Opini
Pengutusan atas Rasul Telah Usai, Wajib Mengikuti Risalah yang Terakhir(Part 2)
Oleh: Arif Widodo
(Pengasuh Komunitas Hijrah)
TanahRibathMedia.Com—Rasul adalah orang yang diperintahkan menyampaikan syariatnya sendiri. Sedangkan Nabi adalah orang yang diwahyukan kepadanya syariat yang dibawa oleh sebagian Rasul. Musa as. adalah seorang Rasul, karena Allah menurunkan syariat kepadanya. Sedangkan Harun as. adalah Nabi, karena beliau diberi wahyu berupa syariat yang merupakan risalahnya Musa as. Sementara Muhammad saw. adalah Nabi dan Rasul. Beliau saw. adalah Nabi karena mendapatkan wahyu berupa syariat. Beliau saw. juga seorang Rasul karena syariatnya merupakan syariat baru, bukan syariat dari Rasul yang lain. Maka setiap Rasul adalah Nabi, tetapi tidak sebaliknya.
Dalam ayat QS Al Ahzab ayat 40, dijelaskan bahwa Muhammad saw. adalah seorang Rasulullah dan penutup para Nabi. Penyebutan bahwa beliau adalah Rasul dan penutup para Nabi maknanya adalah jika sudah tidak ada lagi Nabi setelah beliau, maka juga tidak ada Rasul setelah beliau.
Ayat tersebut juga bermakna bahwa Allah Swt. memastikan Rasulullah Muhammad saw. adalah penutup para Nabi dan Rasul, dan menolak klaim Nabi sepeninggal beliau sampai hari kiamat. Artinya jika ada yang mengaku sebagai Nabi atau diklaim oleh orang lain sebagai Nabi, pastilah dia bukan Nabi.
Setiap kali seorang Nabi wafat, Allah mengutus Nabi yang lain hingga berakhir pada Nabi Muhammad saw. Setelah beliau wafat tidak ada lagi Nabi, namun akan ada banyak Khalifah yang mengurusi umat manusia.
"Dahulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia akan digantikan oleh nabi yang lain. Akan tetapi, sungguh tidak ada nabi lagi sesudahku. Sepeninggalku akan ada khalifah-khalifah dan jumlahnya banyak” (HR Muslim)
Merupakan hal yang wajib diimani bagi seorang muslim adalah meyakini bahwa tidak ada Nabi dan Rasul sepeninggal Rasulullah Muhammad saw. Tidak boleh seorang menyebut dan meyakini ada Nabi setelah Rasulullah Muhammad saw.
Wajib mengikuti Risalah yang Terakhir
Keberadaan Nabi dan Rasul adalah sebagai penyampai risalah, mengurus umatnya, memberikan contoh pelaksanaan syariat yang diturunkan Allah, orang yang harus ditaati, dijadikan teladan, dan memberikan peringatan serta kabar gembira kepada umatnya.
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۢ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّۚ فَاِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى ەۙ فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقٰى
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka” (QS Thaha: 123)
Tatkala Nabi Adam as. diturunkan ke bumi, Allah memberitahu akan datangnya petunjuk yaitu penjelasan tentang jalan agama. Bagi yang mengikuti petunjuk itu, tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat. Namun bagi yang mengingkarinya dengan berpaling atau memilih jalan hidup selain petunjuk dari Allah akan menemui kehidupan yang sempit dan azab di akhirat.
Allah memberikan petunjuk kepada manusia sesuai masanya melalui para Nabi dan Rasul yang diutus di masa itu. Maka sejatinya, syariat yang dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul di masanya adalah petunjuk hidup yang Allah berikan untuk wajib diikuti. Demikian berlalu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Muhammad saw. Maka bagi umat Nabi Muhammad saw. petunjuk yang Allah berikan adalah Islam.
Berakhirnya Risalah kenabian pada Rasulullah Muhammad saw. memiliki makna bahwa syariat beliau, yakni Islam, adalah yang terakhir sekaligus syariat yang sempurna. Allah Swt. sendiri yang telah membuat Islam itu sempurna.
اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS al-Maidah: 3)
Kesempurnaan Islam ada pada syariatnya yang mengatur semua urusan manusia dan tidak didapati pada agama lain, baik agama buatan manusia maupun agama samawi yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah Muhammad saw. Allah tidak berikan kesempurnaan itu pada agama Nabi Adam atau kepada Yahudi atau Nasrani yang kepada mereka juga diutus Nabi dan Rasul.
Syariat Islam mencakup keimanan, ibadah mahdhah, makanan, aturan berpakaian, persoalan akhlak, sistem pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pergaulan, pendidikan, penyebaran agama melalui dakwah dan jihad, serta sistem sanksi.
Tidak hanya sempurna, namun Islam juga merupakan satu-satunya agama yang diterima oleh Allah, meski sebelumnya Allah menurunkan syariat pada Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah Muhammad saw. Maka setelah Allah utus beliau dengan Islam, maka agama-agama yang Allah turunkan sebelum Islam menjadi tidak berlaku. Bagi pengikut Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah Muhammad saw. wajib untuk masuk Islam. Wajib mengikuti Nabi Muhammad saw. dan dihapusnya seluruh syariat dengan syariat yang dibawa Rasulullah Muhammad saw.
Nabi saw bersabda, “Demi Allah! Seandainya saudaraku, Musa as. masih hidup sekarang ini, maka tidak ada pilihan baginya kecuali harus menjadi pengikutku.” (HR al-Baihaqi)
Islam sebagai risalah terakhir wajib diikuti, karena Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Rasulullah Muhammad saw. untuk mengatur kehidupan manusia. Maka, agama yang tidak diturunkan oleh Allah, yakni agama yang dibuat oleh manusia adalah agama yang batil. Berikutnya, agama samawi sebelum Islam sudah dihapus dan wajib mengikuti syariat Islam. Yang lebih penting adalah menjadikan syariat Islam secara keseluruhan sebagai jalan hidup (ideologi), karena jalan hidup (ideologi) selain Islam, yakni Sosialisme dan Sekularisme adalah batil.
Kehidupan saat ini realitanya jauh dari pelaksanaan risalah Islam, disebabkan karena agama diabaikan dari kehidupan. Agama tidak dijadikan jalan hidup, meski meyakini ada Pencipta. Inilah kehidupan sekuler yang batil.
Mengikuti risalah Islam bukan hanya dalam persoalan keyakinan, namun menyerahkan secara total ketundukan kita kepada aturan Islam. Tunduk berarti taat pada semua perintah dan menjauhi larangan seperti dusta, judi, khamr, zina, dan riba. Taat pada perintah seperti menunaikan kewajiban shalat, puasa, dan menutup aurat. Juga menerapkan sanksi potong tangan kepada pencuri, cambuk kepada pezina yang belum menikah, dan hukuman mati kepada orang murtad yang pelaksanaannya membutuhkan penguasa dan pemerintahan yang menerapkan Islam dalam kehidupan.
Pengutusan Nabi dan Rasul telah usai dengan diutusnya Rasulullah Muhammad saw. Beliau diutus dengan membawa risalah Islam, petunjuk kehidupan yang wajib atas kita untuk tunduk dan hidup dengannya. Tidak ada jalan kebenaran dan kebahagiaan kecuali dengan Islam.
Wallahua’lam.
Via
Opini
Posting Komentar