Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda OPINI Perdagangan Bayi dalam Jerat Kapitalisme
OPINI

Perdagangan Bayi dalam Jerat Kapitalisme

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
29 Okt, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Fitri Yani
(Aktivis Dakwah)

TanahRibathMedia.Com—Sebuah jaringan gelap perdagangan bayi berhasil dibongkar oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan. Kasus ini terungkap berkat laporan masyarakat yang curiga dengan aktivitas mencurigakan di Rumah Sakit Bari. Tim khusus yang dibentuk segera bergerak cepat, melakukan serangkaian penyelidikan intensif yang akhirnya membuahkan hasil.
 
Pada tanggal 22 Oktober 2025, empat orang yang diduga kuat terlibat dalam sindikat ini berhasil diamankan sesaat setelah transaksi ilegal berlangsung. Keempat pelaku tersebut adalah Fernando Agustio (30 tahun), Rini Apriyani (30 tahun), Riska Dwi Yanti (37 tahun), dan Yudi Surya Pratama (24 tahun). Ironisnya, Fernando dan Rini adalah pasangan suami istri yang berperan sebagai penghubung utama antara penjual dan pembeli bayi.
 
Riska Dwi Yanti, seorang perantara yang lihai, memanfaatkan media sosial TikTok untuk menjaring calon ibu yang bersedia menyerahkan bayinya dengan iming-iming sejumlah uang. Ia juga bertanggung jawab dalam mengurus berbagai keperluan, mulai dari akomodasi, pengurusan BPJS, hingga proses persalinan di rumah sakit. Sementara itu, Yudi Surya Pratama, suami dari ibu bayi yang dijual, datang jauh-jauh dari Semarang ke Palembang untuk melahirkan. Ia menjalin komunikasi langsung dengan Riska dan menandatangani dokumen administrasi operasi caesar di rumah sakit.
 
Terungkap bahwa ibu bayi tersebut dijanjikan imbalan sebesar Rp8 juta. Setelah proses persalinan selesai, bayi malang itu sempat dipindahkan ke RS Az-Zahrah sebelum akhirnya tiba di RS Bari Palembang, tempat transaksi haram itu terjadi. Aparat kepolisian bergerak cepat saat uang dan bayi berpindah tangan, mengamankan seluruh pelaku yang terlibat (Tempo.co, 23-10-2025).

Sekuler Kapitalistik: Biang Kerok di Balik Maraknya Jual Beli Bayi

Di balik gemerlap kota dan hiruk pikuk kehidupan modern, tersembunyi sebuah realitas pahit yang terus menghantui negeri ini: fenomena jual beli bayi. Kasus demi kasus yang terungkap bagaikan puncak gunung es, mencerminkan masalah sistemis yang jauh lebih dalam dan kompleks. Ini bukan sekadar tindakan kriminalitas biasa, melainkan sebuah tragedi kemanusiaan yang melibatkan berbagai faktor yang saling terkait dan memperburuk keadaan.
 
Kemiskinan menjadi akar masalah yang paling mencolok. Di tengah sulitnya mencari nafkah, himpitan ekonomi memaksa sebagian masyarakat untuk mengambil jalan pintas yang kelam. Negara seolah absen dalam memberikan jaminan kesejahteraan, meninggalkan rakyatnya berjuang sendiri di tengah kerasnya kehidupan. Akibatnya, tindakan kriminalitas menjadi pilihan terakhir demi sesuap nasi.
 
Namun, kemiskinan bukanlah satu-satunya penyebab. Maraknya seks bebas yang berujung pada kehamilan tidak diinginkan juga menjadi faktor pendorong yang signifikan. Anak-anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perlindungan, justru menjadi korban dari hubungan yang tidak bertanggung jawab. Ironisnya, kebebasan yang kebablasan ini justru dilegalkan, selama tidak ada unsur pemaksaan atau kekerasan.
 
Hilangnya nilai-nilai agama dan moralitas juga turut memperburuk situasi. Masyarakat semakin jauh dari ajaran agama, menjadikan materi sebagai tolok ukur utama dalam setiap tindakan. Halal dan haram diabaikan, sehingga tindakan kriminal dianggap wajar demi mendapatkan keuntungan. Pendidikan pun tak mampu membendung arus kemunduran ini, karena ketidakpahaman agama telah merasuki semua kalangan.
 
Selain itu, sistem hukum yang lemah dan korup juga menjadi faktor yang tak bisa diabaikan. Para pelaku kejahatan seringkali lolos dari jeratan hukum atau mendapatkan hukuman yang ringan, sehingga tidak memberikan efek jera. Hukum seolah bisa dibeli, dan para penegak hukum pun tak lagi amanah.
 
