OPINI
Adab sebelum Ilmu
Oleh: Arsy Amarilla
(Aktivis Muslimah)
TanahRibathMedia.Com—Netizen kembali dihebohkan dengan tayangan tayangan yang sedang viral. Ya, itulah cerita guru versus murid. Bagaimana ini bisa terjadi? Singkat cerita, kemiripan kejadian hampir sama, yaitu pelanggaran murid, hukuman, dan pengadilan temporer baik oleh pejabat dan netizen.
Ilmu, guru, dan murid merupakan ikatan yang sudah ada sejak masa Nabi Adam diturunkan, bukankah Allah sendiri yang mengajarkan nama-nama di dunia? Bukankah Nabi dan Rasul penghujung akhir zaman ini juga adalah guru abadi sampai akhir zaman.
Sikap Nabi terhadap para sahabat (empat sahabat utama) dan ratusan sahabat lainnya tentunya tidaklah sama dalam arti Nabi paham karakter para sahabatnya dan Nabi juga mengetahui mana dari pasukan perang yang akan berjuang di jalan Allah dan pasukan yang berbalik arah, tidak taat perintah, munafik, dan menjadi musuh.
Adab dan Ilmu
Pelajarilah adab sebelum ilmu. Ilmu tanpa adab adalah ibarat api yang tak terkontrol, bisa menghancurkan bukan membangun. Berkata Ibnu Mubarak, "aku mempelajari adab 30 tahun dan ilmu 20 tahun."
Para Imam empat mahdzab pun sering mencontohkan adab-adab kepada murid muridnya sehingga banyak mencetak ulama ulama besar yang kitabnya masih dipakai oleh para pencari ilmu.
Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan adab, keimanan calon guru tersebut? Apakah nantinya bisa menjadikan murid yang dididiknya menjadi murid yang unggul, bukan hanya akademik namun adab dan keimanan yang tentunya setidaknya sama solehnya dengan guru tersebut atau jauh dari kata baik?
Bagaimana orang tua? Pendidikan pertama adalah orang tua, karena Islam mengajarkan adab dan syariat dari masa taaruf, pernikahan, cara menafkahi, sangat berpengaruh terhadap calon anak yang notabene adalah calon murid. Halal haramnya makanan anak anak sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku anak. Perilaku orang tua secara tidak sadar dibaca dan direkam oleh anak juga menjadi memori saat mereka tumbuh dewasa.
Al Quran pun memberikan contoh seperti lukman Al hakim (ulama masih berbeda pendapat) beliau adalah seorang nabi atau orang solih yang namanya disebut dalam Al Quran yang mengajarkan pada anaknya mengenai Tauhid. Namun bagaimana tokoh para guru dan murid yang Allah sebut dalam Al Quran dan ulama dalam kitab kitabnya mengenai periwayat hadis tentu akhlaknya pun menjadi pertimbangan dan kekuatan dari hadis tersebut. Tidak mungkin guru dan murid yang lemah adab dan iman akan menghasilkan kembali guru guru yang hebat.
Kegaduhan yang terjadi tentunya tak perlu menjadikan kita terpana dan kecewa karena faktor yang menjadikan hal tersebut sudah diketahui secara umum, yaitu sistem kapitalis, guru, murid dan orang tua.
Guru di negara ini dibentuk oleh kampus dengan metode bermacam macam dan lulusannya bersaing ketat untuk memperebutkan posisi sebagai pengajar. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana dengan adab dan keimanan calon guru tersebut? Apakah nantinya bisa murid didikannya menjadikan murid yang unggul bukan hanya akademik tapi juga adab dan keimanan.
Bagaimana murid?
Murid tidak lepas dari dua hal yang dibahas sebelumnya. Karena mereka ada dari orang tua yang menafkahi, memilihkan pendidikan dari kecil hingga dewasa. Hal sosial dan perilaku adalah pendidikan yang tidak disadari bagi orang tua. Ketika murid sudah sesuai dengan kondisi yang baik sebelum proses pendidikan/saat masa kecil. Maka murid tinggal meniru apa yang mereka dapat di sekolah, rumah dan orang tua.
Sistem kapitalis tidak mengajarkan bagaimana adab dan perilaku yang baik, yang sesuai dengan norma agama. Tapi hanya mengedepankan prestasi berdasarkan nilai akhir dari metode pendidikan. Polemik Kepala sekolah SMAN 1 Cimarga Banten yang menampar muridnya karena merokok, foto siswa di Makasar yang sedang merokok dan mengangkat kakinya di sebelah guru, membuat kita sangat prihatin. Perbedaan pendapat mengenai hukum merokok sudah dijabarkan oleh para ulama dengan batas batasnya. Namun dengan agenda pendapatan per kapita dari cukai rokok, menjadikan negara tidak memberikan batasan yang ketat untuk konsumen nya termasuk anak sekolah dengan alasan anggaran pendidikan pun sebagian diambil dari cukai rokok. WHO memperkirakan 15 juta remaja di seluruh dunia menggunakan rokok elektrik atau vape, namun tetap belum ada kebijakan berarti di negeri ini yang bisa mengurangi jumlah perokok di usia remaja.
Sistem pendidikan sekuler tidak memiliki arah yang jelas bagaimana guru dan murid yang seharusnya, berubah ubah sesuai dengan siapa yang berkuasa dan berpengaruh sehingga terjadi kerancuan dalam sistem pendidikan.
Dalam IsIam, adab, iman dan keilmuan seorang guru adalah pilar peradaban yang posisinya dimuliakan bagi seorang murid. Kekayaan peradaban Islam berasal dari ilmu yang diajarkan oleh guru, ulama yang tidak hanya keilmuan nya namun juga adabnya dipelajari hingga saat ini. Semoga adab, ilmu, guru dan murid bisa kembali bersinar seperti era kejayaan Islam di masa lampau saat Islam menjadi ideologi dalam kehidupan.
Via
OPINI
Posting Komentar