Opini
MBG Kembali Sebabkan Keracunan, Program Populis Membahayakan Rakyat?
Oleh: Yuyun Maslukhah S.Sn
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Geratis (MBG) kembali terjadi di berbagai wilayah, antara lain: Kabupaten Lebong, Bengkulu sebanyak 456 anak mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi MBG, di Lampung Timur sedikitnya 20 anak dilaporkan terdampak, adapun di SMP 3 Berbah, Sleman 135 siswa dilaporkan mengalami gejala yang sama.
Sebelumnya juga terjadi di Sragen, ratusan siswa dengan dampak yang serupa. Hasil uji laboratorium di Sragen ditemukan bahwa sanitasi lingkungan tersebut menjadi permasalahan utama. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) di Lembong, Dandan Hidayanah menyampaikan keprihatinannya atas kasus keracunan tersebut, dan menginstruksikan agar opersional satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) diberhentikan sementara (Kompas.com, 30-8-2025).
Ketidakseriusan dan Kelalaian Negara
MBG dilaksanakan karena merupakan janji kampanye Presiden terpilih yang bertujuan untuk mengatasi masalah malnutrisi dan stunting pada anak-anak dan ibu hamil, serta meningkatkan kualitas SDM dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, dalam praktiknya, berbagai kasus keracunan justru terjadi di sejumlah daerah. Hal ini memunculkan tanda tanya besar terkait kualitas sistem pengelolaan dan sistem pengawasan dalam pelaksanaan program tersebut.
Terulangnya kasus keracunan menunjukkan adanya ketidakseriusan sekaligus kelalaian negara dalam memastikan keamanan, terutama dalam menyiapkan Standar Operasional produk (SOP) serta kurangnya pengawasan terhadap Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) kesehatan. Akibatnya, nyawa siswa justru terancam.
Program MBG sejatinya bukanlah solusi untuk menyelesaikan persoalan gizi pada anak sekolah maupun ibu hamil, apalagi dalam upaya mencegah stunting. Meski begitu, program ini tidaklah salah, tetapi program ini harus dievaluasi dan diperbaiki. Jangan sampai program yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kesehatan anak negeri justru merusak kesehatannya akibat dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk mendapatkan keuntungan materi.
Sebab, paradigma kehidupan Kapitalis saat ini adalah demi manfaat atau keuntungan materi.
Islam Memenuhi Kebutuhan Pokok Masyarakat
Islam menetapkan negara wajib sebagai ra’in, yaitu mengurus dan melayani segala kebutuhan masyarakat dengan amanah.
Rasulullah bersabda yang artinya:
“Seorang imam (kepala negara) adalah ra’in (pengurus/pelayan rakyat), dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan rakyat, di antaranya dengan memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya sebagai tanggung jawab negara dengan berbagai mekanisme sesuai syariat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Terwujudnya generasi berkualitas tentu merupakan syarat utama dalam membangun peradaban manusia yang unggul. Tanpa generasi yang sehat, berilmu, dan berakhlak mulia, peradaban akan rapuh dan mudah runtuh. Bukan hanya mencegah generasi supaya terhindar dari gizi buruk, stunting, dan gangguan kesehatan lainnya, melainkan negara juga akan membangun SDM yang kuat, cerdas, dan berkualitas (kepribadian dan pola pikirnya), dengan menjamin kebutuhan dasar setiap individu rakyat (sandang, pangan, papan, kesehatan, dan keamanan). Kebutuhan tersebut akan diberikan dengan mudah, baik yang kaya maupun yang miskin, baik muslim maupun non-muslim.
Dengan jaminan kesejahteraan individu per individu rakyat oleh khilafah (pemimpin), disertai edukasi menyeluruh tentang gizi, maka kasus stunting akan dapat dicegah demikian juga masalah kesehatan lainnya. Khilafah mampu menjamin kesejahteraan semua rakyatnya karena memiliki sumber pemasukan yang besar, yaitu dari pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang dikelola langsung oleh negara sesuai ketentuan syariat dalam bingkai sistem ekonomi Islam yang adil dan mensejahterakan.
Para pengelola atau petugas negara juga hasil dari pendidikan Islam yang berkepribadian Islam, sehingga menjadi petugas yang amanah dan beraktivitas demi mendapatkan rido Allah, bukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Semoga Allah segera menghadirkan kembali kepemimpinan Islam yang akan membawa rahmat bagi seluruh alam. Sebuah kepemimpinan umum atas kaum muslimin yang menegakkan keadilan dan menjamin kesejahteraan umat manusia. Aamiin ya yabbal alamin.
Wallahu a’lam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar