Opini
Kemerdekaan Semu Ala Kapitalis
Oleh: Ummu Saibah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Sudah 80 tahun sejak bergemanya Proklamasi menandai kemerdekaan bangsa ini dari penjajahan, namun kondisi kehidupan rakyat seperti tidak mengalami perubahan hingga hari ini. Tetap berkubang dalam lumpur kemiskinan, kesengsaraan dan ketertindasan. Apalagi setelah pandemi Covid -19, kehidupan masyarakat semakin terdampak akibat krisis perekonomian global.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mencatatkan penurunan simpanan nasabah perorangan di perbankan pada triwulan I-2025. Simpanan individu turun 1,09% secara tahunan, mengindikasikan bahwa banyak masyarakat mulai menggunakan tabungan mereka untuk membiayai kebutuhan sehari-hari (CNBCIndonesia.id, 8-8-2025).
Rakyat mulai mengeluhkan keadaan perekonomian mereka yang terus memburuk apalagi sejak Covid -19, mayoritas karyawan mengeluhkan gaji yang hanya mencukupi kebutuhan sampai pertengahan bulan saja, kenaikan harga bahan pangan juga keadaan keuangan yang tidak memungkinkan lagi untuk ditabung. Begitulah kondisi umum masyarakat saat ini, terjadi penurunan status dari perekonomian menengah ke perekonomian bawah, fakta ini didukung oleh Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan penurunan dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta pada 2024. Situasi itu berarti ada 9,48 juta orang yang turun kasta dari kelompok kelas menengah. Pada tahun 2019, proporsi kelas menengah mencapai 21,45 persen dari total penduduk. Namun, tahun 2024, kelompok ini terkikis turun menjadi 17,13 persen dari total penduduk, menunjukkan penurunan sebanyak 4,32 persen. Jumlah kelas menengah Indonesia dalam lima tahun terakhir turun sebesar 16,5 persen (Tirto.id, 7-8-2025).
Kemerdekaan Kita Dibajak
Kemerdekaan yang ditebus dengan darah dan nyawa para pejuang sejatinya adalah pintu menuju kebebasan hakiki bagi bangsa ini. Namun sayang kemerdekaan itu segera dibajak oleh kapitalisme. Seperti negeri terjajah lainnya yang baru merdeka dengan sigap pengemban kapitalisme menancapkan hegemoninya melalui penerapan sistem kapitalis dalam seluruh aspek kehidupan.
Kemerdekaan seharusnya ditandai dengan kesejahteraan masyarakat yang merata, yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok mulai dari pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Pembangunan infrastruktur yang tersebar hingga pelosok negeri dan juga kemajuan dan pencapaian dalam segala bidang ilmu dan teknologi.
Namun faktanya tidak demikian, praktek ekonomi kapitalis yang berbasis riba dan liberalisme melegalkan penguasaan Sumber Daya Alam (SDA) oleh segelintir orang akibatnya distribusi harta tidak merata, menciptakan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, krisis ekonomi menyebabkan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di seluruh sektor industri. Dalam bidang pendidikan muncul generasi-generasi yang lemah secara akademik, kasus bullying tumbuh subur, pelajar kecanduan narkoba, pornografi, judi bahkan terjerat pinjol.
Pembangunan infrastruktur belum mencapai target yang seharusnya, banyak sekolahan kekurangan bangunan, jalan berlumpur di daerah pedalaman, pasien meninggal dalam perjalanan karena jauhnya rumah sakit atau birokrasi yang rumit. Dalam pemerintahan kasus korupsi dan nepotisme mengganas dibarengi dengan penerapan hukum yang tidak tegas, menambah daftar panjang kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam peradilan. Penerapan sistem kapitalis juga memandulkan fungsi pemerintahan sebagai pengurus rakyat, pemerintahan tidak mandiri, mudah diinterupsi ataupun tersandera kepentingan politik sehingga kebijakan-kebijakan yang dihasilkan pun tidak membela kepentingan rakyat Malah terkesan memeras rakyat, begitu pula dengan pembajakan potensi generasi untuk mengokohkan kapitalisme melalui penanaman berbagai pemikiran rusak seperti deradikalisasi, Islam moderat, dialog antar agama dll, yang menjadikan umat semakin jauh dari pemikiran Islam.
Dari banyaknya fakta di atas seharusnya umat Islam menyadari bahwa penerapan sistem kapitalis selama 80 tahun terakhir ini nyatanya tidak membawa kemajuan yang berarti. Kapitalisme merupakan senjata negara adidaya untuk menancapkan hegemoninya ke seluruh dunia, untuk dikuasai, dikontrol dan dijajah. Umat Islam membutuhkan perubahan hakiki. Untuk itulah umat Islam harus memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan gaya baru ini yaitu dengan kembali kepada penerapan hukum Allah Swt.
Islam dan Kemerdekaan Hakiki
Kemerdekaan hakiki adalah kebebasan untuk menentukan nasib sendiri, tidak terbelenggu oleh penyembahan kepada hawa nafsu, melainkan kepada Allah Swt.. Oleh karena itu menjadikan Islam sebagai pandangan kehidupan individu maupun bernegara merupakan langkah yang tepat untuk memperoleh kemerdekaan hakiki.
Penerapan sistem Islam kaffah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan juga menyelesaikan segala bentuk permasalahan yaitu dengan menerapkan Al Qur'an secara nyata. Allah Swt. berfirman dalam Al Qur'an surat Al Baqarah (2) ayat 2:
"Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa."
Allah Swt. telah mengabarkan hal itu melalui lisan Rasulullah Saw hampir 14 abad yang lalu. Bahkan umat Islam pun telah membuktikan bahwa penerapan Islam secara kaffah membawa mereka pada kejayaan Islam, ‘The Golden Age’. Daulah Islam mampu mewujudkan kesejahteraan, mendistribusikan harta secara merata ke seluruh pelosok negeri. Hal ini karena Islam memiliki mekanisme yang tepat dalam mengelola harta. Salah satunya dengan membagi harta menjadi tiga kepemilikan yaitu kepemilikan pribadi seperti gaji dan harta warisan, harta milik negara seperti gedung pemerintahan, dan harta milik umum seperti sumber daya alam (SDA). Sedangkan pengelolaan SDA di lakukan oleh negara kemudian hasilnya didistribusikan kepada rakyat bisa berupa pembangunan infrastruktur, subsidi dll. Mekanisme seperti ini menjamin negara selalu memiliki pemasukan yang cukup untuk mengurus rakyat, sehingga tidak perlu membebani rakyat dengan pajak.
Dalam dunia pendidikan negara Islam menetapkan kurikulum dengan basis akidah Islam, hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk generasi dengan kepribadian islami, beriman dan bertaqwa. Pemahaman yang benar tentang Islam akan menjauhkan generasi dari pemikiran merusak sehingga kerusakan moral yang hari ini terjadi bisa dihindari. Penerapan syariat Islam secara kaffah akan menjaga umat dari segala sisi, baik akidah, harta bahkan nyawa. Umat terlindungi dari pengaruh buruk sistim batil seperti sistem kapitalis. Oleh karena itu menjadikan Islam sebagai pandangan hidup individu maupun negara merupakan keharusan untuk mencapai kemerdekaan hakiki.
Wallahu a'lam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar