Opini
Gencarkan Perlawanan, Lanjutkan Perjuangan!
Oleh: Naila Ahmad Farah Adiba
(Tim Redaksi Bumi Gurindam Bersyariah)
TanahRibathMedia.Com—Jika kini berita tentang Palestina jarang muncul di beranda sosial media, itu bukan karena berhentinya genosida. Tapi karena gugurnya para jurnalis dan wartawan sebagai syuhada’.
Sudah hampir dua tahun lamanya terjadi genosida. Dan selama itu pula telah lebih dari 238 jurnalis yang tewas akibat serangan penjajah di G4za. Mereka bukan sekadar jurnalis–tetapi juga pejuang yang senantiasa bersuara.
Bersuara dengan apapun yang mereka bisa. Dengan lensa kamera seadanya, ponsel yang tidak mahal–namun bisa digunakan oleh mereka, dan juga mic yang biasa saja. Namun keteguhan jiwa mereka menimbulkan rasa haru dalam jiwa kita.
Sudahkah kita berkaca pada mereka yang kehidupannya direnggut oleh penjajahan, yang masa depannya dicerabut oleh kezaliman? Atau, kita lupa jati diri kita sebagai saudara seiman?
Seorang saudara yang seharusnya membela bagaimanapun keadaannya. Seorang saudara yang tetap lantang menyuarakan kebenaran dimanapun ia berada.
Serta seorang saudara yang tidak diam terhadap genosida di sana. Sudah 2 tahun adanya genosida. Namun masih saja ada yang bertanya, mengapa kita harus membela mereka?
Hey! Jawabannya sudah pasti–bahwasanya tetap bersuara adalah salah satu bentuk perlawanan. Karena diam di tengah keadaan yang mencekam adalah bentuk pengkhianatan paling kejam.
Anas Al Sharif–salah seorang jurnalis Gaza yang telah menjadi syuhada’ menyampaikan wasiat terakhirnya. Bahwasanya, ia menitipkan P4l3stina–permata mahkota dunia Islam, detak jantung dari setiap orang yang merdeka di dunia ini.
Ia juga menitipkan pada kita anak-anak Palestina yang tak sempat tumbuh dewasa sebagaimana mestinya. Begitu juga rakyatnya yang tak sempat merajut impian masa depannya.
Jangan pernah terbesit untuk melupakan perjuangan di Palestina–sebab ia adalah barometer keimanan umat muslim di seluruh penjuru dunia. Jangan biarkan belenggu membungkam kalian.
Jangan biarkan perbatasan menghalangi perjuangan. Jadilah jembatan yang akan menorehkan kemerdekaan hingga matahari kehormatan dan kebebasan terbit kembali di atas tanah ini.
Teruslah berjuang hingga titik darah penghabisan. Apapun latar belakang kita. Tak peduli laki-laki maupun perempuan. Karena di sana, jurnalis bukan hanya dari kalangan pria–tapi juga dari kalangan wanita.
Mariam Abu Dagga menjadi salah satu contohnya. Seorang ibu sekaligus pejuang di tanah G4za. Mariam menjadi bukti bahwa perempuan bukanlah beban–ia adalah salah satu elemen penting dalam perjuangan.
Seorang pejuang juga tak mengenal usia. Sebab, untuk ikut serta dalam perjuangan tak perlu menunggu tua. Seorang remaja seperti Mushab Al Sharif yang syahid menjadi bukti bahwa ia telah mendedikasikan dirinya untuk perjuangan membebaskan Al-Aqsha ini.
Jurnalis-jurnalis lainnya yang juga telah menjadi syuhada’ seharusnya menyadarkan kita. Bahwasanya tak ada perjuangan yang sia-sia. Tak ada pengorbanan yang tak berharga.
Meski jalan ini begitu terjal terasa, percayalah akan ada gambar gembira yang menanti di ujung sana. Akan ada balasan terbaik dari Allah Sang Pencipta. Berupa surga yang keindahannya tak dapat kita terka.
Kini, berjuanglah dengan peran yang kita bisa. Bersuara dengan apapun yang kita punya. Karena perjuangan ini adalah tugas kita bersama.
Sudahi rasa egois dalam diri kita. Mari kita satukan pemikiran dan perasaan, gencarkan perlawanan, serta lanjutkan perjuangan. Karena kita–para pemuda adalah agen kebangkitan peradaban.
Wallahu a’lam bish shawab.
Artikel ini telah ditayangkan:
https://j5newsroom.com/2025/09/07/gencarkan-perlawanan-lanjutkan-perjuangan/
Via
Opini
Posting Komentar