Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah
Opini

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
03 Jul, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Gesti Hamdani Haeriah
(Sahabat Tanah Ribath Media)
 
TanahRibathMedia.Com—“Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.”
Sepenggal lirik lagu yang menggambarkan betapa kayanya negeri Indonesia. Namun sayang, kekayaan itu justru nampak seperti ironi ketika kita menengok realitas pengelolaan pangan hari ini.

Menurut data terbaru, lebih dari 130 kabupaten/kota mengalami lonjakan harga beras pada pekan kedua Juni 2025, bahkan, harga telah melampaui HET (Harga Eceran Tertinggi). Hal tersebut menyebabkan beban hidup rakyat kecil makin berat (Bisnis.com, 17 Juni 2025).

Yang membuat miris, kenaikan ini bukan karena kelangkaan. Sebaliknya, stok beras justru diklaim melimpah. Namun, kebijakan yang mewajibkan Perum Bulog menyerap gabah dalam jumlah besar malah menimbulkan penumpukan stok di gudang. Akibatnya, distribusi ke pasar terganggu dan harga terus merangkak naik. Ironi ini terjadi nyaris setiap tahun, tanpa solusi mendasar.

Kondisi ini memperlihatkan wajah asli tata kelola pangan dalam sistem kapitalisme: tidak berpihak pada rakyat, apalagi petani kecil. Sebaliknya, seluruh kebijakan tunduk pada mekanisme pasar dan kepentingan elite ekonomi. Dalam sistem kapitalisme, pangan dianggap bukan sebagai hak dasar bagi rakyat, melainkan sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan demi keuntungan semata.

Negara dalam sistem ini hanya menjadi “pengatur lalu lintas” regulasi, bukan pelindung yang menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat. Maka saat harga melonjak, yang disalahkan adalah pasar, cuaca, atau logistik, bukan sistem pengelolaannya. Solusi yang ditawarkan pun hanya tambal sulam: operasi pasar, impor sesaat, atau revisi kebijakan. Namun akar persoalan tetap dibiarkan.

Lalu siapa yang seharusnya menjamin pangan rakyat? Dalam sistem Islam, jawabannya jelas: negara. Islam telah mewajibkan negara untuk menjamin kebutuhan pokok rakyatnya, terutama pangan. Dalam sistem Khilafah, negaralah yang bertindak sebagai pelayan dan pelindung umat. Negara pula yang akan mengelola produksi, distribusi, serta cadangan pangan secara langsung, bukan begitu saja diserahkan pada mekanisme pasar bebas.

Negara juga memberikan dukungan penuh kepada petani: dari subsidi bibit, pupuk, hingga sarana produksi lain secara cuma-cuma. Ini dilakukan agar produksi pangan berkualitas tetap terjamin, sementara petani tidak terbebani biaya tinggi. Penimbunan dilarang keras, dan distribusi dijamin merata agar harga tetap stabil.

Yang menarik, Islam tidak mematok harga secara paksa. Harga diserahkan kepada mekanisme pasar alami selama tidak ada penipuan atau monopoli. Negara menjaga kebersihan pasar dari distorsi, bukan menetapkan harga seenaknya. Pendekatan ini terbukti lebih stabil dan adil.

Inilah perbedaan fundamental antara sistem Islam dan kapitalisme. Jika kapitalisme menyerahkan nasib rakyat pada pasar dan pemilik modal, maka Islam menjadikan negara sebagai penanggung jawab langsung atas kesejahteraan umat.

Karena itu, solusi terhadap krisis pangan ini bukanlah pada perbaikan teknis atau kebijakan jangka pendek. Solusinya terletak pada perubahan sistemik. Kita butuh sistem yang menempatkan kebutuhan rakyat di atas keuntungan ekonomi yaitu sistem Islam.

Sudah saatnya kita berhenti hanya mengeluh soal harga beras, seperti orang yang terus menguras air dari kapal bocor tanpa pernah menambal kebocorannya. Mari kita renungkan: akar dari semua ini adalah sistem hidup yang salah. Jika kita menginginkan perubahan nyata dan berpihak pada rakyat, maka kita perlu memperjuangkan hadirnya sistem yang benar yakni sistem Islam.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

‘Patungan’ untuk Kas Daerah dari Warga: Sindiran Telak bagi Penguasa

Tanah Ribath Media- Oktober 22, 2025 0
‘Patungan’ untuk Kas Daerah dari Warga: Sindiran Telak bagi Penguasa
Oleh: Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi) TanahRibathMedia.Com— Warga dan aktivis melakukan aksi transfer uang ke rekening kas mili…

Most Popular

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Oktober 20, 2025
Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Oktober 18, 2025
Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Oktober 18, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Masa Depan Hilang: Kapitalisme Perusak Generasi Muda

Oktober 20, 2025
Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Tragedi Ambruknya Pesantren, Bukti Lemahnya Tanggung jawab Negara terhadap Pendidikan

Oktober 18, 2025
Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Untuk Anakku, Penjaga Kalam Allah

Oktober 18, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us