Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda IBRAH Merdeka Rasa, Bukan Merdeka Raga
IBRAH

Merdeka Rasa, Bukan Merdeka Raga

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
13 Agu, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Bulan Agustus adalah bulan yang didaulat sebagai bulan kemerdekaan Negara Indonesia karena di bulan ini Negara Indonesia terlepas dari penjajah.

Namun, yakinkah kita sudah merdeka?

Kebanyakan dari kita mengartikan kemerdekaan itu adalah kebebasan berpendapat, terbebas dari belenggu penjajah, raga tidak terpenjara, kaki melangkah bebas ke manapun tanpa ada larangan, dan hidup seenaknya tanpa aturan. 

Padahal, walaupun raga dipenjara oleh berbagai aturan, jika jiwa merasa tenang, dan hati selalu bersyukur maka itulah yang dinamakan merdeka.

Seperti kisah Zaid bin Haritsah, anak angkat Rasulullah saw. Zaid sebelum menjadi anak angkat Rasululullah saw. adalah budak laki-laki dari ibunda Khadijah. Ia sangat bahagia bisa melayani majikannya, seorang ibu yang lembut itu. Apalagi setelah menikah dengan Rasululullah saw. Ia merasa sangat beruntung, karena bisa menjadi saksi bagaimana Islam dibangun, dan ia pun menjadi golongan awal yang menjadi muslim.

Zaid memang statusnya budak, tetapi kegembiraan hatinya melebihi orang yang merdeka. Berikutnya, kisah tentang Bani Israil, yang dipenjara oleh kebiadaban Firaun. Mereka dicincang tanpa belas kasihan. Lalu Allah mengutus Nabi Musa as., dan menjadikan tongkatnya sebagai mukjizat. Kemudian Allah perintahkan Nabi Musa untuk membelah samudera dengan tongkat mukjizatnya itu, lalu Nabi Musa bersama Bani Israil pun menyeberangi samudera kering itu.  

Namun, ujian tidak berhenti sampai di situ. Di tengah gurun mereka kelaparan, lalu Allah beri mereka makanan dari langit yaitu manna dan salwa, tidak perlu dimasak, tinggal makan, tetapi mereka tidak bersyukur.

Mereka merasa bosan dengan makanan itu dan mereka meminta apa yang bisa ditumbuhkan di muka bumi, yaitu sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang, dan bawang merah (QS Al-Baqarah, ayat 61).

Sudah diberi makanan surga malah meminta makanan murah. Begitulah Bani Israil dengan sifat rakusnya. Tidak pernah merasa puas apa lagi bersukur dengan apa yang sudah dimilikinya. Walaupun raga mereka merdeka dari kekejaman Firaun, tetapi jiwa mereka terpenjara oleh sifat tamak dan arogannya sampai sekarang.

Lalu bagaimana dengan kita sekarang. Apakah yakin sudah merdeka? Sementara hati masih dipenjara dengan nafsu syahwat dunia. Kita masih mempunyai rasa kecewa ketika tulisan tidak ada yang membaca. Masih dipenjara dengan pertanyaan "kenapa?" ketika keinginan tidak sesuai apa yang diharapkan, masih ada sedikit kecewa ketika dakwah hanya didengar, dan tidak dilaksanakan oleh ummat. Padahal kita hanya ditugaskan Allah untuk menyampaikan saja, bukan ditugaskan agar menjadikan ummat menjadi shaleh dan shalehah.

Itu sebabnya, kenapa lagu "Indonesia Raya" berseru "bangunlah jiwanya" tidak dimulai dengan "bangunlah raganya", karena buat apa raga perkasa, sedangkan jiwa tak berdaya.

Jadi hakikat merdeka yang sebenarnya adalah, ketika jiwa merasa tenang, damai serta hati bahagia. Menerima segala aturan Allah dengan suka cita, tidak berharap pujian, tidak berharap menjadi yang terbaik dari orang lain, dan merasa cukup dengan semua pemberian Allah, serta bersyukur.

Karena merdeka yang sebenarnya adalah merdeka jiwa dan merdeka rasa, bukan merdeka raga.

Wallahu 'alam bissawwab.
Via IBRAH
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Upah Tinggi Jadi Kambing Hitam, Akar Masalah Industri Justru Terabaikan

Tanah Ribath Media- Desember 04, 2025 0
Upah Tinggi Jadi Kambing Hitam, Akar Masalah Industri Justru Terabaikan
Oleh: Eka Sulistya (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Cikarang dan Karawang Selama Ini Menjadi Magnet Industri. Kedua wilayah ini d…

Most Popular

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

November 26, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

Ramai Remaja Bundir, Tersebab Sistem yang Pandir

November 26, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us