Opini
Merdeka itu Indah dalam Balutan Sistem yang Benar
Oleh: Aisyah Yusuf
(Pendidik Generasi)
TanahRibathMedia.Com—"Merdeka! Merdeka! Merdeka!"
Teriakan itu selalu menggema ketika bulan Agustus tiba. Namun, benarkah kita sudah merdeka?
Secara makna, merdeka adalah bebas. Bebas dari penjajahan, penindasan, dan bebas dari dikuasai Asing maupun Aseng. Merdeka juga merupakan kedaulatan, kemandirian, dan mampu mengatur nasib bangsanya sendiri, menjadi bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.
Namun, semua itu hanya teori belaka yang tersimpan dalam buku tanpa ada aplikasi secara riill. Sebab, tepat di 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, di tengah gegap gempitanya memperingati hari kemerdekaan, banyak masalah dihadapi bangsa ini.
Mulai dari perekonomian yang semakin hari semakin merosot, ditambah dengan banyaknya PHK di berbagai bidang industri, seperti tekstil, industri televisi, teknologi, dan lain-lain. Belum lagi harga-harga yang melambung tinggi, mengakibatkan pengeluaran membengkak, sedangkan penghasilan masyarakat cenderung menurun. Akibatnya, terjadi penurunan kelas ekonomi, dari menengah menjadi berada di garis kemiskinan.
Sebagaimana dikutip di laman tirto.id (7 Agustus 2025), menurut data Badan pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan jumlah kelas menengah: pada tahun 2019 terdapat 57,33 juta orang, sedangkan di tahun 2024, menjadi 47,85 juta. Artinya, sekitar 9,48 juta orang mengalami penurunan kasta, dari menengah menjadi miskin.
Tidak hanya itu, permasalahan pun terjadi di sektor lain. Salah satunya adalah, pembajakan potensi generasi. Demi mempertahankan sistem kapitalis-sekuler, dan di saat arus pemikiran generasi sedang dalam kondisi bangkit, mereka merusak pemikiran generasi muda khususnya muslim, dengan menanamkan paham liberalisme keagamaan. Mereka mengusung paham Islam moderat, deradikalisasi, dan sejenisnya, sehingga menjauhkan generasi muslim dari pemikiran Islam yang utuh, bahkan menghancurkan akidahnya sendiri.
Ini menunjukkan, kemerdekaan kita masih semu. Memang, secara fisik kita merdeka, tetapi tidak demikian secara pemikiran dan keterikatan negara ini dengan negara-negara Barat yang senantiasa menyetir pemimpin-pemimpin negeri ini.
Sebab sejatinya, kemerdekaan itu adalah kesejahteraan dan keadilan yang dirasakan semua rakyat. Rakyat tidak harus menanggung beban utang negara dengan membayar pajak, dicabutnya subsidi, dll. Tidak seperti yang terjadi hari ini, rakyat diperas dengan pajak, milik pribadi banyak yang diambil alih menjadi milik negara ketika menganggur, serta pembebanan tarif yang semakin melambung.
Kapitalisme Menyengsarakan Rakyat
Semua ini terjadi akibat penerapan sistem sekuler kapitalis. Kapitalisme adalah sistem yang membuat para pemilik modal memiliki hak untuk menguasai hajat hidup orang banyak. Mereka bebas memiliki apa pun yang mereka inginkan tanpa memperhatikan pihak lain yang dirugikan, dan mereka bebas menguasai termasuk di dalamnya para elite politik.
Para kapitalis membayar para elite politik untuk melancarkan nafsu keserakahannya. Sehingga wajar jika saat ini para elite politik (penguasa) lebih menyejahterakan mereka ketimbang rakyatnya.
Penerapan Islam Kafah Solusi Kemerdekaan Hakiki
Allah Swt. berfirman, "Dan tidaklah Kami mengutus Kamu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (TQS. Al-Anbiya: 107)
Artinya, Islam adalah agama yang membawa rahmat, kasih sayang, kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan untuk seluruh umat, bukan hanya yang beragama Islam saja. Sebab, Islam bukan hanya sekadar agama, melainkan sebuah ideologi yang di dalamnya melahirkan sistem atau aturan.
Dengan ini, Islam mengatur semua aspek kehidupan, dari aspek individu hingga pemerintahan. Salah satunya adalah sistem ekonomi. Sistem Ekonomi Islam dibangun dengan tiga pilar kokoh yaitu kepemilikan, pengelolaan, dan distribusi, di mana kepemilikan terbagi menjadi, kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara.
Dalam hal ini, setiap kepemilikan umum tidak boleh diserahkan kepada asing untuk pengelolaannya, apalagi untuk di privatisasi. Hanya negara Islamlah yang berhak mengelolanya dan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat. Negara menjamin kesejahteraan rakyatnya, baik dari penyediaan pangan, papan, biaya pendidikan bahkan hingga menyediakan lapangan kerja.
Begitu pun dari sisi pemikiran, Islam akan senantiasa menjamin generasi-generasinya aman dari pemikiran Barat. Sebab, fondasi pemikiran Islam adalah syaksiyah Islamiyah yang berlandaskan akidah Islam.
Dengan demikian, hanya sistem Islam kafah yang dapat mewujudkan kemerdekaan hakiki. Namun untuk menerapkan Islam kafah itu butuh perubahan secara revolusioner, baik dari sisi pemikiran maupun metodenya. Ini hanya bisa dilakukan dengan adanya sebuah kelompok dakwah yang memiliki tujuan penerapan Islam kafah.
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar