


Islam Solusi Sistemik

Sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan hakiki bagi setiap individu.
Negara dalam sistem Islam (Khilafah) tidak menyerahkan kebutuhan dasar rakyat pada mekanisme pasar seperti Kapitalisme. Kebutuhan pokok, pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, keamanan dipastikan terpenuhi secara langsung. Pengelolaan kepemilikan umum seperti energi, tambang, dan sumber daya alam dikelola negara untuk kemaslahatan seluruh rakyat, bukan korporasi. Dengan begitu, generasi tumbuh dalam lingkungan yang stabil, bebas dari tekanan kerapuhan ekonomi 

Di samping itu terdapat kurukulum pendidikan Islam guna membentuk kepribadian Islam (syakshiyyah Islamiyyah). Kurikulum dalam Khilafah tidak diarahkan untuk kepentingan pasar kerja, tetapi untuk membentuk manusia bertakwa yang menjadikan halal haram sebagai standar perbuatan. Generasi disiapkan menjadi ilmuwan, ulama, mujahid, dan pemimpin peradaban, bukan hanya tenaga industri. Ilmu pengetahuan modern tetap diajarkan, tetapi diarahkan untuk mengokohkan peradaban Islam, bukan meniru arah Barat sekuler.

Infrastruktur digital dibangun di atas paradigma Islam. Negara tidak membiarkan dunia digital menjadi ruang liar sebagaimana dalam sistem saat ini. Teknologi dikembangkan, namun dengan mekanisme yang menjaga aqidah dan akhlak masyarakat. Sistem penyaringan konten, regulasi platform, serta pemanfaatan AI diarahkan untuk melindungi generasi dari pornografi, kekerasan, perjudian digital, normalisasi LGBT, dan kriminalitas online. Dunia digital menjadi sarana ilmu dan dakwah, bukan arena kerusakan.

Dengan demikian generasi Muslim harus memahami identitasnya sebagai umat terbaik dan calon pembangun peradaban. Sesungguhnya, Identitas ini tidak lahir otomatis, tetapi melalui pembinaan tsaqafah Islam yang terarah dan aktivitas dakwah berjamaah bersama kelompok dakwah Islam ideologis. Dari sini lahir kesadaran bahwa mereka bukan sekadar pengguna teknologi atau korban arus globalisasi, tetapi agen perubahan yang membawa risalah Islam bagi dunia.

Penutup

Sesungguhnya, maraknya judol dan pinjol di kalangan generasi muda bukanlah sekadar persoalan moral individu atau lemahnya kontrol diri, tetapi cermin rusaknya sistem yang mengatur kehidupan manusia saat ini. Algoritma digital yang digerakkan oleh logika kapitalisme memang didesain menargetkan kegelisahan, memanfaatkan kebutuhan, dan menormalisasi kehancuran dengan kemasan hiburan serta kemudahan. Oleh sebab itu, selama negara masih tunduk pada paradigma sekuler yang memisahkan aturan Allah dari kebijakan dan membiarkan pasar mengatur manusia, maka generasi akan terus dijadikan objek eksploitasi, bukan subjek yang dilindungi.

Islam memandang generasi sebagai amanah peradaban, bukan komoditas ekonomi. Karena itu, solusi hakiki tidak cukup dengan literasi finansial parsial atau pemblokiran tambal sulam. Dibutuhkan perubahan paradigma: penerapan sistem Islam secara kaffah yang menata ekonomi tanpa riba, mengharamkan judi dalam segala bentuknya, serta mengarahkan teknologi dan algoritma untuk menjaga akal dan masa depan umat. Hanya dengan sistem yang bersandar pada akidah Islam, generasi muda dapat dibebaskan dari perangkap sistemik ini dan dikembalikan pada peran mulianya sebagai pembawa risalah dan pewaris peradaban.

Wallahualam Bisshawab
Via OPINI
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Bencana Sumatra, Bukti Bahaya Bencana Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme

Tanah Ribath Media- Desember 20, 2025 0
Bencana Sumatra, Bukti Bahaya Bencana Perusakan Alam dalam Sistem Kapitalisme
Oleh: Irna Ummu Hanin   (Aktivis Muslimah Dompu) TanahRibathMedia.Com— Jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di wilayah Sumatera hingga…

Most Popular

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Desember 19, 2025
Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Desember 20, 2025
Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Desember 20, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Terhubung tapi Terasing: Mengungkap Kesepian akibat Media Sosial di Era Kapitalisme Liberalisme

Terhubung tapi Terasing: Mengungkap Kesepian akibat Media Sosial di Era Kapitalisme Liberalisme

Oktober 02, 2025

Popular Post

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Desember 19, 2025
Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Desember 20, 2025
Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Desember 20, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us