SP
Bencana Sumatra, Bukti Kerakusan Kapitalis
TanahRibathMedia.Com—Sebuah perumpamaan tentang seekor sapi makan rumput secukupnya. Ketika makan rumput telah memenuhi kebutuhan ia akan berhenti. Tidak ada dorongan untuk menambah, tidak ada pula keinginan ambisi untuk melampaui batas. Berbeda halnya dengan manusia, meski telah kenyang, keinginan untuk menambah makanan lebih dari cukup dan terus melampaui batas lambungnya.
Banjir bandang yang terjadi di Sumatra bukan karena faktor alam dan ujian semata, tapi dampak dari kerakusan para kapitalis telah melakukan kejahatan terhadap lingkungan yang telah berlangsung lama dan dilegitimasi oleh kebijakan penguasa.
Fungsi pohon sebagai penjaga keseimbangan tanah seperti mencegah erosi dan longsor, memperlambat aliran air dan mencegah banjir, dan lainnya kini telah hilang. Pembukaan hutan besar-besaran oleh perusahaan sawit tanpa memperhitungkan dampaknya ini sangat merugikan rakyat. Inilah efek dari negara meninggalkan hukum Allah dalam pengelolaan lingkungan. Rakyat menderita, penguasa menikmati hasil hutannya.
Negara dalam sistem Islam akan menggunakan aturan Allah dalam segala urusan pemerintahan, termasuk pengelolaan lingkungan. Negarapun harus siap mengeluarkan banyak dana untuk antisipasi pencegahan bencana, seperti longsor, banjir dan lainnya berdasarkan pendapat para ahli.
Hanya dengan negara Khilafahlah hal tersebut bisa dilaksanakan. Tanpa adanya Khilafah, bencana-bencana akibat ulah tangan manusia yang rakus akan terus terjadi. Allah melalui firmanNya telah mengingatkan, bahwa kerusakan di bumi adalah akibat ulah manusia. Dari sini, sebagai wujud keimanan, umat Islam harus menjaga kelestarian lingkungan.
Wallahu a'lam.
Devi Ririn Armiana
(Sahabat Tanah Ribath Media)
Via
SP
Posting Komentar