Opini
Bom Nuklir untuk Gaza, Urgensi Tegaknya Junnah Umat Islam
Oleh: Suci Halimatussa’diah
(Ibu Pemerhati Umat)
TanahRibathMedia.Com—Benar-benar di luar nalar, mungkin itulah reaksi yang tepat ketika mendengar seruan Randy Fine, anggota Kongres AS, yang menyerukan penggunaan bom nuklir di Gaza. Seruan tersebut menjadi bukti nyata bahwa rasa kemanusiaan telah mati.
Pernyataan tersebut langsung mendapat sorotan tajam dan mengundang gelombang kecaman dari banyak kalangan. Salah satunya seperti dikutip dari antaranews.com (24-05-2025) bahwa kelompok perjuangan Palestina Hamas mengecam keras pernyataan tersebut dan menyebutnya sebagai “hasutan” untuk melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Hamas menegaskan bahwa seruan ekstrem semacam ini merupakan bentuk kejahatan besar dan menunjukkan bagaimana cara berpikir politisi Amerika telah dikuasai oleh mentalitas fasis dan rasis.
Matinya Nurani dalam Kapitalisme
Pernyataan Randy Fine, anggota Kongres Amerika Serikat, yang menyerukan pengeboman nuklir terhadap Gaza, bukan hanya mencederai rasa keadilan, tetapi juga bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan ajaran agama mana pun. Ucapan seperti itu sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang pejabat publik, seolah ia memberikan pembenaran atas genosida yang masih terus berlangsung di Gaza.
Pernyataan ini pun menjadi bukti nyata bahwa umat Islam telah mendapatkan penghinaan yang sangat menyakitkan. Ironisnya, alih-alih mengecam, justru banyak pemimpin negara-negara Muslim memilih bungkam dan tak tampak tergugah untuk membela agama yang mereka anut. Sekat nasionalisme telah mendarah daging sehingga membuat pengkhianatan mereka semakin kuat di dunia, demi sebuah eksistensi.
Apa yang terjadi di Gaza hari ini: kerusakan dan kekejaman, seolah membuka mata dunia dan menunjukkan bahwa buruknya sistem hidup yang diterapkan hari ini. Nyatanya tidak mampu menjaga nyawa dan memuliakan manusia sebagai makhluk terbaik ciptaan Sang Khalik.
Sistem yang rusak ini telah melahirkan individu bejat moral. Melakukan tindakan-tindakan di luar nalar dan keji bahkan menghilangkan nyawa pun menjadi hal biasa tanpa belas kasih. Zionis ini tak hanya membunuh para pejuang, tapi juga menghabisi nyawa bayi-bayi mungil, para orang tua, para petugas medis, juga jurnalis. Jelas tampak bahwa mereka tidak layak untuk menjadi seorang pemimpin.
QS. Al-Maidah ayat 32 menegaskan bahwa siapa pun yang membunuh satu jiwa tanpa alasan yang sah sama dengan membunuh seluruh manusia. Sebaliknya, siapa yang menjaga kehidupan satu orang, berarti telah menyelamatkan seluruh kehidupan. Seandainya mereka merenungi firman Allah tersebut, tentu mereka akan berusaha sekuat mungkin untuk melindungi setiap nyawa manusia yang begitu berharga dan mulia.
Berjuang untuk Tegaknya Islam
Umat Islam perlu bersatu dan konsisten dalam perjuangan menegakkan syariat Islam secara menyeluruh di seluruh penjuru bumi. Perjuangan itu harus dibalas dengan ikhtiar yang maksimal dan sepenuh hati. Inilah yang sedang kita perjuangkan di tengah-tengah umat, berjuang untuk membentuk dan menyebarkan opini Islam yang benar sesuai syariat, sehingga kelak umat tersadarkan betapa pentingnya memperjuangkan Islam kafah dan kembali kepada sistem Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah.
Pada akhirnya nanti mencampakkan sistem batil ini (kapitalisme) yang menjadi sumber kerusakan. Hari ini umat membutuhkan adanya sebuah kepemimpinan jemaah dakwah, sebuah kelompok dakwah yang perjuangannya hanya berpegang teguh pada metode dakwah Rasulullah saw. Tentunya umat harus menyambut seruan jemaah kelompok dakwah ini untuk berjuang mewujudkan kembali kemuliaan Islam.
Namun tentunya tugas mulia ini tidak mudah dan tidak bisa dilakukan seorang diri (perorangan). Perlu bersama-sama dalam jemaah di mana orang-orang di dalamnya sadar betul dan terus berjuang dengan sungguh-sungguh untuk memperjuangkan tegaknya sistem Islam.
Semua itu hanya bisa tercapai jika umat kembali mempelajari dan memahami Islam secara menyeluruh. Maka, bukan hal yang mustahil jika sistem tersebut akan tegak kembali apalagi dengan adanya bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah saw. Sehingga kita masih memiliki harapan di tengah gelapnya dunia hari ini. Yakin hanya ada satu cahaya yaitu nur Islam yang akan menerangi seluruh dunia dengan rahmatan lil a’lamin. Rasa rindu yang kian membuncah haruslah dimulai dari membebaskan Palestina dan mengembalikan Islam kembali di muka bumi.
Wallahualam bissawab.
Via
Opini
Posting Komentar