Semua faktor ini bermuara pada satu titik: sistem kehidupan sekuler kapitalistik yang diterapkan saat ini. Sistem ini menjadikan materi sebagai tujuan utama, mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas. Akibatnya, hati nurani menjadi tumpul, dan tindakan kriminal dianggap sebagai hal yang biasa.
 
Oleh karena itu, untuk mengatasi fenomena jual beli bayi ini, diperlukan solusi yang komprehensif dan mendasar. Bukan hanya sekadar penegakan hukum yang tegas, tetapi juga perubahan sistem yang menyeluruh. Sistem yang mampu menjamin kesejahteraan rakyat, menanamkan nilai-nilai agama dan moralitas, serta menegakkan hukum secara adil dan transparan. Hanya dengan begitu, kita bisa menghentikan tragedi ini dan menciptakan masyarakat yang lebih beradab dan bermartabat.

Islam, Harapan di Tengah Kegelapan

Fenomena jual beli bayi menjadi salah satu tragedi kemanusiaan yang paling memilukan. Akar masalahnya bukan hanya sekadar kemiskinan tetapi juga sistem kehidupan sekuler kapitalistik yang telah merasuki setiap aspek kehidupan. Sistem ini menjadikan materi sebagai tujuan utama, mengabaikan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, sehingga hati nurani menjadi tumpul dan tindakan kriminal dianggap sebagai hal yang biasa.
 
Namun, ada harapan di tengah kegelapan ini. Sebuah sistem alternatif yang menawarkan solusi komprehensif dan mendasar: sistem Islam. Sistem ini bukan hanya sekadar kumpulan aturan agama, tetapi juga sebuah tatanan kehidupan yang menyeluruh, yang mampu menjamin kesejahteraan, keadilan, dan kemuliaan bagi seluruh umat manusia.
 
Dalam sistem Islam, setiap individu dipandang sebagai hamba Allah yang memiliki tanggung jawab moral dan spiritual. Pendidikan Islam akan menanamkan nilai-nilai agama dan moralitas sejak dini, sehingga setiap individu memiliki kesadaran untuk menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kejahatan. Sistem pergaulan Islam juga akan menjaga kehormatan dan kesucian setiap individu, dengan melarang pergaulan bebas dan mewajibkan setiap Muslim untuk menjaga pandangan dan menutup aurat.
 
Selain itu, sistem ekonomi Islam akan menjamin kesejahteraan setiap individu. Negara akan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Sistem ekonomi Islam juga akan melarang riba dan praktik-praktik ekonomi yang merugikan masyarakat, sehingga tercipta keadilan dan keseimbangan dalam distribusi kekayaan.
 
Sistem hukum Islam juga akan memberikan sanksi yang tegas dan adil bagi setiap pelaku kejahatan. Hukuman dalam Islam bukan hanya sekadar balas dendam, tetapi juga sebagai bentuk pencegahan agar kejahatan tidak terulang kembali. Sistem hukum Islam juga akan menjamin hak-hak setiap individu, termasuk hak untuk mendapatkan pembelaan dan peradilan yang adil.
 
Dengan penerapan sistem Islam secara menyeluruh, berbagai problem kriminalitas, termasuk penjualan bayi, akan nyaris mustahil ditemukan. Masyarakat akan hidup dalam suasana yang aman, damai, dan sejahtera, di mana setiap individu saling menghormati, menyayangi, dan membantu. Sistem Islam akan menciptakan masyarakat yang beradab dan bermartabat, di mana nilai-nilai kemanusiaan dijunjung tinggi dan keadilan ditegakkan.
 
Oleh karena itu, sudah saatnya kita beralih dari sistem sekuler kapitalistik yang telah gagal membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat manusia, menuju sistem Islam yang menawarkan solusi yang komprehensif dan mendasar. Sistem Islam adalah harapan bagi masa depan yang lebih baik.

Wallahu’alam.
Via OPINI
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Generasi Digital dan Krisis Berpikir Kritis di Tengah Arus Algoritma

Tanah Ribath Media- Desember 22, 2025 0
Generasi Digital dan Krisis Berpikir Kritis di Tengah Arus Algoritma
Oleh: Ilma Nafiah (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Berbagai data menunjukkan adanya penurunan kemampuan berpikir kritis dan fungs…

Most Popular

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Desember 20, 2025
Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Desember 19, 2025
Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Desember 20, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Terhubung tapi Terasing: Mengungkap Kesepian akibat Media Sosial di Era Kapitalisme Liberalisme

Terhubung tapi Terasing: Mengungkap Kesepian akibat Media Sosial di Era Kapitalisme Liberalisme

Oktober 02, 2025

Popular Post

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Generasi Muda Takut Nikah, Luka Ekonomi Kapitalisme

Desember 20, 2025
Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Desember 19, 2025
Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Era Digital: Medan Ujian dan Perjuangan Generasi Z

Desember 20, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us